Aku melalui masa kecil dan remaja dengan tubuh yang tidak selalu sehat seperti layaknya anak-anak seusiaku. Penyakit Asthma yang sering hadir rutin sejak usiaku 5 tahun dan Paraplegia (lumpuh sementara dari pinggang ke bawah) yang harus kualami di usia 13 tahun selama 3 bulan, sempat menjadi kendala yang tidak menyenangkan bagiku menikmati masa kanak-kanak, remaja hingga dewasa.
Alhamdulillah aku bertumbuhkembang secara mandiri. Aku hidup terpisah dari orangtua/ keluarga selama masa sekolah dan kuliah, demi mendapatkan pendidikan berkualitas. Meskipun kemandirian harus kubangun, namun aku memang tidak terbebas dari kendala dan dampak dari sakitku. Beberapa dampaknya, aku gagap dalam bergerak seperti menari, olahraga tertentu dan kegiatan ekstrim ke alam. Konon kendalanya, motorik kurang sinkron. Hal tersebut berlangsung cukup lama hingga aku menikah dan melahirkan anak-anak. Namun, aku percaya bahwa aku harus mengubah cara hidupku untuk sehat.
Titik baliknya adalah saat aku mengalami light stroke dan frozen shoulder selama 2 tahun tanpa sebab-sebab penyakit pembawa (darah tinggi, jantung, kolesterol, diabetes dll). Maka dilakukan solusi tuntas untuk kesembuhan secara medis, melalui tindakan dokter ahli. Setelah dinyatakan sehat, aku bertekad melakukan pendakian gunung. Aku ingin mengeksplorasi alam bebas, masuk ke dalam hutan-hutan di pegunungan tinggi. Selain menjaga tetap sehat, juga menguji keseimbangan koordinasi motorik di alam terbuka yang penuh tantangan.
Perjalananku ke puluhan gunung-gunung, ke laut-laut dalam dan hutan-hutan lebat, telah membuat tubuhku bertambah kuat dan tangguh. Jiwaku tenang dan damai. Pemikiranku terbuka dan kreatif. Aku semakin menunduk dan bersyukur takzim ke bumi Allah. Aku menengadah ke langit untuk bersyukur penuh haru serta semakin sabar dalam menjalani kehidupanku dengan bijak.
Di dalam percakapan batinku: “Ya Allah, aku tahu saat ini aku memiliki kendala dan sakit, tapi aku juga tahu aku kuat. Aku akan mengatasi rasa sakit ini. Aku akan memberi diriku waktu untuk sembuh, dan setiap hari akan menjadi langkah kecil menuju kesembuhan. Aku punya kekuatan dalam diri untuk melaluinya.” Aku juga meyakinkan diriku dengan afirmasi positif: “Aku adalah bagian dari energi semesta yang luar biasa ini. Setiap langkah kecil yang kuambil adalah bagian dari keterhubungan dengan semesta yang begitu luas. Setiap waktu, aku akan mengisi diriku dengan energi positif, membuka diri untuk menerima kebaikan dan memancarkan kebaikan tersebut ke dunia. Aku adalah bagian dari keajaiban ini, dan kekuatan semesta ada dalam diriku.”
Ternyata apa yang kulakukan dan ku pilih dalam menyehatkan lahir dan batinku sendiri, di Jepang dikenal dengan sebutan shinrin-yoku (森林浴), yang secara harfiah diterjemahkan “mandi di hutan” atau “relaksasi di hutan”. Aku merasakan dorongan yang tadinya sekedar impulsif ternyata, merupakan pilihan yang tepat. Kesembuhan lahir batin kita, membutuhkan keterhubungan dengan alam. Aku percaya saat makhluk atau insan terhubung dengan alam, maka sebagai makhluk, diriku membuka komunikasi dengan semua yang aku lihat. Karena alam mencerminkan kita dan kita belajar tentang diri kita. Memunculkan pernyataan perasaan seperti: “aku hanya ingin menikmati saat ini.”
Konon, shinrin-yoku (森林浴), adalah praktik orang Jepang untuk “memandikan” jiwa dan raganya di tengah alam, dengan tujuan menerima manfaat terapeutik. Memang benar, saat berada di puncak gunung, rasanya penyakitku tak akan menemukanku. Analoginya: “bila depresi akan masa depan, kita hanya akan merampas yang indah yang kita rasakan saat ini”. Latihan shinrin-yoku (森林浴), sangat sederhana: aku meluangkan beberapa waktu atau hari dari kesibukanku, untuk pergi ke daerah berhutan lebat, dan aku membiarkan jiwa dan raga merasakan keagungan alam, yang kemudian membuat batinku lebih damai.
Mengutip secara bebas sebuah penelitian tentang shinrin-yoku (森林浴), yang dilakukan di 24 hutan berbeda di Jepang menunjukkan fakta bahwa menghabiskan waktu di lingkungan hutan dapat mengurangi konsentrasi kortisol, menurunkan denyut nadi, menurunkan tekanan darah, meningkatkan aktivitas saraf parasimpatis, dan menurunkan energi saraf simpatik. Faktanya, setelah hanya 15 menit berada di hutan, tekanan darah turun, tingkat stres berkurang, serta konsentrasi dan kejernihan mental meningkat.
Saat di hutan, aku berusaha tanpa gawai ataupun sesuatu yang memecah fokus terhadap alam. Aku ingin mendapatkan manfaat maksimal dari shinrin-yoku (森林浴). Untuk bisa lebih menikmati prosesnya, aku biasanya duduk tenang atau melangkah perlahan-lahan sambil fokus mendengarkan suara nafas ku sendiri, serta menjaga pikiran dalam kendali, atau mempertahankan kesadaran pada satu objek tertentu. Aku berusaha memaksimalkan indraku dengan melihat, mendengar, merasakan, apa yang terjadi di alam.
Bagiku, merasakan alam dan hutan-hutannya telah memunculkan kekebalan serta menciptakan kesehatan yang baik untuk tubuh, karena aku terkoneksi dengan alam secara raga-pikiran-jiwa dalam intensitas optimal terbaikku.
Kreator : Mariza
Comment Closed: Menghirup Semesta
Sorry, comment are closed for this post.