KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Catatan Harian
  • Cerita Anak
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kisah Inspiratif
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • Manajemen
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Opini
  • Organisasi
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • SDM
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Artikel » Posisi Strategis Daerah Istimewa Yogyakarta dalam Konteks Politik Nasional dan Lokal

    Posisi Strategis Daerah Istimewa Yogyakarta dalam Konteks Politik Nasional dan Lokal

    BY 09 Mei 2025 Dilihat: 43 kali
    Posisi Strategis Daerah Istimewa Yogyakarta dalam Konteks Politik Nasional dan Lokal_alineaku

    Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memiliki posisi strategis yang unik dalam peta politik nasional karena latar belakang sejarahnya yang sangat erat dengan proses lahirnya dan mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia. Ketika republik ini baru berdiri pada 1945, Sri Sultan Hamengkubuwono IX dan Paku Alam VIII menyatakan bergabung dengan Republik Indonesia dan menyatukan wilayah Kesultanan Yogyakarta dan Kadipaten Paku Alaman ke dalam struktur negara baru.

    Langkah ini bukan hanya simbolik, tetapi strategis secara politik. Saat Ibu Kota negara direbut oleh Belanda dalam Agresi Militer II pada 1948, Yogyakarta menjadi ibu kota sementara Republik Indonesia. Selama periode itu, Yogyakarta bukan hanya pusat pemerintahan darurat, tetapi juga pusat perlawanan diplomatik dan militer.

    Karena jasanya tersebut, negara mengakui status istimewa Yogyakarta melalui berbagai regulasi. Saat ini, keistimewaan tersebut ditegaskan dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2012 tentang Keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta. Undang-undang ini memberikan pengakuan dan kewenangan khusus bagi DIY dalam lima urusan:

    1. Tata cara pengisian jabatan Gubernur dan Wakil Gubernur,
    2. Kelembagaan Pemerintah Daerah,
    3. Kebudayaan,
    4. Pertanahan,
    5. Tata ruang.

    Kondisi inilah yang menjadikan DIY bukan hanya daerah otonom biasa, tetapi juga entitas politik-budaya yang memiliki pengaruh strategis secara nasional.

    Secara geografis, DIY hanya memiliki luas wilayah sekitar 3.185,80 km², menjadikannya provinsi terkecil kedua setelah DKI Jakarta. Namun, dari sisi pengaruh politik, sosial, dan budaya, Yogyakarta memiliki bobot yang jauh lebih besar.

    Yogyakarta dikenal sebagai kota pelajar, rumah bagi lebih dari 100 perguruan tinggi dan ratusan ribu mahasiswa dari berbagai daerah di Indonesia. Kampus-kampus seperti Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Islam Indonesia (UII), dan Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) telah lama menjadi inkubator pemikiran politik progresif dan gerakan masyarakat sipil.

    Pada masa Orde Baru, Yogyakarta menjadi salah satu pusat perlawanan terhadap otoritarianisme. Gerakan mahasiswa seperti Suara Ibu Peduli, Forum Kota, dan Aliansi Rakyat untuk Demokrasi kerap menyuarakan protes politik yang menginspirasi gerakan serupa di daerah lain.

    Kehadiran Kesultanan Yogyakarta bukan hanya berfungsi simbolik, tetapi juga memiliki efek psikologis dan politik terhadap masyarakat. Sultan sebagai Gubernur DIY bukan berasal dari pemilu, tetapi ditetapkan melalui penetapan langsung berdasarkan garis keturunan. Hal ini diatur secara eksplisit dalam Pasal 18 ayat (1c) UUD 1945 dan dijabarkan lebih lanjut dalam UU Keistimewaan DIY Pasal 18.

    Pengangkatan ini mencerminkan bentuk demokrasi yang berakar pada tradisi lokal. Stabilitas politik di DIY, termasuk minimnya konflik sosial menjelang dan pasca pemilu, banyak dikaitkan dengan peran simbolik Sultan sebagai figur pemersatu.

    Secara elektoral, DIY bukan provinsi dengan jumlah pemilih terbanyak. Data KPU RI mencatat bahwa pada Pemilu 2024, jumlah pemilih DIY sebanyak 2.870.974 jiwa, tersebar di 5 kabupaten/kota. Meski demikian, DIY dianggap sebagai barometer moral dan intelektual pemilih Indonesia.

    Berbagai survei menunjukkan bahwa pemilih DIY cenderung rasional dan mempertimbangkan isu serta rekam jejak kandidat, bukan sekadar identitas atau uang. Data LSI tahun 2019 menyebut bahwa DIY dan DKI Jakarta merupakan dua daerah dengan tingkat pemilih kritis tertinggi, terutama di kalangan pemilih muda dan terdidik.

    Yogyakarta telah melahirkan banyak tokoh nasional, dari presiden hingga aktivis dan pemikir. Hal ini menunjukkan bahwa DIY bukan hanya tempat lahir pemilih, tetapi juga pembentuk pemimpin.

    Dengan seluruh kompleksitas sosial-budaya dan latar sejarahnya, pengawasan pemilu di DIY memiliki dimensi yang sangat khas:

    • Tingkat pelaporan dan partisipasi masyarakat yang relatif tinggi,
    • Keterlibatan aktif kampus dan akademisi dalam mendorong pengawasan partisipatif,
    • Kolaborasi antara Bawaslu, organisasi kemahasiswaan, serta komunitas lokal. 

    Data Bawaslu DIY pada Pemilu 2019, tercatat 66 temuan dan laporan dugaan pelanggaran terdiri dari dugaan pelanggaran kode etik, pidana, administrasi, pelanggaram hukum lainnya. Dari jumlah tersebut yang dilakukan registrasi sejumlah 54 dugaan pelanggaran, 12 sisanya tidak diregistrasi karena tidak memenuhi unsur pelanggaran.

    DIY menjadi contoh unik dalam mengelola hubungan antara tradisi lokal (monarki) dan demokrasi modern (pemilu dan partisipasi publik). Kombinasi ini memunculkan model demokrasi hibrida, yang justru menghasilkan stabilitas politik yang relatif tinggi dan tingkat partisipasi pemilih yang konsisten.

    Pada Pilpres 2019, misalnya, tingkat partisipasi pemilih di DIY mencapai 81,62%, sedikit di bawah rata-rata nasional (81,97%), tetapi dengan lebih sedikit laporan pelanggaran dibanding provinsi lain. Hal ini menunjukkan bahwa sistem sosial dan nilai budaya lokal yang menekankan etika, tata krama, dan keharmonisan turut memperkuat proses politik yang sehat.

    Posisi strategis Daerah Istimewa Yogyakarta dalam politik nasional dan lokal bukan hanya terletak pada sejarahnya yang heroik, tetapi juga pada perannya sebagai pusat intelektual, budaya, dan penggerak moral bangsa. Meski tidak besar secara jumlah pemilih, pengaruh Yogyakarta dalam diskursus demokrasi dan pengawasan pemilu sangat besar. Dari kampus hingga keraton, dari mahasiswa hingga Sultan, DIY terus memainkan peran penting dalam menjaga dan merawat demokrasi Indonesia.

    Sebagai daerah istimewa, Yogyakarta menunjukkan bahwa demokrasi bisa berkembang berdampingan dengan nilai-nilai lokal. Dalam konteks pengawasan pemilu, ini berarti membangun mekanisme yang tidak hanya patuh pada regulasi, tetapi juga mengakar kuat pada budaya masyarakatnya.

     

     

    Kreator : Hastotomo

    Bagikan ke

    Comment Closed: Posisi Strategis Daerah Istimewa Yogyakarta dalam Konteks Politik Nasional dan Lokal

    Sorry, comment are closed for this post.

    Popular News

    • Part 15: Warung Kopi Klotok  Sesampainya di tempat tujuan, Rama mencari tempat ternyaman untuk parkir. Bude langsung mengajak Rani dan Rama segera masuk ke warung Kopi Klotok. Rama sudah reservasi tempat terlebih dahulu karena tempat ini selalu banyak pengunjung dan saling berebut tempat yang ternyaman dan posisi view yang pas bagi pengunjung. Bude langsung memesan […]

      Okt 01, 2024
    • Part 16 : Alun – Alun  Kidul Keesokan paginya seperti biasa Bude sudah bangun dan melaksanakan ibadah sholat subuh. Begitupun dengan Rani yang juga melaksanakan sholat subuh. Rani langsung ke dapur setelah menunaikan ibadah sholat subuh. Tidak lama disusul oleh Bude dan langsung mengambil bahan masakan serta mengiris bahan untuk memasak. Rani dan Bude sangat […]

      Okt 16, 2024
    • Part 14: Kopi Klotok Pagi hari yang cerah, secerah hati Rani dan semangat yang tinggi menyambut keseruan hari ini. Ia bersenandung dan tersenyum sambil mengiris bahan untuk membuat nasi goreng. Tante, yang berada di dekat Rani, ikut tersenyum melihat Rani yang bersenandung dengan bahagia. “Rani, kamu ada rasa tidak sama Rama? Awas, ya. Jangan suka […]

      Sep 18, 2024
    • Part 13 : Candi Borobudur Keesokan harinya Rama sibuk mencari handphone yang biasa membangunkannya untuk berolahraga disaat Rama berada di Jogja. Rama tersenyum dan semangat untuk bangun, membersihkan diri dan segera membereskan kamarnya. Tidak lupa Rama juga menggunakan pakaian yang Rapih untuk menemui Rani hari ini. Sementara Rani seperti biasa masih bermalas-malasan di dalam kamarnya […]

      Sep 07, 2024
    • Part 12 : Cemburu Rama langsung memukul Jaka saat Jaka baru saja masuk ke ruang kerjanya Rama. Jaka yang meringis bukannya marah namun malah tersenyum terhadap Rama karena Jaka tahu bahwa Rama lagi cemburu terhadapnya. Rama males menjawab salam dari Jaka namun sebagai orang yang punya adab Rama harus menjawab salam dari Jaka dengan sopan. […]

      Sep 05, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021