Dikisahkan di kota Bandung yang sudah tidak sejuk lagi, tinggallah seorang remaja bernama Veronica. Ia sangat gemar dengan media sosial dan selalu ingin membagikan setiap momennya kepada pengikutnya. Ia senang mengambil foto selfie di berbagai tempat, memamerkan pakaian baru, dan menunjukkan kegiatannya yang seru.
Suatu hari, Veronica pergi berlibur ke pantai bersama teman-temannya. Tak henti-hentinya ia mengambil foto selfie dalam berbagai pose, dengan latar belakang pantai yang indah hingga teman-temannya yang mengelilingi. Foto-fotonya pun diunggah ke media sosial dengan caption yang menarik.
Veronica senang melihat banyak orang menyukai dan mengomentari fotonya. Ia merasa menjadi manusia populer dan dihargai. Namun, di balik rasa senang itu, ada perasaan cemas dan tidak puas yang selalu menghantuinya. Ia selalu ingin foto-fotonya mendapatkan lebih banyak likes and comments daripada teman-temannya. Obsesinya itu pun semakin menjadi-jadi. Ia rela melakukan apa saja, seperti berfoto di tempat-tempat ekstrim dan berbahaya, membeli barang-barang branded yang mahal, hingga berani berbohong mengenai kehidupannya.
Kebohongannya pun ia rancang sebaik mungkin agar terlihat sangat nyata hingga pada suatu ketika, Veronica nekat memanjat menara SUTET untuk membuat konten mengenai depresi. Dalam skenario, dia mengisahkan dirinya depresi hingga ingin mengakhiri hidup akibat tertekan oleh aksi bullying teman-temannya di sekolah.
Veronica mempersiapkan adegannya dengan sangat baik. Dia membawa tangga portable untuk memanjat. Berbekal SIM baru, ia mengendarai mobil ayahnya, membawanya ke daerah Buah Batu. Di sanalah ia mulai membuat konten. Ia mulai memanjat dan terus naik hingga mencapai ketinggian 50 meter dan nahas. Veronica terpeleset kemudian jatuh bebas.
Untungnya, Veronica selamat, tetapi ia mengalami luka serius hingga harus dirawat untuk waktu yang lama. Veronica mengalami cedera kepala, gegar otak hingga pendarahan. Bukan hanya itu, ia juga mengalami cedera saraf tulang belakang yang tak mustahil menyebabkan kelumpuhan.
Siaran langsung yang tengah ditonton banyak follower itu sungguh membuat geger seluruh komunitas. Tak terkecuali, teman-teman dekatnya yang masih terluka akibat kecewa mendengar pernyataan bohongnya mengenai konten aksi bullying itu. Walau demikian, mereka tetap perhatian akan kondisi Veronica, bahkan salah seorang di antara mereka, Maya, menghubungi polisi dengan ponselnya karena dia mengenal lokasi menara itu.
Entah berapa lama waktu yang sangat mencekam itu berlangsung, hingga sebuah notifikasi portal berita lokal memposting kabar mengenai aksi bunuh diri seorang perempuan muda di sebuah menara SUTET yang tubuhnya baru saja ditemukan dalam kondisi mengenaskan.
Di sebuah rumah sakit besar, tubuh Veronica terbaring menerima penanganan medis dalam ruang operasi selama beberapa jam kemudian dipindahkan ke ruang ICU dengan sejumlah alat bantu melekat pada tubuhnya. Rupanya ia memerlukan rehabilitasi fisik ekstensif yang membutuhkan waktu pemulihan cukup lama berkisar beberapa bulan hingga beberapa tahun.
Singkat cerita, kejadian itu membuat Veronica merenungkan kembali kehidupannya. Ia tersadar bahwa kebahagiaan tidak ditentukan oleh likes and comments di media sosial. Ia juga menyadari bahwa ia telah mengabaikan perhatian orang-orang yang selama ini benar-benar peduli kepadanya. Dia menyesali perilaku ambisinya demi mengejar popularitas semu.
Bertahun-tahun berlalu tanpa satu postingan pun terlihat muncul dari akunnya hingga setelah sembuh dari luka, Veronica mulai menggunakan media sosial dengan lebih bijak. Ia lebih selektif dalam membagikan konten dan tidak lagi terobsesi dengan likes and comments. Ia lebih fokus untuk menjalin hubungan yang tulus dengan orang-orang di sekitarnya. Veronica kini benar-benar mampu menikmati momen-momen indah dalam hidup.
Pesan Moral:
Budaya selfie dan pamer di media sosial boleh saja dilakukan, selama tidak berlebihan sebab kebahagiaan hakiki tidak datang dari likes and comments medsos.
Gunakanlah media sosial secara bijak. Jaga hubungan interpersonal tulus dengan orang-orang di sekitar Anda. Fokuslah pada hal-hal yang benar-benar penting dalam hidup, seperti kesehatan, keluarga, dan persahabatan.
Buatlah seluruh aktifitas Anda, menjadi kegiatan yang membawa manfaat besar bagi orang banyak.
Kreator : Adwanthi
Comment Closed: Likes and Comments: Harga Diri Semu di Era Digital
Sorry, comment are closed for this post.