KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Catatan Harian
  • Cerita Anak
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kisah Inspiratif
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • Manajemen
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Opini
  • Organisasi
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • SDM
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Artikel » Dua Dunia Atan part 5

    Dua Dunia Atan part 5

    BY 29 Des 2024 Dilihat: 104 kali
    Dua Dunia Atan_alineaku

    TERJEBAK DI TENGAH KARANG

    Air laut  di sekitar pantai Kampung Panas mulai surut jauh pada siang hari. Kampung Panas ya memang demikian namanya. Disebut demikian oleh masyarakat setempat karena kampung ini terletak di sisi timur pulau Sedanau. Pada saat matahari terbit maka sinarnya langsung menerpa ke arah lampung ini. suasana panas terasa sejak pagi sampai siang hari. suasana akan terasa lebih lindop apabila matahari sudah mengarah condong ke barat. 

    Saat air surut jauh ke laut merupakan saat yang tepat untuk berkarang. Pada musim ini banyak warga masyarakat yang turun ke pantai mencari kerang-kerangan dan berbagai jenis makhluk laut lainnya. Musim surut jauh ini juga dimanfaatkan untuk memancing sambil berjalan di laut. Ngael jolon istilah yang dipakai di Natuna. 

    Atan tidak pernah melepaskan kesempatan ini bersama teman-temannya. Berbagai perlengkapan ngael jolon diperlukan seperti penggulung kayu yang bolong pada bagian tengahnya untuk menggulung tali pancing yang juga dikenal sebagai tali tangsi. Tidak lupa sampan jong kecil yang panjangnya lebih kurang satu meter. Sampan jong kecil ini bukan untuk dinaiki, tetapi sebagai tempat meletakkan ikan yang didapat. Sepanjang waktu memancing ini, sampan jong diseret dengan tali. Sensasi menarik sampan jong ini benar-benar pengalaman yang tak terlupakan.

    “Ataaan…… Ayo, lekas.” Terdengar suara Sabni anak tetangga di seberang jalan.

    “Tunggu Sab, cari topi dulu.” Jawab Atan.

    Kemudian mereka pun berjalan menuju pantai Kampung Panas. Sebelum sampai ke laut, terlebih dahulu mereka mencari umpan pumpun, sejenis ulat laut yang ada di dalam pasir di sekitar pantai. Dengan berbekal ketupang, ampas kelapa mereka mencari pumpun. Ampas kelapa diperas di sekitar lumpur yang kering. Tidak lama kemudian pumpun akan keluar menikmati perasan ampas kelapa adi. Kemudian, dengan menggunakan perca kain yang diarahkan ke pumpun yang keluar, lalu ditangkap dengan jari dan ditarik keluar. Setelah pumpun didapat sekitar satu kaleng susu lalu mereka segera berangkat ke arah laut yang agak dalam.

     “Tan, kite mancing dekat belat Pak Usup saja, ya.” kata Sabni.

    “Boleh lah. Tapi kita coba dekat karang tengah itu dulu, ya. Tebing karang biasanya banyak ikan manyuk.” Kata Atan mencoba menawarkan usulan.

    Kemudian mereka mengarungi air laut yang setinggi pinggang. Atan mencoba menapak karang-karang yang ada di depannya. Dia mencoba mencari posisi yang pas menghadap tebing karang. Sabni mengambil jalur kiri. Kemudian menduduki karang yang agak tinggi. Lalu mereka berdiri sehingga air laut yang sepinggang kini hanya di bawah lutut mereka.

    “Hati-hati, Sab. Sebelah kanan tu kumang.” Atan mencoba memperingatkan  Sabni agar tidak terperosok dalam palung tengah karang yang mereka sebut kumang

    Sesekali terdengar suara Atan membaca mantera kampung saat memancing. 

     

    Puaaaaang kap

    Aku buang kau tangkap

    Kerapuk kerapai

    Masuk  dalam batu

    Kerapuk tak pakai 

    Pulang ke aku

     

    Di sebelahnya Sabni nampak sibuk menarik ikan. Atan merasa penasaran sehingga dia mencoba berpindah ke dekat Sabni.

    “Jangan terlalu dekat yau, sangkut tali pancing kita nanti.” kata Sabni.

    “ Tidaklah Sab, sedikit saja, kawan dekat sini aja.” jawab Atan sambil melirik jong Sabni yang mulai penuh. Sementara sampan jongnya hanya berpenghuni lima ekor ikan pelatak.

    Tanpa terasa, laut sudah mulai pasang. Air yang tadinya setinggi bawah lutut, kini sudah mulai naik hingga ke paha mereka. Ikan yang mengikuti pasangnya air laut semakin banyak saja didapat. Sampan jong Atan juga sudah mulai penuh.

    “Sabni, sudah penuh ni, ayo kita balik. Hari pun sudah senja.” ajak Atan.

    Ya lah.” jawab Sabni sambil menggulung tali pancingnya.

    Perlahan Atan mencoba menuruni karang yang tadi dilaluinya. Ups, air laut sampai ke lehernya. Atan terkejut lalu mundur kembali ke atas karang. 

    “Sab, airnya dah pasang dalam!”

    “Ya, Tan. Bagaimana ni?” kata Sabni sambil bergerak mencari celah karang yang juga telah dilewatinya siang tadi. Namun, semua sia-sia. Mereka benar-benar telah terjebak di atas karang. Air laut semakin dalam. Wajah Atan dan Sabni terlihat pucat. 

    “Atan, kau buka baju kaos tu, lalu kita lambai-lambaikan ke arah darat. Semoga ada yang lihat dan membawa sampan ke sini.” usul Sabni.

    Atan membuka baju kaosnya, lalu melambaikannya ke arah daratan karena rumah penduduk memang masih terlihat jelas. Lalu mereka menunggu. Namun tidak ada tanda-tanda pertolongan akan datang. Sebenarnya tidak terlalu jauh dari tempat mereka berada ke daerah yang dangkal. Namun melewati kumang atau palung yang cukup luas memerlukan energi yang besar untuk berenang. Kalau mereka berenang, bisa-bisa ikan dalam sampan jong akan tumpah.

    “Aku ada akal.” kata Sabni.

    “Apa tu, Sab?” tanya Atan.

    “Gini, Tan. Baju kaos kita ikat, lalu ikan kita masukkan ke dalam baju.”

    “Terus macam mana dengan jong ini?” tanya Atan.

    “Jadikan pelampung.” jawab Sabni.

    Atan mencoba memegang sampan jong kecil itu. Namun, masih belum bisa membawanya berenang.

    “Tenggelam, Sab.”

    “Balikkan jong-nya!”

    “Balikkan macam mana?” tanya Atan.

    “Liat aku! Balikkan seperti ini.” Sabni mencontohkan. 

    “Lalu jaga agar udara di bawah jong tidak keluar. Paham?!”

    “Ya, Sab. Aku coba. Tapi ikannya berat ni, Sab.” jawab Atan. 

    Kemudian dia membalikkan jong-nya, lalu mencoba menggerakkan kaki agar bergerak ke depan.

    ”Bisa, Sab.”

    “Ya bagus, terus gerakkan kakimu.” kata Sabni.

    Dengan sekuat tenaga Atan berusaha mencapai lokasi yang agak dangkal. Setelah beberapa saat akhirnya kaki Atan dapat mencapai pasir yang dangkal.

    “Sab, aku dah sampai.”

    “Ya, Tan. Tunggu, ya.” jawab Sabni sambil terus menggerakkan kakinya. Atan menghampiri dan memegang Sabni.

    “Alhamdulillah ya Tan, hampir saja kita bermalam di batu karang ini.” Atan tertawa dan mereka berdua tertawa senang karena telah selamat dari terjebak di atas batu karang.

    .

    *****

    lindop = teduh

    ngael jolon=memancing sambil mengarung air laut

    jong = sejenis sampan kecil yang diseret di air

    yau = kawan

    kumang = bagian cekungan di pantai

     

     

    Kreator : Syafaruddin

    Bagikan ke

    Comment Closed: Dua Dunia Atan part 5

    Sorry, comment are closed for this post.

    Popular News

    • Part 15: Warung Kopi Klotok  Sesampainya di tempat tujuan, Rama mencari tempat ternyaman untuk parkir. Bude langsung mengajak Rani dan Rama segera masuk ke warung Kopi Klotok. Rama sudah reservasi tempat terlebih dahulu karena tempat ini selalu banyak pengunjung dan saling berebut tempat yang ternyaman dan posisi view yang pas bagi pengunjung. Bude langsung memesan […]

      Okt 01, 2024
    • Part 16 : Alun – Alun  Kidul Keesokan paginya seperti biasa Bude sudah bangun dan melaksanakan ibadah sholat subuh. Begitupun dengan Rani yang juga melaksanakan sholat subuh. Rani langsung ke dapur setelah menunaikan ibadah sholat subuh. Tidak lama disusul oleh Bude dan langsung mengambil bahan masakan serta mengiris bahan untuk memasak. Rani dan Bude sangat […]

      Okt 16, 2024
    • Part 14: Kopi Klotok Pagi hari yang cerah, secerah hati Rani dan semangat yang tinggi menyambut keseruan hari ini. Ia bersenandung dan tersenyum sambil mengiris bahan untuk membuat nasi goreng. Tante, yang berada di dekat Rani, ikut tersenyum melihat Rani yang bersenandung dengan bahagia. “Rani, kamu ada rasa tidak sama Rama? Awas, ya. Jangan suka […]

      Sep 18, 2024
    • Part 13 : Candi Borobudur Keesokan harinya Rama sibuk mencari handphone yang biasa membangunkannya untuk berolahraga disaat Rama berada di Jogja. Rama tersenyum dan semangat untuk bangun, membersihkan diri dan segera membereskan kamarnya. Tidak lupa Rama juga menggunakan pakaian yang Rapih untuk menemui Rani hari ini. Sementara Rani seperti biasa masih bermalas-malasan di dalam kamarnya […]

      Sep 07, 2024
    • Part 12 : Cemburu Rama langsung memukul Jaka saat Jaka baru saja masuk ke ruang kerjanya Rama. Jaka yang meringis bukannya marah namun malah tersenyum terhadap Rama karena Jaka tahu bahwa Rama lagi cemburu terhadapnya. Rama males menjawab salam dari Jaka namun sebagai orang yang punya adab Rama harus menjawab salam dari Jaka dengan sopan. […]

      Sep 05, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021