“Dulu orang butuh bertahun-tahun buat jadi ahli, sekarang cukup dua jam browsing dan langsung merasa paling pintar.”
Pernah ketemu orang yang mendadak jadi ahli segala hal? Baru kemarin ngobrolin bola, hari ini udah bahas politik dunia, besoknya jadi pakar kesehatan. Seakan-akan mereka punya otak ensiklopedia yang isinya lengkap banget. Tapi kalau ditelusuri lebih jauh, ternyata sumber “kejeniusan” mereka cuma satu: Google.
Di era sekarang, banyak orang merasa cukup browsing dua jam, lalu mendadak jadi profesor dadakan. Mereka ngomong seolah-olah paling tahu segalanya, dari konspirasi dunia sampai cara hidup sehat ala leluhur. Ironisnya, makin pede mereka bicara, makin banyak orang yang percaya.
Google Bikin Pintar atau Cuma Sok Pintar?
Gak salah sih pakai internet buat cari informasi. Justru bagus kalau kita memanfaatkannya dengan benar. Tapi masalahnya, banyak yang cuma baca sekilas, ambil yang cocok sama pendapatnya, terus langsung disebarkan kayak fakta mutlak. Padahal, ilmu yang dipelajari cuma seujung kuku.
Misalnya, ada yang tiba-tiba jadi ahli kesehatan cuma gara-gara baca satu artikel di blog yang nggak jelas sumbernya. Langsung deh mereka kasih ceramah ke teman-teman, seolah lebih paham dari dokter yang sudah bertahun-tahun belajar. Atau yang lebih ekstrem, mereka sok tahu tentang konspirasi dunia, nyalahin semua pihak tanpa cek dulu fakta sebenarnya.
Efek Samping Profesor Google
Fenomena ini gak cuma bikin salah kaprah, tapi juga berbahaya. Informasi yang setengah-setengah bisa jadi bumerang kalau disebarkan tanpa filter. Apalagi kalau yang mereka bagikan itu hoaks atau teori ngawur. Bayangin aja, kalau semua orang percaya sama informasi yang nggak jelas sumbernya, dunia bakal penuh sama kebingungan.
Ada yang bilang, “Sedikit ilmu itu berbahaya.” Dan emang benar! Ketika seseorang merasa sudah tahu segalanya padahal cuma baca sekilas, mereka gampang banget nge-judge orang lain. Gak heran kalau sekarang banyak yang sok menasehati dengan kalimat religius atau kutipan motivasi, padahal dirinya sendiri belum tentu paham maknanya.
Jadi, Harus Gimana?
Boleh kok browsing dan cari tahu banyak hal di internet. Tapi jangan berhenti di permukaan aja. Cek sumbernya, baca lebih dalam, bandingin dari berbagai referensi, dan yang paling penting: jangan langsung merasa paling pintar. Dunia ini luas, ilmu berkembang terus, dan nggak ada manusia yang tahu segalanya.
Jadi, sebelum mendadak jadi profesor Google, tanya dulu ke diri sendiri: “Gue beneran paham, atau cuma kebanyakan baca tweet dan artikel clickbait?” Kalau jawabannya yang kedua, mungkin lebih baik belajar dulu sebelum sok jadi ahli.
“Orang cerdas akan terus belajar, sementara yang sok pintar akan terus menggurui. Pilih jadi yang mana?”
Kreator : Kadek Suprapto
Comment Closed: Profesor Google: Dua Jam Browsing, Seisi Dunia di Genggaman
Sorry, comment are closed for this post.