KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Catatan Harian
  • Cerita Anak
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kisah Inspiratif
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • Manajemen
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Opini
  • Organisasi
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • SDM
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Artikel » Manhaj Salaf

    Manhaj Salaf

    BY 28 Des 2022 Dilihat: 151 kali

    Oleh : Aan Mardianto

    Beberapa hari lalu pada berita online salah satu lembaga dibawah suatu organisasi masyarakat meminta kepada pemerintah untuk melarang aliran salafi wahabi. Padahal jika dikaji istilah ini salah, salafi dan wahabi adalah dua hal berbeda. Terlebih lagi dituduhkan bahwa salafi suka mengkafirkan dan membid’ahkan orang lain. Bibit teroris dan tuduhan-tuduhan palsu lainnya. Padahal semua itu tidak benar, baik dari segi istilah maupun tuduhan yang disampaikan. Banyak orang menilai sesuatu hanya dari yang dia dengar, mengomentari sesuatu hal padahal dia tidak mengenalnya dengan baik. 

    Salafi adalah istilah yang dinisbatkan kepada pemahaman kaum salafush shalih atau orang salih terdahulu, yaitu para sahabat nabi, tabiin dan tabiut tabiin, berdasarkan hadis Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam “Sebaik-baik generasi adalah yang bersamaku (sahabat), kemudian yang mengikuti mereka (tabiin), dan yang mengikuti mereka lagi (tabiut tabiin).” (Muttafaq Alaih). Mereka berusaha menjalankan amalan sesuai apa yang diajarkan dan dilakukan oleh nabi dan sahabatnya, karena sesungguhnya amalan dalam agama islam ini sudah lengkap dan sempurna dari nabi. Sahabat yang mulia Abdullah Bin Mas’ud pernah berkata “Barangsiapa hendak mengambil teladan maka teladanilah orang-orang yang telah meninggal. Mereka itu adalah para sahabat Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Mereka adalah orang-orang yang paling baik hatinya di kalangan umat ini. Ilmu mereka paling dalam serta paling tidak suka membebani diri. Mereka adalah suatu kaum yang telah dipilih oleh Allah guna menemani Nabi-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam dan untuk menyampaikan ajaran agama-Nya. Oleh karena itu tirulah akhlak mereka dan tempuhlah jalan-jalan mereka, karena sesungguhnya mereka berada di atas jalan yang lurus.” (Al Wajiz fi ‘Aqidati Salafish shalih, hal. 198).

    Sedangkan wahabi yaitu istilah yang dicetuskan oleh Inggris pada masa pendudukannya di Najed yang sekarang masuk ke dalam wilayah Negara Saudi Arabia. Penjajah Inggris melakukan fitnah dengan tuduhan wahabi kepada mereka yang mengajak kepada kemurnian Islam seusai Al Quran dan Sunnah. Mengapa demikian? Karena orang yang berpegang teguh kepada sunnah nabi sulit diajak bekerja sama, tidak mempan dengan iming-iming kedudukan dan harta dunia, dan yang paling penting adalah tidak takut mati berperang. Hal ini mirip dengan yang terjadi di Indonesia ketika pahlawan nasional Tuanku Imam Bonjol melakukan dakwah ditengah-tengah umat dan melakukan perlawanan terhadap penajajah sehingga  Belanda menggelari beliau wahabi.   

    Bila hanya penampilan luar saja yang menjadi patokan, perihal sholat berjamaah di masjid misalnya, memelihara jenggot, celana cingkrang, tentu kita akan menilai semua sama, naamun yang membedakan adalah pemahaman. Disinilah pentingnya menuntut ilmu syari dari rujukan dan sumber yang benar. Sekilas kaum khawarij yang oleh nabi digelari sebagai anjingnya neraka akan tampak sama, namun memiliki pemahaman yang berbeda. Khawarij disifati nabi sebagai kaum yang banyak melakukan amal ibadah, hafal Al Quran, namun tidak melewati kerongkongannya. Mereka mudah mengkafirkan atau bahkan membunuh orang lain yang tidak sesuai dengan mereka.

    Manhaj salaf dalam dakwahnya melarang untuk memberontak kepada pemerintah yang sah dalam suatu negara. Mereka juga orang-orang yang senantiasa berbaik sangka kepada saudara sesama muslim, tidak mengganggu orang lain sekalipun orang tersebut kafir. Tidak meminta-minta kepada selain Allah, bahkan untuk pembangunan masjid sekalipun manhaj salaf tidak mengadakan sumbangan-sumbangan ditengah jalan seperti yang banyak kita jumpai. Namun anehnya justru sering terjadi pencegahan terhadap kajian ustad salaf, bahkan dibubarkan ketika sedang berlangsung. Beragama sejatinya adalah memasrahkan diri sepenuhnya kepada keinginan Sang Maha Pencipta, bukan menurut selera hawa nafsu manusia. Walaupun kadang ketentuan syariat tidak sesuai keinginan hati, disitulah ketaatan sebagai hamba diuji, sami’na wa ato’na (kami dengar dan kami taat).   

    Kaum salafi berusaha berusaha meneladani nabi dan sahabatnya dalam segala hal. Berusaha manjadi umat pertengahan, tidak terlalu ekstrem keatas seperti halnya khawarij, tapi juga ekstrem kebawah seperti kaum liberal. Disinilah pentingnya tabayun, sehingga tidak mudah termakan provokasi. Kita harus cerdas menilai setiap informasi yang diterima, terlebih pada jaman teknologi maju dan berkembang seperti sekarang ini. Kita harus mampu melihat apa tujuan seseorang menyampaikan berita tersebut.

    Salah satu motif fitnah yang seringkali terjadi adalah karena persoalan ekonomi. Dahulu Buya Hamka pernah menyindir dengan mengatakan bahwa bid’ah akan sulit dibendung selama orang butuh makan. Terganggunya eksistensi ekonomi inilah yang disinyalir sebagai sumber fitnah terhadap kaum salaf. Masyarakat yang sudah belajar ilmu agama yang benar tidak lagi melakukan ritual-ritual agama yang tidak dicontohkan nabi, sehingga mengurangi pendapatan dari amplop acara ataupun makan-makan.   

    Dari sinilah kita dapat memahami maksud hadis nabi yang memerintahkan umatnya untuk menuntut ilmu syari, baik pria maupun wanita, dari lahir hingga meninggal. Supaya kita menjadi umat yang memiliki prinsip, tidak mudah dikendalikan oleh musuh-musuh islam. Saat ini kita berada di jaman dimana kaum muslimin banyak jumlahnya tapi seperti buih di lautan yang mudah terombang-ambing. Kaum muslim saat ini seperti hidangan yang dikepung oleh musuh-musuhnya dari berbagai penjuru. Kebangkitan kaum muslimin hanya dapat dilakukan ketika kita mau kembali kepada kemurnian islam. Kembali kepada ajaran islam yang benar. Selama umat islam masih malas belajar ilmu syari, melakukan kesyirikan, memakan riba, dan lain sebagainya maka kejayaan islam masih sebatas angan-angan. 

    Pepatah lama mengatakan tak kenal maka tak sayang, meskipun lama tapi pepatah itu masih relevan hingga sekarang. Seorang menilai sesuatu yang belum dikenalnya, bahkan menghakimi hanya berdasar dari apa yang dilihat dan didengar, ibarat memakan makanan yang sudah dikunyah oleh orang lain. Hadirilah majelis-majlis ilmu syari agar wawasan bertambah, keimanan meningkat, kedamaian hati diperoleh. Sejatinya tulisan-tulisan yang memberikan penjelasan serta klarifikasi semacam ini sudah banyak dibuat, namun sesungguhnya hanya Allah-lah satu-satunya pemberi hidayah, membuat hati yang keras menjadi lembut, dan orang yang benci menjadi cinta. Hanya doa yang mampu dipanjatkan untuk mereka yang membenci dakwah salaf agar Allah berikan hidayah atasnya.

    Berhati-hatilah dalam berucap, karena setiap ucapan, perbuatan, hati dan pikiran akan diminta pertanggungjawaban. Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam pernah mengingatkan tentang bahaya lisan ini dalam sabdanya “Sesungguhnya ada seorang hamba mengucapkan kalimat tanpa dipikirkan terlebih dahulu, dan karenanya dia dilemparkan ke dalam neraka sejauh antara timur dan barat.” (HR. Muslim, No. 2988.).        

    Bagikan ke

    Comment Closed: Manhaj Salaf

    Sorry, comment are closed for this post.

    Popular News

    • Part 15: Warung Kopi Klotok  Sesampainya di tempat tujuan, Rama mencari tempat ternyaman untuk parkir. Bude langsung mengajak Rani dan Rama segera masuk ke warung Kopi Klotok. Rama sudah reservasi tempat terlebih dahulu karena tempat ini selalu banyak pengunjung dan saling berebut tempat yang ternyaman dan posisi view yang pas bagi pengunjung. Bude langsung memesan […]

      Okt 01, 2024
    • Part 16 : Alun – Alun  Kidul Keesokan paginya seperti biasa Bude sudah bangun dan melaksanakan ibadah sholat subuh. Begitupun dengan Rani yang juga melaksanakan sholat subuh. Rani langsung ke dapur setelah menunaikan ibadah sholat subuh. Tidak lama disusul oleh Bude dan langsung mengambil bahan masakan serta mengiris bahan untuk memasak. Rani dan Bude sangat […]

      Okt 16, 2024
    • Part 14: Kopi Klotok Pagi hari yang cerah, secerah hati Rani dan semangat yang tinggi menyambut keseruan hari ini. Ia bersenandung dan tersenyum sambil mengiris bahan untuk membuat nasi goreng. Tante, yang berada di dekat Rani, ikut tersenyum melihat Rani yang bersenandung dengan bahagia. “Rani, kamu ada rasa tidak sama Rama? Awas, ya. Jangan suka […]

      Sep 18, 2024
    • Part 13 : Candi Borobudur Keesokan harinya Rama sibuk mencari handphone yang biasa membangunkannya untuk berolahraga disaat Rama berada di Jogja. Rama tersenyum dan semangat untuk bangun, membersihkan diri dan segera membereskan kamarnya. Tidak lupa Rama juga menggunakan pakaian yang Rapih untuk menemui Rani hari ini. Sementara Rani seperti biasa masih bermalas-malasan di dalam kamarnya […]

      Sep 07, 2024
    • Part 12 : Cemburu Rama langsung memukul Jaka saat Jaka baru saja masuk ke ruang kerjanya Rama. Jaka yang meringis bukannya marah namun malah tersenyum terhadap Rama karena Jaka tahu bahwa Rama lagi cemburu terhadapnya. Rama males menjawab salam dari Jaka namun sebagai orang yang punya adab Rama harus menjawab salam dari Jaka dengan sopan. […]

      Sep 05, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021