Sekolah adalah taman bermain, belajar, dan bersosialisasi dengan seluruh warganya. Hiruk pikuk kegiatan di sebuah sekolah menjadi realisasi dari program yang dilaksanakan. Dalam kondisi apapun sekolah menjadi area yang dinanti anak-anak didik untuk berkecimpung di sana.
Hal ini mengindikasikan bahwa anak-anak sangat senang untuk bersekolah. Sekolah sebagai lingkungan yang membentuk pribadi dan jati dirinya, setelah ditempa di lingkup keluarga atau rumahnya. Rumah merupakan sekolah atau madrasah pertama yang meletakkan dasar-dasar atau pondasi kehidupan.
Bahkan sebuah pepatah mengatakan bahwa Ibu adalah guru sekaligus madrasah yang pertama kalinya. Itulah, salah satu kemuliaan Ibu atau wanita. Wanita termulia adalah yang pandai menjadi madrasah pertama bagi putra-putrinya. Meskipun tak selamanya anak dalam buaian dan asuhan Ibu. Ibu harus berani mengambil keputusan untuk mengantar anak ke lembaga pendidikan. Pendidikan formal terbaik yang tentunya akan membimbing kepada masa depan anak.
Pilihan sekolah sejak masa Taman Kanak-Kanak, masa Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama maupun Menengah Atas menjadi fondasi menggapai masa dewasanya. Pendidikan yang holistik integratif serta berkelanjutan sejak dini tentunya perlu menjadi perhatian penting.
Suatu sudut sekolahku ini semoga menjadi inspirasi bagi yang memerlukan referensi pendidikan terbaik. Apakah makna sudut sekolah ini? Sudut sekolahku ini bukan semata-mata menunjukkan sebuah lokasi atau tempat yang berada di pojok. Walaupun juga tak menafikkan makna sebenarnya.
Namun ku mulai kisah dengan mendesain sekolah dengan performa ala miniatur sebuah negara. Ya, miniatur negara Indonesia tercinta. Semua ruang dalam lingkungan sekolah dengan label nama-nama kota di seluruh Indonesia dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas sampai Pulau Ndana, lebih luar dari Pulau Rote.
Sebuah ruang dengan nama kota tertentu akan divisualisasikan melalui display ruangan. Sejak dari pintu masuk telah terpampang nama kota, gambar pakaian adat, gambar kota serta kekayaan dan kekhasan kota yang dimaksud.
Tak cukup sampai di situ, majalah dinding di tembok ruangan juga tersaji aneka seni budaya, makanan khas, senjata khusus daerah, tata pemerintahan, dan segala pernak-pernik tentang keunikan wilayah kota tersebut.
Selain itu, berita atau informasi kegiatan sekolah yang ter-update, apakah tentang Hari Ulang Tahun Kemerdekaan, Peringatan Hari Besar Nasional, Peringatan Hari Besar Keagamaan, Hari Ulang Tahun Sekolah, serta karya-karya anak didik lainnya. Intinya semua terdisplay secara konkrit melalui media gambar dua dimensi bahkan tiga dimensi. Khusus karya tiga dimensi juga sengaja telah disiapkan di dalam tiap ruangan.
Hal itu menjadi agenda rutin dengan melibatkan seluruh warga sekolah termasuk orang tua anak didik. Orang tua turut berpartisipasi menciptakan ruang kelas menyenangkan bagi anak-anaknya. Boleh jadi, tidak banyak sekolah yang menerapkan ini. Pelibatan orang tua dapat menjadi wahana edukasi agar sinergi sekolah dan rumah benar-benar terwujud.
Sudut literasi juga menjadi bagian tak terelakkan. Supporting orang tua dan anak didik dalam mendonasikan bahan bacaan menjadi cermin yang nyata bahwa sekolah perlu dukungan semua pihak.
Semua sudut sekolah menjadi perhatian yang layak ditumbuhkembangkan menjadi wahana yang bermakna. Begitulah adanya suatu sudut sekolahku menjadi cerita yang tak akan pernah pupus. Setiap saat penuh dinamika. Andaikan bisa berbicara maka akan banyak yang terungkap di sana. Paling tidak suatu sudut sekolahku menjadi saksi bisu bahwa bergantinya hari, minggu, bulan, tahun, bahkan dekade sepuluh tahunan telah banyak yang tertoreh di sana.
Berganti waktu, berganti pimpinan sekolah, berganti anak didik, berganti guru atau pendidik dan tenaga kependidikan juga berganti orang tua anak didik, meskipun ada yang setia juga sehingga enam putra-putrinya bergantian bersekolah di sana. Sudut sekolahku ini selalu menjadi torehan sejarah perkembangan yang ada. Anak-anak didik menuju zamannya kelak tetap akan mengenang masa belianya. Semoga menjadi kenangan indah dan pengingat untuk tetap sholih-sholihah di manapun berada.
Kreator : Dwi Astuti
Comment Closed: Di Suatu Sudut Sekolahku
Sorry, comment are closed for this post.