Part 20 : Stasiun Tugu Yogyakarta
Stasiun kereta Api Tugu terletak di sisi sebelah barat jalan poros Keraton – Tugu Pal Putih atau berada di sebelah barat Stasiun Lempuyangan.
Rama dan Rani sampai di Stasiun Lempuyangan hampir terlambat, karena Rani salah melihat jadwal keberangkatan. Untung Rama dengan jeli melihat jadwal yang tertera dan langsung mengajak Rani berangkat menuju Stasiun.
Rani bersyukur melihat ketelitian Rama kepada dirinya dan kesabaran Rama pada Rani yang kadang suka ceroboh. Rama hampir tidak percaya dengan kecerobohan Rani yang mungkin akan berdampak buruk bagi dirinya.
Rama masuk gerbong terlebih dahulu untuk mengecek tempat duduk yang sesuai dengan number yang tertera di tiket yang dipegangnya.
Sementara Rani masih berjalan jauh dari Rama dan berjalan dengan pelan karena kondisinya yang kurang baik apabila Rani berjalan dengan cepat.
Rama sudah menyimpan barang bawaannya dengan aman, tinggal menunggu Rani yang masih terlihat berjalan pelan menuju ketempat dimana Rama menunggunya.
Setelah Rani terlihat menuju kearah dirinya Rama segera membantu Rani, Rama langsung membimbingnya untuk duduk dekat jendela. Rani merasa terharu karena Rama begitu perhatian dengan Rani.
Rama tersenyum melihat Rani yang sempat tersipu malu karena perilaku dirinya yang sengaja menjadi pelindung dan memanjakan Rani.
Tidak berselang lama kereta api sudah mulai berjalan dengan perlahan, Rani masih sangat merindukan tempat dimana Rani dan Rama selalu bersama saat di kota Yogyakarta.
Tidak terasa air mata Rani menetes dan itu terlihat oleh Rama. Dengan canggung Rama langsung memeluk Rani dan meminta izin terlebih dahulu.
Rani langsung menangis mengingat apa yang terjadi dengan dirinya dan keluarganya. Sungguh membutuhkan kekuatan dan kesabaran extra yang lumayan menguras tenaga dan pikirannya.
Rama mencoba menenangkannya dan memberinya semangat yang tulus. Sehingga Rani dapat bangkit dan Kembali semangat untuk menjalani hari-harinya sampai bertemu dengan Rama dan kini sampai menjadi kekasihnya.
Rama menyuruh Rani untuk tidur terlebih dahulu supaya Rani dapat istirahat dan menenangkan dulu perasaannya. Sementara Rama membuka laptopnya untuk mengerjakan tugas yang tertunda karena kepergiannya yang kini mendadak.
Rama terlihat begitu sangat bersemangat dan tidak sedikit pun terlihat Lelah. Waktu semakin berjalan, tidak terasa sudah melewati Stasiun Sentolo.
Sesekali Rama melihat kearah Rani yang sangat menggoda dirinya untuk menyentuh wajahnya yang sangat cantik. Rani terlihat tidur dengan tenang dan nyaman di pundaknya.
Namun, Rama masih bisa menahan dan tidak ingin mempermalukan dirinya dengan perilakunya yang sangat tidak sopan dan menghargai serta menghormati perempuan yang sangat disayanginya.
Rama mendengar suara ponsel Rani yang mendering, namun Rani tidak merasa terganggu dengan suara ponsel yang sangat keras bergetar dan itu sangat mengganggu kenyamanan Rama.
Rama mengambil ponsel Rani dan langsung mengangkatnya karena nomor yang menghubungi Rani tidak tercantum namanya, mungkin nomor tersebut tidak Rani simpan.
Ternyata orang yang menghubungi Rani adalah seorang laki-laki yang mengaku pacarnya, padahal jelas-jelas Rama tahu bahwa pacarnya adalah dirinya.
Rama dibuat emosi dengan kata-kata yang makin melenceng kemana-mana dari seorang laki-laki tersebut, saking kesalnya Rama sampai lupa bahwa Rani masih bersandar di pundaknya sampai terperanjat dan bangun.
Rani yang kaget langsung melihat ke arah Rama dan bingung saat melihat ponsel miliknya sedang digenggam oleh Rama.
Rani juga merasa sedikit aneh melihat tingkah Rama yang terlihat marah. Rama yang melihat ke arah Rani langsung memberikan ponselnya kepada Rani.
Saat Rani melihat nomor yang menghubunginya, selain bingung juga kaget karena masih ingat betul bahwa yang menghubunginya adalah orang yang sudah menyakitinya dan paling Rani benci sehingga Rani sampai harus pergi liburan dengan keluarganya di Yogyakarta.
Rani langsung memarahi orang yang telah menghubunginya dan menutup ponselnya tanpa basa-basi juga langsung memblokir nomor tersebut.
‘’Mas Rama kenapa tidak membangunkan Rani tadi saat ponsel Rani berbunyi.’’ Tanya Rani.
“Mas tidak mau tidur kamu terganggu karena Mas lihat tidur kamu nyenyak dan nyaman sekali.” Jawab Rama.
“Sebenarnya yang telepon tadi mantan saya, Mas. Saya juga bingung kenapa dia masih mau menghubungi saya, padahal dia sudah sangat menyakiti saya bahkan kami sempat mau tunangan namun batal karena dia sudah menghamili kekasih gelapnya.” Jelas Rani.
“Oke, sudah jangan dipikirin, itu kan masa lalu kini bahas masa depan ya sama Mas.” kata Rama.
Rani hanya tersenyum senang dan bersyukur kalau Rama tidak mudah marah padanya karena masa lalu yang belum sempat Rani cerita.
Rani dan Rama terdiam sejenak melihat ke arah laki-laki yang sedang mencium kekasihnya yang kebetulan berada di samping tempat duduknya.
Rama dan Rani langsung memalingkan pandangan ke arah jendela yang pemandangannya sangat indah sambil tersenyum malu melihat ke arah Rani.
Tidak terasa, perjalanan mereka tinggal satu stasiun lagi. Rama sudah mulai merasa sangat terganggu dengan situasi yang sangat tidak enak dipandang menurutnya yang merasa sangat canggung bagi Rama dan Rani.
Stasiun Haurpugur merupakan stasiun kereta yang dilewati mereka sudah selesai, mereka langsung turun dan segera memesan driver online yang bisa mengantar mereka ke arah kosan Rani terlebih dahulu.
Rama yang setia mengantar Rani dan langsung membawakan barang bawaan Rani serta mengikuti Rani ke arah yang Rani tunjukan.
Sesampainya di kosan, Rama langsung dipandangi semua penghuni kosan yang notabene perempuan. Begitu Ibu Kos datang menyambut kedatangan Rani, Ibu Kos langsung melihat ke arah Rama.
Rama yang merasa canggung karena dipandangi banyak Perempuan penghuni kos dan Ibu Kos-nya. Rani hanya tersenyum dan memperkenalkan bahwa Rama merupakan kekasihnya.
Rama pun langsung dipersilahkan masuk dan menunggu di ruang tamu namun tidak diizinkan untuk masuk ke kamar Rani.
Tiba- tiba Rama dihampiri oleh Ibu Kos yang menurut Rama genit. Untung Rani yang paham dengan sifat Ibu Kos tidak lama membereskan pakaiannya dan segera keluar kamar kos, langsung meminta izin ke untuk segera pergi.
Rama merasa lega dan langsung berpamitan serta beranjak masuk ke mobil yang sudah dipesannya. Mereka langsung pergi menuju ke Bandara menjemput keluarganya.
Kreator : Rani.Ramayanti
Comment Closed: Djogjakarta I’M in love (Part XX)
Sorry, comment are closed for this post.