Harga BBM naik!. Hmmm banyak orang terhenyak, serasa baru saja kita ditimpa oleh kenaikan harga minyak goreng, eeee sekarang harga BBM. Buat mereka yang pendapatan serabutan, tentu sangat berat sekali. Namun bukan berarti orang gajian dijamin aman, tentunya juga sangat merasakan dampak kenaikan harga BBM. Nunggu naik gajinya juga butuh waktu yang lama.
Baru awal bulan uang sudah menipis, beban utang tetap tinggi, belanja apa yang diprioritaskan? Pernah mengalami seperti itu? Atau malah sering? rasa-rasanya gaji kita tidak pernah cukup untuk memenuhi kebutuhan kita, apalagi di masa-masa sekarang ini.
Pendapatan kita besar atau kecil tidak akan berpengaruh banyak terhadap cara kita mengelola keuangan. Apalagi jikalau kita bergaji tetap, alias gaji bulanan tetap, naiknya lama sekali, sementara kebutuhan hidup justru cepat sekali naik.
Kita juga seringkali dihadapkan kesulitan menyisihkan dana/uang untuk beberapa hal, contohnya: dana darurat, dana pensiun dan sebagainya. Mengapa ini bisa terjadi? bisa jadi karena kita belum tahu atau bahkan tidak tahu cara kita mengelola gaji bulanan dengan baik. Nah pertanyaannya bagaimana mengelola keuangan dimasa sulit saat ini?
Biasanya kita ini fokusnya hanya pada beban yaitu utang dan pengeluaran rutin rumah tangga. Bahkan kita ini jarang sekali mengubah pola pikir kita, mengubah fokus beban tadi menjadi: di mana dan bagaimana mencari income tambahan buat nutupi beban tadi. Minimal dengan income tambahan akan menyeimbangkan antara pendapatan dan pengeluaran.
Mencari dan mendapatkan penghasilan tambahan merupakan langkah yang sangat tepat, agar beban dalam keuangan kita segera teratasi. Namun mencari penghasilan tambahan ini juga tidak gampang. Prinsipnya yang penting bergerak.
Nah usai terima gaji, kini saatnya kita perinci, apa saja kebutuhan kita? Pastinya semua menggunakan skala prioritas, mana yang penting dan mendesak. Mari kita urai bersama-sama, gak perlu bingung bahkan galau atas gaji yang tak cukup ini.
Berapapun besarnya penghasilan(gaji) kita, wajib kita syukuri dulu, karena dari mindset rasa syukur ini, kita akan lebih berhati-hati dalam mengeluarkan uang kita.
Berusaha menaikkan pendapatan atau mencari penghasilan tambahan, walaupun itu tidak mudah. Namun manakala kita betul-betul bertekad dan berjuang sekuat tenaga mencari penghasilan tambahan, dapat dipastikan peluang akan segera datang. Segera ambil peluang yang ada, cocokkan dengan kelebihan dan kelemahan kita. Di dunia on line peluang begitu banyak.
Kita sering terjebak oleh gaya hidup. Ubah gaya hidup kita, turunkan gaya hidup kita, gaya hidup yang berlebihan inilah yang sering membelenggu diri kita. Sesuatu yang seharusnya tidak kita beli/tidak kita ikuti, eeee tiba-tiba kita beli/kita ikut-ikutan orang lain yang tidak jelas manfaatnya. Gaya hidup kalau kita paksakan, justru akan menimbulkan beban-beban baru yang lebih berat lagi dalam keuangan kita.
Mapping cash flow keuangan kita, mapping di sini maksudnya kita akan melihat, mana yang jadi skala prioritas pengeluaran kita? ( ini akan menimbulkan hak dan kewajiban). Biasanya kalau kita habis terima gaji: pertama kali yang kita keluarkan adalah belanja harian, ya nggak? Baru kemudian bayar kewajiban (utang), bahkan ada yang masih menunda nunda bayar kewajiban(utangnya).
Nah itu yang perlu kita ubah, begitu kita terima gaji langkah-langkah cash outnya adalah antara lain: pertama adalah bayar dulu kewajiban kita terhadap hak Tuhan yaitu sedekah/amal(berbagi pada sesama). Kedua bayar hak orang lain (beban utang) yang wajib kita angsur. Ketiga hak kita untuk di masa yang akan datang(sebagai investasi). Keempat hak kita untuk operasional harian.
Jadi setelah terima gaji dan kemudian di kurangi hak Tuhan, maka sisanya kita sebut penghasilan murni yang siap dioperasionalkan.
Salah satu pengutamaan dalam operasional adalah kewajiban kita untuk membayar hak orang lain alias bayar utang. Hati-hati untuk perihal utang, di sini salah-salah kita bisa terjerumus, gali lubang tutup lubang. Gunakan utang untuk hal produktif (menghasilkan income) bukan konsumtif, cari pinjaman yang beban bunganya kecil dan fleksibel dalam hal pembayarannya.
Dalam hal utang, harus berani bernegosiasi manakala kita mengalami keterlambatan pembayaran kewajiban. Untuk pos utang disini usahakan anggaran yang kita keluarkan maksimal adalah 30% dari penghasilan murni tadi.
Jangan lupa pastikan juga masa depan kita juga terjamin. Masa depan merupakan hak kita untuk di masa yang akan datang, artinya pos ini sebagai anggaran yang kita keluarkan untuk investasi misal asuransi,tabungan,logam mulia dan sebagainya. Besar anggaran yang kita keluarkan di pos ini adalah maksimal 20% dari penghasilan murni tadi. Di masa krisis kalau pendapatan belum stabil, pos ini kita stop dulu, anggaran di pos ini bisa kita alihkan ke pos pengeluaran belanja harian.
Pos anggaran belanja harian, pos ini bisa kita naikan atau bahkan bisa kita turunkan atau bahkan kalau perlu kencangkan ikat pinggang kita. Di pos ini anggaran kurang lebih 50% dari penghasilan murni.
Contoh
A | PENDAPATAN | Rp 4.000.000 |
1 | Zakat/Sedekah/Amal (Minimal 2,5%) | Rp 100.000 |
|
Pendapatan Bersih | Rp.3.900.000 |
B | PENGELUARAN |
1. | Membayar Kewajiban/Utang | Rp. 1.170.000 | Maksimal 30% dari Pendapatan bersih |
2 | Investasi Masa Depan (hak kita di masa yang akan datang.) | Rp. 780.000 | Maksimal 20% dari Pendapatan bersih |
3 | Belanja Harian | Rp. 1.950.000 | Maksimal 50% dari Pendapatan bersih |
Setelah kita mengetahui biaya operasional harian, selanjutnya kita harus membuat skala prioritas belanja, bahkan kalau perlu mengencangkan ikat pinggang.
Belanja yang betul-betul kita butuhkan, bukan sekedar keinginan semata. Sah-sah saja kita ingin beli apa saja. Namun kita perlu menelaah kembali, ada gak pos penganggaran (budgeting) untuk membeli produk tersebut. Apabila tidak ada penganggarannya, maka kita wajib mengurungkan niat untuk membelinya.
Di sisi lain guna membantu kesulitan rakyatnya, pemerintah terus berusaha menggelontorkan berbagai bantuan. Bantuan ini bentuknya macam-macam, andaikan dalam bentuk uang, maka seyogyanya anggaran tersebut 50% kita gunakan untuk modal usaha, sisanya 50% untuk nambah pos belanja/konsumsi harian.
Nah simpel khan, ternyata kita mampu memprogram cash flow dari penghasilan kita. Kita buat memang tidak tersisa sepersenpun. Semua gaji memang betul-betul dikelola/ diprogram, terbagi-bagi menjadi beberapa pos keperluan.
Namun yang perlu diingat bahwa sebaik apapun perencanan, kuncinya ada di kedispilinan kita, terutama dalam mentaati perencanaan yang sudah kita buat. Demikian ulasan dari saya Selamat mencoba.
Comment Closed: KENCANGKAN “IKAT PINGGANG “ KEUANGAN KELUARGA
Sorry, comment are closed for this post.