Asrama adalah tempat Pendidikan dengan pola asuh 24 jam atau mondok pesantren, ini adalah salah satu ciri khas Pendidikan Islam di Indonesia sejak lama telah ada di berbagai wilayah Indonesia. Siapa yang menimba ilmu di asrama harus turut serta segala kegiatan yang ada dengan tulus Ikhlas agar berkembang dengan baik dan dapat berdikari. Walaupun bersifat gotong royong dan persaudaraan secara Islam(ukhuwah Islamiyah), tetapi tetaplah menjadi seorang yang mandiri dalam segala hal.
Kehidupan di asrama dengan segala aspek dan permasalahannya, bagi sebagian orang suasana asrama membuat rindu dan mengesankan, tapi bagi sebagian yang lain tak berkesan biasa saja dan tidak ada yang istimewa. Hanya jiwa-jiwa tertentulah yang dapat merasakan suasana syahdunya kehidupan pondok pesantren atau sekolah asrama. Dengan disiplin yang tinggi, dibimbing oleh para pengurus yang Ikhlas, asatidz dan ustadzah yang tulus, kiai yang kharismatik, semua kehidupan terasa indah bagaikan di surga yang adem dan tentram.
Mulai bagaimana santri dapat bangun sebelum waktu subuh atau tahajjud, walaupun tidak semua santri melaksanakan, tetapi suasana seperti itu dapat dirasakan sekali. Dilanjutkan dengan mengantri mandi pagi, shalat subuh berjama’ah, mengaji, dan melatih diri berbahasa asing, baik Arab ataupun Inggris dan tidak lupa sarapan pagi. Selanjutnya sekolah pagi, istirahat, shalat dzuhur dan makan siang, sekolah siang, shalat asar, olah raga, kegiatan bebas, mandi sore, shalat magrib, tadarus bersama, shalat isya, belajar, hingga istirahat malam untuk mengistirahatkan tubuh.
Seperti itulah kira-kira rutinitas harian berjalan, hanya sedikit waktu luang untuk istirahat, mencuci baju,dan kegiatan pribadi lainnya. Inilah waktunya di tempa, dididik, diarahkan, digembleng dengan kedisiplinan ala militer minta ampun. Istirahat bagi mereka(orang-orang beriman) hanyalah di surga kelak nanti, istirahat di dunia adalah pengalihan dari satu pekerjaan ke pekerjaan lain.
Ibarat tanah liat yang dibentuk oleh pengrajin untuk menjadi guci yang indah melalui proses dan tempaan yang panjang. Tanah liat dibasahi, kemudian dibentuk sekehendak pembuatnya, setelah itu dijemur di Terik matahari yang panas selama beberapa hari hingga benar-benar kering. Setelah kering proses selanjutnya dibakar(lebih panas dari dijemur), suhu panasnya api sampai 200 derajat Celcius, kemudian dihaluskan dengan amplas, diberi warna-warni yang indah, dan jadilah guci penghias ruangan.
Demikian juga tempaan, didikan dan ajaran manusia untuk menjadi manusia hebat dan dapat bermanfaat harus bersifat seperti tanah, mudah dibentuk, dapat dibakar, dijemur, melalui pendidikan disiplin yang diterapkan di asrama. Apabila ia tidak mampu melaluinya, maka secara sunatullah, hukum alam pun ia akan menyisir sendiri dan keluar dari kehidupan asrama. Hanya orang-orang yang punya niat tulus Ikhlas dan mempunyai cita-cita luhurlah dapat melalui beragam ujian di pondok hingga batas maksimal pendidikan, baik tingkat dasar, menengah, ataupun tingkat atas.
Segala kegiatan dilakukan bersama dan mengantri, ini adalah melatih kedisiplinan, kesabaran, kejujuran, komunikasi, bagaimana memanfaatkan waktu dengan baik, kepatuhan, dan lain sebagainya. Orang yang tidak disiplin, tidak sabar, pasti tidak akan betah mengantri, maunya nyerobot di urutan mengantri agar cepat keluar barisan dari antrian tersebut. Tetapi siapa yang sabar dengan antrian, apalagi jika harus mengantri berjam-jam, maka terlatihlah kesabarannya. Karena pelajaran itulah yang ia dapatkan dan hikmah dari setiap gerak nafas kehidupan di asrama untuk menjadi manusia-manusia hebat di bidangnya di masa-masa mendatang.
Pada tahun 2020 terdapat lagu despacito yang lagu aslinya berasal dari Bahasa Prancis, lagu barat yang syairnya bagi saya kurang pas(baik) karena membahas tentang percintaan-mesum yang awal dinyanyikan oleh Luis Fonsi dan Daddy Yankee. Kemudian dinyanyikan oleh Justin Bieber, terdapat persi Inggrisnya juga. (hot.detik.com). Maka lahirlah yang menyadur lagu tersebut dengan lagu pondok atau ala santri yang menjadi lagu enak didengar, berkarakter, dan viral dengan lagu ‘Ayo mondok’, seperti syairnya:
Gih… jadi anak tuh jangan banyak bersedih
Jangan ngelawan orang tua
Seharusnya kitab isa jadi mandiri
Bahagiain ayah binda
Yuk… kita sekolah di pondok pesantren
Biar jadi soleh dan keren
Jadi santri alim gaya tetep beken
Tuk… kita belajar menghafal Al-Qur’an
Jurmiyah, imriti dan Alfiyah(Nahwu: kitab tata Bahasa Arab)
Bahasa Arab, Inggris, dan juga Jepang
Ayo mondok!
Makan teri terasa makan Hoka Bento
Gak bisa nonton TV dengar Radio
Mau buka Facebook aja susah banget bro…
Walau banyak hafalan yang membuatmu Lelah
Tetap sabar dan istiqomah, demi masa depan yang indah
Mari ikhlaskan hati teman-teman semua
Jadi santri itu mulia
Penuh dengan hikmah dan berkah
Sukses itu kita yang tentukan
Bukan langsung dari Tuhan
Hanya manusia pilihan
Menahan perih dan cobaan
Di pondok itu kita harus sabar bertahan
Dari segala cobaan godaan rintangan
Jangan berpikir tentang pacaran
Siti, Fatimah, Zulfa itu harus dilupakan
Lebih baik kita berfikir tuk masa depan
Demi meraih cita-cita dan Impian
Yuk mondok… yuk mondok…
Ayo ayo mondok…
Mondok itu keren
Gak mondok gak keren
Jangan bilang keren
Kalua belum mondok
Allah lebih suka pemuda yang soleh, oh yeah…
(Menara Band: Reza, Iwan Sanjaya, Ade Abdul Fatah, Faisal Hamzah: Pondok Pesantren Fajar Dunia Cilengsi Bogor, republika.co.id).
Dari lagu di atas tergambar bahwa kehidupan pondok mengajarkan kemandirian dalam segala hal, karena jauh dari orang tua dan sanak keluarga. Dapat merapikan pakaian sendiri, mengatur keuangan, merapikan kamar, bergaul dan bertutur kata dengan teman-guru, hingga mampu berpikir mandiri. Pendidikan karakter ini melahirkan manusia-manusia tangguh dan hebat yang siap membina masyarakat di kemudian hari, serta menjadi teladan dalam ibadah dan akhlak.
Menuntut ilmu di pondok itu fisabilillah, hanya orang-orang pilihanlah yang berkeinginan mondok, betah di pondok, dan sekolah sampai tamat, menjadi manusia siap pakai. Ujian santri di pondok itu beragam tergantung dengan kepribadian santri tersebut. Jika yang ia beratkan adalah keluarga, maka ujiannya itu, ia selalu kangen keluarga, bermuram durja, inginnya telpon dan mengadu terus kepada keluarga-ayah-ibu, dan seterusnya. Apabila ia mengikuti nafsunya berkeinginan untuk selalu terhubung dengan orang-orang tercinta, maka gagallah mondoknya dan pasti pulang sebelum sampai tamat.
Tetapi apabila ke pondok dari keinginan sendiri, ia akan melawan semua ujian dan halangan termasuk rasa kengen kepada orang tua. Selama mereka masih hidup kapanpun suatu saat akan dapat berjumpa dan bercengkrama kembali, berbeda halnya jika orang tua telah tiada. Pasti santri yang kuat keinginannya untuk mondok akan dapat fokus kepada pelajaran, bersungguh-sungguh dalam belajar hingga mencapai cita-cita yang ia inginkan. Misalya menjadi seorang hafidz-hafidzah, ustadz-ustadzah, da’i-da’iyah, segala keinginan pasti akan terkabul apabila seseorang sungguh-sungguh mendapatkannya.
…
Seorang guru atau ustadz/dzah guru di pondok, selain mengajar, ia dapat menjadi pengasuh kala di asrama, menjadi pelayan saat di kantin, dapur, atau koperasi, atau menjadi pembimbing kala mengurusi keorganisasian, memimpin rapat koordinasi, menjadi coach kala di pesawahan. Segala profesi dan pengalaman hidup dijalani untuk belajar, sebagai bekal bagi kehidupan sesungguhnya di masyarakat kelak, saat Kembali ke kampung halaman. tinggal menikmati setiap detik perjalanan hidup, maka engkau akan merasakan nikmat hidup itu sendiri.
Menjadi manusia yang bermanfaat, itulah sebaik-baik mahluk hewan yang berbicara(manusia) di bumi. Mengukir peradaban umat manusia dan mengukir Sejarah, bahwa kita yang bernama Fulan pernah hidup pada periode tertentu. Walaupun warna itu belum jelas dan tidak terlalu ketara, tetapi minimal kita menjadi titik dalam mewarnai pendidikan dan peradaban manusia, di mana kita berpijak hari ini tempat kelahiran tanah tumpah dara yang perlu kita bela dan kita makmurkan sebagai insan berakal.
Pengasuh itu asik jika dinikmati, mengajak para santri, siswa kepada kebaikan, menjadi panutan, dan mengikuti tuntutan Rasulullah kekasih tercinta Tuhan dan kita semua. Usah berpikir engkau mendapatkan berapa, tapi bekerja keraslah apa yang dapat engkau berikan kepada mereka, kepada bangsa jamrus katulistiwa tercinta. Mengajarkan mereka shalat yang benar untuk mengenal Tuhannya dan berterima kasih atas segala nikmat. Membimbing para santri akan kemandirian dan kebersamaan, bahwa manusia tidak dapat hidup sendiri, tetapi selalu membutuhkan orang lain kapan dan dimanapun, mulai lahir hingga meninggal.
Mengenalkan Tuhan adalah hal utama, mengajarkan ketauhidan, pondasi agama yang kuat dalam diri, seperti akar menghujam ke dalam tanah yang paling dalam, agar tidak mudah tergoyang oleh badai atau tsunami sekalipun. Tidak akan mudah diajak kepada hal-hal yang tidak jelas remang-remang, apalagi dilarang etika dan agama. Pasti ia dapat terhindar dan menolaknya secara halus, agar tidak menyinggung orang yang mengajaknya, tetapi jika diperlukanpun ia berani menyatakan secara tegas. Karena kebenaran harus dijunjung tinggi dan kebatilan harus ditinggalkan, apabila kebenaran dating, maka sirnalah kebatilan dan kejarahatan.
Dalam kehidupan asrama jauh dari keluarga dan sanak saudara juga dapat dijadikan tempat untuk merenung- berpikir dalam- introspeksi diri dalam kesendirian dan kesunyian di malam hari. Dalam kegiatan kepramukaan juga sering diadakan perenungan diri dengan bimbingan kakak pelatih yang ulung, mengingatkan kita akan dosa-dosa, kebaikan orang tua-keluarga, kehidupan di dunia, hingga kematian. Membuat para peserta anggota pramuka terenyuh, terisak, hingga menangis sersedu, teriak, mengingat akan dosa, kesalahan, dan kekhilafan yang pernah diperbuat, terutama kepada kedua orang tua dan keluarga. Cara menebusnya adalah dengan meminta maaf, meminta ampun, dan berbuat baik dalam kehidupan selanjutnya dari sisa usia yang Allah berikan kepada kita. Itulah gojlogan, pengingat dan penggugah kehidupan yang baik dan berhasil.
Di pondok itu guru juga mengajarkan ibadah dan menjadi hamba yang baik, yaitu seorang manusia yang tahu beterima kasih dan bersyukur kepada Tuhannya, yang telah menciptakan dalam bentuk yang sempurna. Dia(Allah) telah memberinya kehidupan, memberinya kesempatan untuk hidup, dapat berbuat baik kepada sesama, belajar, memberi rizki, dan segala kebaikan lainnya. Karena ibadah itu mengajarkan ketaatan, menjadi hamba yang penuh Syukur, tahu arti terima kasih atas segala nikmat, dan pengampunan. Karena arti fiqih itu sendiri adalah pemahaman seseorang atas ajaran agama yang dianutnya.
Jika pemahamannya dangkal, maka ia akan melaksanakan ajarannya sesuai dengan apa yang ia pahami dan ia ketahui, tetapi jika pemahamannya dalam dan meluas, maka ia akan melaksanakan ajarannya dengan sebaik-baiknya. Iapun dapat mengajarkan dan menularkannya kepada orang lain dengan caranya sendiri, baik secara personal orang perorang, atau melalui dakwah-ceramah mengajak orang banyak (manusia) untuk mengenal Tuhannya dan tuntutannya. Berarti ia telah dapat mengamalkan ajarannya kepada orang lain, bukan hanya untuk dirinya sendiri. Karena dakwah-mengajak kepada kebaikan adalah kewajiban setiap diri, hanya saja tidak semua orang dapat melaksanakannya hanya sebagian kecil saja dari manusia…ayat qur’an
Berkomunikasi-bahasa asing dalam asrama tertentu diwajibkan dengan target setelah santri atau siswa mondok tiga bulan, maka seluruh santri telah dapat berbicara Bahasa asing tersebut dengan seluruh warga pondok. Setiap hari santri diberi lima kosa kata dan diterapkan langsung dalam kalimat untuk percakapan sehari hari. Jika dikalikan berapa kosa kata yang didapat, maka akan bertemu angka 5×90= 450 kata.cukup untuk percakapan sehari-hari di kamar-kamar mandi, di kelas, kantin, koperasi, lapangan, laundry, perpustakaan, dapur dan lingkungan asrama. Itu baru kosa kata yang didapat dari kakak kelas organisasi di rayon atau asrama Dimana mereka tinggal atau menginap.
Belum lagi ditambah dengan kosa kata yang mereka dapatkan dari guru-guru(asatidz-ustadzah) di kelas-kelas saat pembelajaran berlangsung, pasti lebih banyak lagi. Ini dapat menguatkan dan memberanikan diri seorang santri untuk selalu berbicara dengan ketentuan disiplin yang telah berlaku. Karena dimanapun kita berada, satu meter atau lima meter kita melangkah pasti bertemu dengan orang lain, dan disanalah kita bercakap-cakap tentang sesuatu hal.
Jikapun terdapat kosa kata yang belum dimengerti atau tidak tahu, bisa juga istilah atau baru, maka dapat ditanyakan kepada kakak-kakak kelas, mudabbir (pengurus), guru-guru, atau membuka kamus sendiri secara otodidak dan mandiri. Sebagaimana jika menggunakan bahasa yang salah, pasti akan langsung dikoreksi atau dibetulkan oleh orang-orang yang lebih berpengalaman dan para pembimbing. Jangan khawatir salah dan tidak bisa, salah bicara tidak akan dihukum, apalagi masuk neraka, yang dihukum biasanya yang tidak menggunakan Bahasa yang ditentukan. Misalnya pekan ini harus menggunakan Bahasa arab, ternyata ia tidak berbicara Bahasa arab, malah berbicara Bahasa ibu Bahasa Indonesia, maka sore atau malamnya, siap-siap saja pasti akan dipanggil oleh bagian Bahasa(qism lughah) yang diumumkan oleh pengurus bagian penerangan(qism ‘i’lam). Itulah biah-suasana berbahasa pada santri di asrama pondok-pondok modern pada umumnya.
Komunikasi itu kesetaraan dan kesamaan, mencari formula yang sama dan dapat juga mencari formula yang baru. Seorang dosen bertemu petani, tentu ia tidak akan membicarakan segala ilmu yang diajarkannya kepada para mahasiswanya di kampus, ia akan menanyakan dan membicarakan pertanian, bagaimana dapat menanam bibit unggul, pupuk yang baik dan ramah lingkungan, tidak terkena hama, hingga bagaimana caranya menghasilkan panen yang berlimpah ruah. Inilah kesetaraan dan kesamaan. Bagaimana pembicaraan itu tepat pada tempat yang tepat, dan pada setiap tempat ada perkataan yang tepat, kondisional.
Siapapun kita, apapun jabatan kita, dimanapun kita berada, maka bekerjalah dengan baik, Allahpun bekerja, bekerjalah Allah-rasulullah dan orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu….surat? ayat? Beraktifitas sesuai dengan pekerjaanmu hari ini, jangan diam termangu menunggu sesuatu yang tidak jelas, berusaha sekuat tenaga dengan jiwa dan raga, pikiran dan fisik secara totalitas. Jika telah berusaha maksimal, pasti hasilnya akan maksimal juga, karena usaha tidak akan mengkhianati hasil, ini seperti rumus pasti hukum alam, jika tidak berhasil, harus dievaluasi, pasti ada yang kurang benar melaksanakannya.
Mengolahragakan badan itu perlu untuk Kesehatan dan keseimbangan, dengan beragama jenis olahraga yang dapat kita lakukan. Bekerja bakti Bersama juga menggerakan badan dan dapat mengeluarkan keringat sambil membersihkan lingkungan tempat dimana kita bermukim. Karena datangnya penyakit terkadang dari lingkungan yang kurang bersih dan higienis. Mensana incorporesano, dalam jiwa yang sehat terdapat badan yang sehat, kebalikannya dalam badan yang sehat terdapat jiwa yang kuat. Fisik dan psikhis bekerjasama dalam mewujudkan sesuatu baik kerja ataupun cita-cita, agar menghasilkan sesuai dengan harapan pelakunya yaitu manusia. Fisik perlu makanan, psikhis juga butuh asupan, jiwa juga butuh makanan, tentu makanan fisik dan jiwa berbeda.
Bagaimana dapat menghayati-menjiwai setiap gerak langkah kehidupan, mengerti mengapa kita dihidupkan, tahu arti tujuan hidup, dan akan kemana kita setelah hidup ini…..-filsafat metafisika….
Belajar dengan tekun, bekerja dengan jujur, berkarya dengan sungguh-sungguh, dan lihatlah hasil yang akan engkau dapatkan. Karena usaha tidak akan mengkhianati hasil, barang siapa bersungguh-sungguh pasti akan mendapatkan apa yang diinginkan dan dicita-citakan. Kebalikannya, siapa yang tidak bersungguh-sungguh dalam bekerja dan belajar, maka kegagalan, kehancuran, keputusasaan, penyesalan yang akan di dapat. Inilah hukum alam dan hukum pasti yang tidak dapat dipungkiri oleh siapapun.
Menyiapkan masa depan, barang siapa mengerti jauhnya perjalanan, maka hendaklah ia Bersiap-siap. Hidup ini bukan hanya hari ini di dunia, tetapi ladang persiapan yang akan di panen kelak nanti di akhirat, maka apa yang dapat dipersiapkan dari sekarang. Senada dengan dustur Ilahi dalam Qur’an Surat Al-Hasyr 18 wahai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu mempersiapkan- melihat hari esok(akhirat)
Memanfaatkan waktu muda dengan baik, belajar dan diamalkan-berbakti-mengabdi kepada Masyarakat dan bangsa saat dewasa. Tuntutlah ilmmu dimasa muda dan amalkanlah dimasa dewasa. Ilmu itu Cahaya, akan masuk ke dalam jiwa orang yang bersih dan suci hatinya, maka jangan pernah nodai belajarmu dengan hal-hal yang kotor-maksiat dan lain sebagainya. Jika tidak ingin engkau sengsara dan menyesal sepanjang hidupmu dikemudian hari, karena tidak ada istilah penyesalan datang di depan, pasti semua akan meraihnya dengan sungguh-sungguh dan tidak ada orang malas.
Bicaralah seperlunya, tidak semua yang ada dibenakmu harus dikeluarkan, pada setiap kesempatan terdapat perkataan yang tepat, dan pada setiap tempat terdapat perkataan yang tepat. Diam itu emas, menjadi hikmah bagi empunya, karena lebih banyak orang yang ingin berbicara dari pada yang diam. Tetapi dalam mengajar dan mendidik, perkataan yang berasal dari hati-jiwa akan diterima oleh jiwa, dan apa yang dikatakan dari mulut hanya akan sampai mulut dan berlalu masuk ke teling kanan dan keluar di telinga kiri. Maka mendidik, mengajar, mengarahkan santri-siswa dengan hati, kelak engkau akan merasakan hasilnya, walaupun 5-10-20 tahun yang akan datang. Itulah pohon kebaikan yang engkau tanam untuk menumbuhkan buah yang baik dan bermanfaat, apalagi lebat, dan terus akan tertular sepanjang masa. Itulah amal shaleh- jariah yang tidak pernah putus dari ilmu yang bermanfaat yang pernah engkau kepada murid-muridmu.
Ditambah lagi dengan mendo’akan mereka murid-murid yang kita ajar, dengan contoh sebait do’a:
“ Ya Allah, mudahkanlah anak-anak kami dalam memahami Pelajaran apa saja yang kami sampaikan, cerdaskanlah mereka, agar mudah menerima apa saja sela Pelajaran yang diberikan. Mudahkan juga urusan orang tuanya, permasalahannya, rezekinya dan keberkahannya untuk membiayai Pendidikan Putera-peuterinya. Berikanlah keberkahan dari ilmu yang kami sampaikan, dan ilmu yang anak-anak kami terima, agar menjadi Cahaya yang terang dalam jiwanya, dapat ditularkan kepada orang-orang terkasih di sekelilingnya, dan menular menyebar di seluruh penjuru dunia. Aamiin…”
Seperti sinar matahari menerangi jarat raya dunia dan juga persada Nusantara dan sinar Al-Qur’an yang Nabi bawakan dari risalah Allah dapat menyinari jiwa-jiwa manusia …
Kreator : mila Hadi
Part 15: Warung Kopi Klotok Sesampainya di tempat tujuan, Rama mencari tempat ternyaman untuk parkir. Bude langsung mengajak Rani dan Rama segera masuk ke warung Kopi Klotok. Rama sudah reservasi tempat terlebih dahulu karena tempat ini selalu banyak pengunjung dan saling berebut tempat yang ternyaman dan posisi view yang pas bagi pengunjung. Bude langsung memesan […]
Part 16 : Alun – Alun Kidul Keesokan paginya seperti biasa Bude sudah bangun dan melaksanakan ibadah sholat subuh. Begitupun dengan Rani yang juga melaksanakan sholat subuh. Rani langsung ke dapur setelah menunaikan ibadah sholat subuh. Tidak lama disusul oleh Bude dan langsung mengambil bahan masakan serta mengiris bahan untuk memasak. Rani dan Bude sangat […]
Part 14: Kopi Klotok Pagi hari yang cerah, secerah hati Rani dan semangat yang tinggi menyambut keseruan hari ini. Ia bersenandung dan tersenyum sambil mengiris bahan untuk membuat nasi goreng. Tante, yang berada di dekat Rani, ikut tersenyum melihat Rani yang bersenandung dengan bahagia. “Rani, kamu ada rasa tidak sama Rama? Awas, ya. Jangan suka […]
Part 13 : Candi Borobudur Keesokan harinya Rama sibuk mencari handphone yang biasa membangunkannya untuk berolahraga disaat Rama berada di Jogja. Rama tersenyum dan semangat untuk bangun, membersihkan diri dan segera membereskan kamarnya. Tidak lupa Rama juga menggunakan pakaian yang Rapih untuk menemui Rani hari ini. Sementara Rani seperti biasa masih bermalas-malasan di dalam kamarnya […]
Part 12 : Cemburu Rama langsung memukul Jaka saat Jaka baru saja masuk ke ruang kerjanya Rama. Jaka yang meringis bukannya marah namun malah tersenyum terhadap Rama karena Jaka tahu bahwa Rama lagi cemburu terhadapnya. Rama males menjawab salam dari Jaka namun sebagai orang yang punya adab Rama harus menjawab salam dari Jaka dengan sopan. […]
Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]
Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]
Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,, begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]
Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]
Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]
Comment Closed: Membimbing Santri di asrama
Sorry, comment are closed for this post.