KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Catatan Harian
  • Cerita Anak
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kisah Inspiratif
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • Manajemen
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Opini
  • Organisasi
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • SDM
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Artikel » Menghirup Semesta

    Menghirup Semesta

    BY 20 Agu 2024 Dilihat: 102 kali
    Pendakian melepas kegalauan hati di Rinjani_alineaku

    Aku melalui masa kecil dan remaja dengan tubuh yang tidak selalu sehat seperti layaknya anak-anak seusiaku. Penyakit Asthma yang sering hadir rutin sejak usiaku 5 tahun dan Paraplegia (lumpuh sementara dari pinggang ke bawah) yang harus kualami di usia 13 tahun selama 3 bulan, sempat menjadi kendala yang tidak menyenangkan bagiku menikmati masa kanak-kanak, remaja hingga dewasa.

     

    Alhamdulillah aku bertumbuhkembang secara mandiri. Aku hidup terpisah dari orangtua/ keluarga selama masa sekolah dan kuliah, demi mendapatkan pendidikan berkualitas. Meskipun kemandirian harus kubangun, namun aku memang tidak terbebas dari kendala dan dampak dari sakitku. Beberapa dampaknya, aku gagap dalam bergerak seperti menari, olahraga tertentu dan kegiatan ekstrim ke alam. Konon kendalanya, motorik kurang sinkron. Hal tersebut berlangsung cukup lama hingga aku menikah dan melahirkan anak-anak. Namun, aku percaya bahwa aku harus mengubah cara hidupku untuk sehat. 

     

    Titik baliknya adalah saat aku mengalami light stroke dan frozen shoulder selama 2 tahun tanpa sebab-sebab penyakit pembawa (darah tinggi, jantung, kolesterol, diabetes dll). Maka dilakukan solusi tuntas untuk kesembuhan secara medis, melalui tindakan dokter ahli. Setelah dinyatakan sehat, aku bertekad melakukan pendakian gunung. Aku ingin mengeksplorasi alam bebas, masuk ke dalam hutan-hutan di pegunungan tinggi. Selain menjaga tetap sehat, juga menguji keseimbangan koordinasi motorik di alam terbuka yang penuh tantangan.

     

    Perjalananku ke puluhan gunung-gunung, ke laut-laut dalam dan hutan-hutan lebat, telah membuat tubuhku bertambah kuat dan tangguh. Jiwaku tenang dan damai. Pemikiranku terbuka dan kreatif. Aku semakin menunduk dan bersyukur takzim ke bumi Allah. Aku menengadah ke langit untuk bersyukur penuh haru serta semakin sabar dalam menjalani kehidupanku dengan bijak.

     

    Di dalam percakapan batinku: “Ya Allah, aku tahu saat ini aku memiliki kendala dan sakit, tapi aku juga tahu aku kuat. Aku akan mengatasi rasa sakit ini. Aku akan memberi diriku waktu untuk sembuh, dan setiap hari akan menjadi langkah kecil menuju kesembuhan. Aku punya kekuatan dalam diri untuk melaluinya.” Aku juga meyakinkan diriku dengan afirmasi positif: “Aku adalah bagian dari energi semesta yang luar biasa ini. Setiap langkah kecil yang kuambil adalah bagian dari keterhubungan dengan semesta yang begitu luas. Setiap waktu, aku akan mengisi diriku dengan energi positif, membuka diri untuk menerima kebaikan dan memancarkan kebaikan tersebut ke dunia. Aku adalah bagian dari keajaiban ini, dan kekuatan semesta ada dalam diriku.”

     

    Ternyata apa yang kulakukan dan ku pilih dalam menyehatkan lahir dan batinku sendiri, di Jepang dikenal dengan sebutan shinrin-yoku (森林浴), yang secara harfiah diterjemahkan “mandi di hutan” atau “relaksasi di hutan”. Aku merasakan dorongan yang tadinya sekedar impulsif ternyata, merupakan pilihan yang tepat. Kesembuhan lahir batin kita, membutuhkan keterhubungan dengan alam. Aku percaya saat makhluk atau insan terhubung dengan alam, maka sebagai makhluk, diriku membuka komunikasi dengan semua yang aku lihat. Karena alam mencerminkan kita dan kita belajar tentang diri kita. Memunculkan pernyataan perasaan seperti: “aku hanya ingin menikmati saat ini.” 

     

    Konon, shinrin-yoku (森林浴), adalah praktik orang Jepang untuk “memandikan” jiwa dan raganya di tengah alam, dengan tujuan menerima manfaat terapeutik. Memang benar, saat berada di puncak gunung, rasanya penyakitku tak akan menemukanku. Analoginya: “bila depresi akan masa depan, kita hanya akan merampas yang indah yang kita rasakan saat ini”. Latihan shinrin-yoku (森林浴), sangat sederhana: aku meluangkan beberapa waktu atau hari dari kesibukanku, untuk pergi ke daerah berhutan lebat, dan aku membiarkan jiwa dan raga merasakan keagungan alam, yang kemudian membuat batinku lebih damai.

     

    Mengutip secara bebas sebuah penelitian tentang shinrin-yoku (森林浴), yang dilakukan di 24 hutan berbeda di Jepang menunjukkan fakta bahwa menghabiskan waktu di lingkungan hutan dapat mengurangi konsentrasi kortisol, menurunkan denyut nadi, menurunkan tekanan darah, meningkatkan aktivitas saraf parasimpatis, dan menurunkan energi saraf simpatik. Faktanya, setelah hanya 15 menit berada di hutan, tekanan darah turun, tingkat stres berkurang, serta konsentrasi dan kejernihan mental meningkat.

     

    Saat di hutan, aku berusaha tanpa gawai ataupun sesuatu yang memecah fokus terhadap alam. Aku ingin mendapatkan manfaat maksimal dari shinrin-yoku (森林浴). Untuk bisa lebih menikmati prosesnya, aku biasanya duduk tenang atau melangkah perlahan-lahan sambil fokus mendengarkan suara nafas ku sendiri, serta menjaga pikiran dalam kendali, atau mempertahankan kesadaran pada satu objek tertentu. Aku berusaha memaksimalkan indraku dengan melihat, mendengar, merasakan, apa yang terjadi di alam. 

     

    Bagiku, merasakan alam dan hutan-hutannya telah memunculkan kekebalan serta menciptakan kesehatan yang baik untuk tubuh, karena aku terkoneksi dengan alam secara raga-pikiran-jiwa dalam intensitas optimal terbaikku.

     

     

    Kreator : Mariza

    Bagikan ke

    Comment Closed: Menghirup Semesta

    Sorry, comment are closed for this post.

    Popular News

    • Part 15: Warung Kopi Klotok  Sesampainya di tempat tujuan, Rama mencari tempat ternyaman untuk parkir. Bude langsung mengajak Rani dan Rama segera masuk ke warung Kopi Klotok. Rama sudah reservasi tempat terlebih dahulu karena tempat ini selalu banyak pengunjung dan saling berebut tempat yang ternyaman dan posisi view yang pas bagi pengunjung. Bude langsung memesan […]

      Okt 01, 2024
    • Part 16 : Alun – Alun  Kidul Keesokan paginya seperti biasa Bude sudah bangun dan melaksanakan ibadah sholat subuh. Begitupun dengan Rani yang juga melaksanakan sholat subuh. Rani langsung ke dapur setelah menunaikan ibadah sholat subuh. Tidak lama disusul oleh Bude dan langsung mengambil bahan masakan serta mengiris bahan untuk memasak. Rani dan Bude sangat […]

      Okt 16, 2024
    • Part 14: Kopi Klotok Pagi hari yang cerah, secerah hati Rani dan semangat yang tinggi menyambut keseruan hari ini. Ia bersenandung dan tersenyum sambil mengiris bahan untuk membuat nasi goreng. Tante, yang berada di dekat Rani, ikut tersenyum melihat Rani yang bersenandung dengan bahagia. “Rani, kamu ada rasa tidak sama Rama? Awas, ya. Jangan suka […]

      Sep 18, 2024
    • Part 13 : Candi Borobudur Keesokan harinya Rama sibuk mencari handphone yang biasa membangunkannya untuk berolahraga disaat Rama berada di Jogja. Rama tersenyum dan semangat untuk bangun, membersihkan diri dan segera membereskan kamarnya. Tidak lupa Rama juga menggunakan pakaian yang Rapih untuk menemui Rani hari ini. Sementara Rani seperti biasa masih bermalas-malasan di dalam kamarnya […]

      Sep 07, 2024
    • Part 12 : Cemburu Rama langsung memukul Jaka saat Jaka baru saja masuk ke ruang kerjanya Rama. Jaka yang meringis bukannya marah namun malah tersenyum terhadap Rama karena Jaka tahu bahwa Rama lagi cemburu terhadapnya. Rama males menjawab salam dari Jaka namun sebagai orang yang punya adab Rama harus menjawab salam dari Jaka dengan sopan. […]

      Sep 05, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021