Distrik Salawati Tengah Kabupaten Raja Ampat merupakan salah satu pulau pedesaan tempat penulis bermukim bersama keluarga dan ± 1.500 kepala keluarga lain. Mayoritas mereka bekerja sebagai nelayan, petani, peternak, pelaku usaha mikro dan pegawai negeri. Tempat ini dikelilingi oleh perairan. Untuk mencapai kota terdekat (Sorong) memerlukan 4 jam pergi-pulang menggunakan perahu kayu bermesin tempel jika cuaca sedang bersahabat. Waktu tempuh akan dipengaruhi oleh cuaca dan keadaan laut. Di kota sorong inilah hampir semua kebutuhan sandang, pangan, dan papan dibeli untuk kemudian dibawa pulang ke pulau.
Kampung ini relative tenang dari gonjang-ganjing dan berbagai kerumitan hidup. Masyarakatnya cenderung hidup berdampingan dan rukun dengan tetangga. Menggosipkan sinetron yang ditonton semalam di salah satu stasiun TV favorit. Berkumpul diwarung kopi sambil membahas polotik merupakan hal lumrah dikalangan masyarakat setempat. Kenyamanan lain yang diperoleh adalah dengan adanya pasokan listrik 12 jam mulai pada pukul 18.00 di sore hari hingga pukul 06.00 pagi keesokan harinya. Sehingga gelapnya malam masih dapat tertahankan.
Namun, ketenangan kami tetiba ambyar akibat pemadaman listrik PLN yang katanya akan berlangsung selama sebulan disebabkan adanya perbaikan pada mesin. Masyarakat heboh, berbagai macam lini terkena dampaknya. Hanya karena pemadaman listrik dunia serasa berubah dan tak lagi seramah biasanya.
Berikut akan penulis paparkan beberapa lini yang terkena dampak pemdaman listrik
1. Sinyal telpon dan internet
Berhubung tower pemancar sinyal telpon dan internet mengandalkan daya dari listrik setempat maka, secara otomatis ketika listrik padam tower pemancar sinyalpun ikut padam. Dampak ketiadaan sinyal telpon dan internet meluas. Terjadi banyak keluhan dari berbagai pihak. Mulai dari pedagang online, orang tua yang mempunyai anak dinegeri rantau tidak dapat dihubungi, sms baking tidak dapat digunakan dan masih banyak lagi.
2. Pendidikan
Salah satu dampak paling menonjol akibat pemadaman lisrtik terhadap pendidikan yakni pada saat hendak melaksanakan kegiatan Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK) yang pelaksanaannya mengharuskan dikerjakan secara online, sementara sinyal telpon maupun internet terputus total. Mau tidak mau pihak-pihak yang berkepentingan harus memutar otak agar ANBK yang dianggap sebagai hajat nasional dapat terlaksana dengan baik.
Diambillah inisiatif untuk menggunakan generator sebagai pendukung daya darurat untuk tower pemancar. Masalah tidak berhenti di situ saja karena generatorpun butuh BBM (Bahan Bakar Minyak) untuk beroperasi. Artinya pihak sekolah terpaksa mengeluarkan biaya tambahan untuk pembelian BBM selama beberapa hari.
3. Kelangkaan BBM (Bahan Bakar Minyak)
Pada saat pemadaman listrik berlangsung maka, masyarakat mengambil inisiatif lain untuk tetap memiliki penerangan dimalam hari. Rata-rata masyarakat sekitar menggunakan generator sebagai cadangan listrik. Jelas bahwa generator-generator tersebut memerlukan BBM agar dapat beroperasi dengan baik, yang pada akhirnya menyebabkan kelangkaan BBM dikarenakan rerata penggunaan BBM melonjak 5 kali lipat dibanding hari normal biasanya. Pada hari normal harga BBM (bensin) di daerah setempat berada dikisaran Rp.12.000,00 namun, setelah terjadi kelangkaan harga tetiba melonjak ke kisaran Rp.15.000,00 – Rp.17.000,00. Fonomena kelangkaan BBM ini berbanding lurus dengan kenaikan harga BBM. Semakin langka BBM, semakin diburu masyarakat, semakin diburu semakin gila juga harganya. Ibarat pepatah “ sudah jatuh tertimpa tangga pula”
4. Rumah tangga
Anggaran dan belanja rumah tangga tak luput juga dari masalah. Mari kita mengambil contoh ringkas pada pengeluaran listrik bulanan. Pada saat listrik normal rerata pemakaian listrik rumah tangga berkisar Rp.100.000,00 – Rp.200.000,00. Ketika terjadi pemadaman, untuk kebutuhan penerangan saja dibutuhhan ± 1,5 liter bensin campur (bensin yang telah dicampur dengan oli) per jam yang kalau ditotal bisa mencapai ±Rp.30.000,00. Jika setiap malam sebuah rumah menyalakan lampu selama 3 jam maka pengeluaran bisa mencapai Rp.90.000,00 per malam. Jumlah ini hanya untuk biaya semalam namun sudah mendekati pengeluaran sebulan jika menggunakan listri PLN.
Belum lagi jika membahas masalah cucian yang biasanya dibantu oleh mesin cuci kini terpaksa menggunakan tenaga manual alias nyikat pakaian kotor sendiri yang pastinya membutuhkan waktu dan tenaga ekstra. Begitu pula dengan kulkas yang tidak dapat difungsikan sama sekali karena daya pada generator terbatas. Akibatnya sayur, buah, ikan dan daging pada busuk semua.
5. Bisnis
Pelaku bisnis ikut dibuat pusing oleh pemadaman listrik. Bagaimana tidak? Warung makan yang biasanya menyetok bahan mentah berupa daging, ikan, bakso, udang dan sejenisnya kini harus membeli bahan makanan sekali habis sementara pasar terbesar yang terdekat butuh waktu dari pagi hingga petang pergi-pulang untuk mencapainya.
Penyedia jasa foto copy, laminating, print dan percetakan ikut tutup. Bisnis online juga terdampak karena kesulitan dengan sinyal internet. Masih banyak jenis bisnis yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
6. Nelayan
Dampak bagi nelayan terutama karena kelangkaan dan mahalnya BBM sehingga membuat mereka jarang melaut. Melautpun jika mendapatkan tangkapan yang banyak bingung mau disimpan dimana jika tidak segera habis terjual karena kulkas tidak berfungsi.
Itulah beberapa lini yang penulis anggap paling banyak terkena dampak pemadaman listrik. Apa yang penulis paparkan dalam tulisan ini sebagian merupakan hasil riset melalui medsos yang kemudian penulis olah menjadi rangkaian kata. Perlu diingat bahwa tulisan ini masih memiliki bayak kekurangan sehingga kritik dan saran dari pembaca akan sangat penulis nantikan. Terima kasih
Comment Closed: Pulauku Ambyar Gegara Pemadaman Listrik
Sorry, comment are closed for this post.