KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Catatan Harian
  • Cerita Anak
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kisah Inspiratif
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • Manajemen
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Opini
  • Organisasi
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • SDM
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Artikel » Hikmat dan Kebijaksanaan

    Hikmat dan Kebijaksanaan

    BY 11 Feb 2025 Dilihat: 151 kali
    Hikmat dan Kebijaksanaan_alineaku

    Di sebuah sekolah Katolik yang Asri, ada dua siswa yang penuh semangat bernama Marius dan Revalin. Mereka selalu bersama, berbagi canda tawa, dan menjalani hari-hari sekolah dengan bahagia. Mereka adalah teman sekelas. Suatu hari, guru mereka memberikan tugas untuk menulis tentang apa arti kebijaksanaan bagi mereka. Marius, yang selalu penasaran, bertanya pada Revalin, “Menurutmu, apa sebenarnya kebijaksanaan itu?”

    Revalin terdiam sejenak, lalu berkata, “Menurutku, kebijaksanaan adalah saat kita tahu kapan harus berbicara dan kapan harus diam, kapan harus bertindak dan kapan harus menunggu.” Marius mengangguk, tetapi di dalam hatinya, ia masih merasa bingung. Setelah pulang sekolah, ia memutuskan untuk bertanya pada kakeknya, seorang pria tua yang sangat dihormati oleh warga sekitarnya. Kakeknya tersenyum bijak dan berkata, “Marius, kebijaksanaan itu seperti jaring yang dilemparkan ke laut, menangkap segala jenis ikan. Ada yang baik, ada yang buruk, tapi tugas kita adalah memilih mana yang baik dan berharga.”

    Hari berikutnya, Marius merefleksikan perkataan kakeknya. Ia teringat pada Injil Matius 13:47-53, di mana Yesus menceritakan perumpamaan tentang jala yang menjaring ikan dari laut. “Kerajaan Surga itu seperti jala yang dilemparkan ke laut dan mengumpulkan segala jenis ikan,” kata Yesus. Setelah jala penuh, para nelayan akan duduk dan memilih ikan yang baik ke dalam keranjang dan membuang yang tidak baik. Marius akhirnya mengerti bahwa kebijaksanaan adalah kemampuan untuk membedakan yang baik dari yang buruk dalam kehidupan kita, untuk memilih jalan yang benar meski sulit, dan membuang godaan yang tidak membawa kebaikan.

    Sementara itu, Revalin juga merenungkan tugas tersebut. Ia mengingat sebuah kutipan dari Santo Ignasius Loyola: “Jangan biarkan hidup ini berlalu tanpa makna, tetapi kejarlah apa yang membawa kita kepada Tuhan.” 

    Bagi Revalin, kebijaksanaan adalah ketika kita memilih untuk mendekatkan diri kepada Tuhan dalam setiap keputusan. Itu adalah ketika kita mendengarkan hati nurani dan mengikuti jalan yang Tuhan tetapkan, meski terkadang jalan itu terasa berat.

    Di akhir pekan, Marius dan Revalin berbagi hasil permenungan mereka di kelas. Mereka belajar bahwa kebijaksanaan dan hikmat tidak hanya berasal dari pengetahuan atau kepandaian, tetapi dari hati yang terbuka dan telinga yang mendengar suara Tuhan. Dengan begitu, mereka berdua berkomitmen untuk menjadi pribadi yang selalu mencari hikmat dalam setiap langkahnya, selalu bertanya pada Tuhan apa yang benar, dan selalu memilih jalan yang membawa mereka lebih dekat kepada-Nya. Dalam perjalanan hidup mereka, Marius dan Revalin berusaha untuk menjadi “ikan yang baik” dalam jaring kehidupan, selalu mengingat untuk memilih yang benar dan menjauhkan diri dari yang buruk, demi hidup yang bermakna di hadapan Tuhan.

    “Seperti jaring yang menangkap segala jenis ikan, hidup ini penuh dengan pilihan; kebijaksanaan adalah memilih untuk menjadi ‘ikan yang baik’ dalam jaring kehidupan.”

    Refleksi:

    1. Apa yang dimaksud dengan kebijaksanaan menurut Revalin dalam cerita ini?
    2. Bagaimana kakek Marius menjelaskan arti kebijaksanaan, dan apa hubungan penjelasannya dengan perumpamaan dalam Injil Matius?
    3. Apa yang dipelajari Marius dan Revalin tentang kebijaksanaan di akhir cerita?
    4. Apa langkah-langkah yang dapat Anda ambil untuk lebih mendekatkan diri kepada Tuhan melalui kebijaksanaan dalam hidupmu?

     

     

    Kreator : Silvianus

    Bagikan ke

    Comment Closed: Hikmat dan Kebijaksanaan

    Sorry, comment are closed for this post.

    Popular News

    • Part 15: Warung Kopi Klotok  Sesampainya di tempat tujuan, Rama mencari tempat ternyaman untuk parkir. Bude langsung mengajak Rani dan Rama segera masuk ke warung Kopi Klotok. Rama sudah reservasi tempat terlebih dahulu karena tempat ini selalu banyak pengunjung dan saling berebut tempat yang ternyaman dan posisi view yang pas bagi pengunjung. Bude langsung memesan […]

      Okt 01, 2024
    • Part 16 : Alun – Alun  Kidul Keesokan paginya seperti biasa Bude sudah bangun dan melaksanakan ibadah sholat subuh. Begitupun dengan Rani yang juga melaksanakan sholat subuh. Rani langsung ke dapur setelah menunaikan ibadah sholat subuh. Tidak lama disusul oleh Bude dan langsung mengambil bahan masakan serta mengiris bahan untuk memasak. Rani dan Bude sangat […]

      Okt 16, 2024
    • Part 14: Kopi Klotok Pagi hari yang cerah, secerah hati Rani dan semangat yang tinggi menyambut keseruan hari ini. Ia bersenandung dan tersenyum sambil mengiris bahan untuk membuat nasi goreng. Tante, yang berada di dekat Rani, ikut tersenyum melihat Rani yang bersenandung dengan bahagia. “Rani, kamu ada rasa tidak sama Rama? Awas, ya. Jangan suka […]

      Sep 18, 2024
    • Part 13 : Candi Borobudur Keesokan harinya Rama sibuk mencari handphone yang biasa membangunkannya untuk berolahraga disaat Rama berada di Jogja. Rama tersenyum dan semangat untuk bangun, membersihkan diri dan segera membereskan kamarnya. Tidak lupa Rama juga menggunakan pakaian yang Rapih untuk menemui Rani hari ini. Sementara Rani seperti biasa masih bermalas-malasan di dalam kamarnya […]

      Sep 07, 2024
    • Part 12 : Cemburu Rama langsung memukul Jaka saat Jaka baru saja masuk ke ruang kerjanya Rama. Jaka yang meringis bukannya marah namun malah tersenyum terhadap Rama karena Jaka tahu bahwa Rama lagi cemburu terhadapnya. Rama males menjawab salam dari Jaka namun sebagai orang yang punya adab Rama harus menjawab salam dari Jaka dengan sopan. […]

      Sep 05, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021