Penulis : Sukri (Member KMO Alineaku)
(Refleksi HUT RI yang ke 77)
Hari ini kita baru saja merayakan hut kemerdekaan bangsa kita yang ke-77, Atas berkat rahmat Allah yang maha kuasa, atas nama bangsa Indonesia, Soekarno-Hatta 77 tahun yang silam telah memperoklamirkan kemerdekaan bangsa kita, setelah sekian lama dijajah oleh bangsa penjajah.
Suatu hal yang patut kita renungkan, bahwa kemerdekaan kita itu bukanlah kita dapati dengan mudah, bukan juga sebagai pemberian atau hadiah dari bangsa penjajah, tapi kemerdekaan bangsa kita itu diraih dengan tetesan darah, jutaan nyawa gugur, dan berbagai pengorbanan lainnya.
Di negeri kita yang tercinta ini, telah lahir dan gugur para pejuang yang telah menorehkan tinta darah dalam perjuangannya, mereka berjuang tanpa pamrih, mereka berjuang membebaskan negerinya dari penjajahan, tak pernah terbetik dalam benak mereka akan pangkat dan jabatan, tak pernah terbayang di kepala mereka akan kekuasaan, niat mereka hanya satu, yaitu membebaskan bangsa ini dari penindasan. Yang menjadi dambaan mereka adalah lahirnya sebuah negeri yang rakyatnya hidup aman dan nyaman dalam ridha Allah Swt.
Maka pada saat ini, di tengah keterpurukan bangsa kita di berbagai bidang, ditambah lagi dengan adanya pandemi yang belum hilang, kita perlu menghadirkan kembali kisah para pejuang bangsa tersebut yang bisa kita jadikan contoh untuk menjalani kehidupan saat ini. Dan bangsa yang maju adalah bangsa yang mau mengambil pelajaran dari para pahlawannya, maka marilah kita senantiasa belajar dari masa lalu, dan jangan pernah mengabaikan sejarah, jika tak ingin harga diri kita dijarah.
Salah satu kisah yang bisa kita jadikan teladan adalah kisah panglima besar Jenderal Sudirman, sebagaimana dikisahkan bahwa pada tanggal 19 Desember 1948 ketika penduduk Yogyakarta sedang menikmati suasana kemerdekaan, tiba-tiba dikejutkan oleh kedatangan pasukan agresor Belanda yang datang menyerang.
Singkat cerita tempat persembunyian Jenderal sudirman dikepung pasukan Belanda, Jenderal Sudirman tahu, ada penghianat yang melaporkannya kepada Belanda, yang anehnya, tentara Belanda tidak percaya bahkan menembak mati penghianat tersebut. Ketika Belanda menyerang markasnya mereka gagal menangkap sang jenderal.
Setelah kejadian itu, banyak anak buah sang jenderal yang menanyakan, jimat apa yang dipakainya sehingga tentara Belanda sulit menangkapnya. Sang panglima hanya menyebutkan 3 hal yang yang tidak pernah dia tinggalkan 1. Selalu dalam keadaan berwudhu 2. Selalu shalat 5 waktu di awal waktu dan yang ke 3. Mengabdikan diri bukan untuk pribadi, keluarga, golongan atau partai, tapi untuk bangsa dan Negara.
Maka semangat perjuangan dan cerita kepahlawanan seperti inilah yang saat ini perlu untuk kita lakukan dalam membangun kembali republik ini, terutama dengan mengamalkan 1 dari 3 amalan yang dilakukan oleh jenderal Sudirman tersebut, yaitu Shalat 5 waktu di awal waktu.
Hari ini sudah 77 tahun kita merdeka, tapi kita hanya baru merdeka dari penjajah yang berbentuk manusia, kita baru merdeka dari segi jasmani tapi kita belum merdeka dari segi rohani, kita masih dijajah oleh hawa nafsu kita yang dipengaruhi oleh Iblis dan syaithon, dan inilah penjajah yang paling berbahaya, sekejam-kejamnya penjajah yang berbentuk manusia jauh lebih kejam penjajah hawa nafsu.
Buktinya pada perayaan 17 agustus kemaren, betapa banyak diantara kita yang meninggalkan dan melalaikan sholat, karena sibuk mengadakan bermacam perlombaan, kita gembira dengan kemerdekaan kita tapi kita lupakan sang pemberi kemerdekaan itu yaitu Allah SWT. Kita rayakan 17 Agustus tapi kita lupakan 17 Roka’at yang merupakan kewajiban kita kepada Allah Swt.
Hari ini, betapa banyak diantara kita yang cuek dan santai saja di rumah, di warung, di sekolah, di kantor dan tempat lainnya, ketika ada panggilan azan dari masjid atau musholla tanpa ada keinginan di hati kita untuk melaksanakan sholat berjama’ah di masjid atau musholla.
Hari ini, betapa banyak diantara kita yang masih sibuk bekerja, padahal waktu sholat sudah masuk, jama’ah sekalian, saya pernah ketemu dengan seorang tukang butut, dan saya sangat salut kepadanya, yang kerjanya mengumpulkan barang bekas, tapi ketika datang panggilan azan, dia segera melaksanakan sholat, dan apa yang terjadi? Setelah sholat ada jama’ah yang memanggilnya untuk membeli barang bekas yang ada di rumahnya. Subhanallah. Hari ini, betapa banyak diantara kita yang kerja menodos sawit dari pagi sampai sore dengan meninggalkan sholat dzuhur dan ashar, kita lupa siapa yang memberikan kita keselamatan dalam menodos sawit tersebut. Apalah salahnya kita bawakan peralatan sholat, ketika masuk waktu sholat kita tinggalkan kerja kita dulu. Karena tidak ada jaminan pakah kita masih hidup setelah menodos tersebut.
Hari ini, betapa banyak diantara kita yang pergi ke laut menangkap ikan dari sore sampai pagi dengan meninggalkan sholat maghrib, isya dan shubuh, kita lupakan siapa yang memberikan kita rezki di laut tersebut. Apalah salahnya kita bawakan peralatan sholat, ketika masuk waktu sholat kita tinggalkan kerja kita dulu. Dan tidak ada jaminan apakah besoknya kita masih bisa kembali dari melaut tersebut.
Hari ini, betapa banyak di antara kita yang hobi berolahraga, bermain sepak bola dengan meninggalkan sholat ashar dan maghrib, padahal pemain timnas usia 16 kita saja diwajibkan sholat berjama’ah di masjid, jika tidak sholat didenda 100 ribu, jika terlambat didenda 50 ribu, ini aturan ketat yang dibuat oleh pelatihnya Bima Sakti, dan hasilnya Luar biasa.mereka juara 1 piala AFF beberapa waktu yang lalu.
Kita patut banyak belajar dari seorang pensiunan polisi berpangkat jenderal bintang 2 yang bernama, Umar Septono S,H. M.H. Beliau bukan seorang ustadz, kiai ataupun ulama, tapi kalau berbicara masalah sholat, maka baginya sholat adalah panggilan yang tertinggi, yang harus dia lakukan walau sesibuk apapun.
Sebagaimana pidatonya yang viral beberapa tahun yang lalu ketika dia menjadi kapolda NTB, yang isi pidatonya lebih kurang berbunyi : kemudian saya mencoba dengan keteladanan-keteladanan mulai dari hablumminaallah, 5 waktu saya di awal waktu, berjamaah di masjid di saf depan sebelah kanan, itu harga mati. Kegiatan apapun sibuknya harus saya hentikan, rapat siapapun yang memimpin saya tinggalkan, dunia saya pertaruhkan pangkat jabatan ini, karena kembali tadi, tidak aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah, itu kata kuncinya dipegang, di kesibukan dunia yang kerja, yang shoping, rapat, kuliah, itu harus dihentikan, karena panggilan paling tinggi hanya satu, Allahu akbar, Allahu akbar, mau panggilan mana lagi yang lebih tinggi. Subhanallah, Ini pidato beliau yang sempat viral beberapa tahun yang lalu.
Lihatlah Arab Saudi, rakyatnya sejahtera, kerja santai duitnya banyak, berapa ribu jama’ah umrah tiap hari, berapa juta jama’ah haji setiap tahun, tapi apa yang membuat mereka berbeda dengan kita jama’ah sekalian, begitu azan berkumandang, seluruh mall tutup, kantor-kantor tutup, berhenti langsung kegiatan, itu yang membuat mereka berbeda dengan kita.
Hal ini jugalah yang dijadikan motivasi oleh serang pengusaha konstruksi baja di serang Banten, yang bernama Budi Harta Winata, begitu naik haji, ditengoknya apa yang membuat mereka berhasil hidupnya, jadi rupanya panggilan Allah itu segala-galanya bagi mereka, kerja itu iseng, yang ditunggunya adalah panggilan Allah yaitu azan. pulang dari mekah dibuatnya musholla yang paling besar dan yang paling nyaman di kantornya, tertulis di beberapa tempat di pabriknya slogan yang berbunyi, utamakan sholat dan keselamatan kerja. dikumpulkannya karyawannya, lalu dia berkata, mulai besok 15 menit sebelum azan zuhur & ashar matikan mesin, kita sholat jama’ah, dia datang stafnya ngomong, pak kalau kita matikan mesin, 1 x kita matikan mesin, estimasi kerugian kita, sekitar 25 juta, kalau 2x sehari berarti 50 juta kita rugi perhari, 50 jt x 1 bulan = 1,5 M kerugian perbulan, apa jawaban pimpinannya, itu tak usah kalian pikirkan, karena kita sudah menjalankan apa yang diperintahkan Allah melalui lisan Rasulullah, kalaupun hancur usaha kita ini, paling tidak kita sudah berada di jalan Allah. Ternyata usahanya sekarang semakin maju. karena apa? Karena janji rasululullah siapa yang mengejar akhirat maka kemewahan dunia akan tunduk kepadanya.
Kalaulah semua pimpinan di negeri ini mulai dari Kapolsek, Kapolres, Kapolda, Kapolri, Lurah, Camat, Bupati, Gubernur, Menteri dan Presiden yang muslim seperti mantan kapolda NTB tadi, kalaulah semua bos perusahaan seperti pengusaha baja di Banten tadi, yang selalu mengutamakan sholat dari yang lainnya, insyaAllah Negara kita ini akan makmur sejahtera, sesuai janji allah dalam surat Ala’raf ayat 96 yang artinya :
“Sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, niscaya Kami akan membukakan untuk mereka berbagai keberkahan dari langit dan bumi. Akan tetapi, mereka mendustakan (para rasul dan ayat-ayat Kami). Maka, Kami menyiksa mereka disebabkan oleh apa yang selalu mereka kerjakan.”
Semoga kita semua akan tetap mendapatkan kemerdekaan yang hakiki dalam hidup kita, yakni kemerdekaan lahir dan bathin, merdeka dari penjajah dan merdeka dari hawa nafsu kita. Aamiin yaa Robbal’alamiin.
Part 15: Warung Kopi Klotok Sesampainya di tempat tujuan, Rama mencari tempat ternyaman untuk parkir. Bude langsung mengajak Rani dan Rama segera masuk ke warung Kopi Klotok. Rama sudah reservasi tempat terlebih dahulu karena tempat ini selalu banyak pengunjung dan saling berebut tempat yang ternyaman dan posisi view yang pas bagi pengunjung. Bude langsung memesan […]
Part 16 : Alun – Alun Kidul Keesokan paginya seperti biasa Bude sudah bangun dan melaksanakan ibadah sholat subuh. Begitupun dengan Rani yang juga melaksanakan sholat subuh. Rani langsung ke dapur setelah menunaikan ibadah sholat subuh. Tidak lama disusul oleh Bude dan langsung mengambil bahan masakan serta mengiris bahan untuk memasak. Rani dan Bude sangat […]
Part 14: Kopi Klotok Pagi hari yang cerah, secerah hati Rani dan semangat yang tinggi menyambut keseruan hari ini. Ia bersenandung dan tersenyum sambil mengiris bahan untuk membuat nasi goreng. Tante, yang berada di dekat Rani, ikut tersenyum melihat Rani yang bersenandung dengan bahagia. “Rani, kamu ada rasa tidak sama Rama? Awas, ya. Jangan suka […]
Part 13 : Candi Borobudur Keesokan harinya Rama sibuk mencari handphone yang biasa membangunkannya untuk berolahraga disaat Rama berada di Jogja. Rama tersenyum dan semangat untuk bangun, membersihkan diri dan segera membereskan kamarnya. Tidak lupa Rama juga menggunakan pakaian yang Rapih untuk menemui Rani hari ini. Sementara Rani seperti biasa masih bermalas-malasan di dalam kamarnya […]
Part 12 : Cemburu Rama langsung memukul Jaka saat Jaka baru saja masuk ke ruang kerjanya Rama. Jaka yang meringis bukannya marah namun malah tersenyum terhadap Rama karena Jaka tahu bahwa Rama lagi cemburu terhadapnya. Rama males menjawab salam dari Jaka namun sebagai orang yang punya adab Rama harus menjawab salam dari Jaka dengan sopan. […]
Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]
Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]
Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,, begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]
Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]
Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]
Comment Closed: Kemerdekaan yang Hakiki
Sorry, comment are closed for this post.