KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Catatan Harian
  • Cerita Anak
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kisah Inspiratif
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • Manajemen
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Opini
  • Organisasi
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • SDM
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Artikel » Putri Tadampalik

    Putri Tadampalik

    BY 15 Jun 2024 Dilihat: 167 kali
    Putri Tadampalik_alineaku

    Cerita Rakyat Sulawesi Selatan

    (Cerita termasuk kategori dongeng)

    Pada zaman dahulu kala, di Sulawesi Selatan ada sebuah kerajaan bernama Kerajaan Luwu. Kerajaan dipimpin oleh seorang raja yang bernama Datu Maongge dan sering dipanggil Datu Luwu. Ia sangat arif, bijaksana dan gagah berani. Karenanya, rakyat di negeri itu pun hidup makmur.

    Datu Luwu memiliki seorang putri yang sangat cantik dan ramah. Namanya Putri Tandampalik. Kecantikan dan budi pekertinya yang baik membuat ia dikenal hingga ke pelosok negeri. Kabar ini pun terdengar sampai ke telinga Raja Bone.

    Raja Bone memiliki seorang putra yang gagah dan tampan. Meskipun seorang putra mahkota, tutur katanya baik dan sopan. Raja Bone bermaksud meminang Putri Tandampalik untuk putranya. Ia mengutus rombongan perwiranya menuju kerajaan Luwu.

    Mendengar kabar akan datang urusan dari Bone untuk meminang putrinya. Datu Luwu sangat bingung. Setiap hari, ia gelisah memikirkan pinangan itu. Menurut adat Luwu, seorang putri dari Luwu tidak boleh menikah dengan lelaki di luar sukunya. Akan tetapi, jika ia menolak pinangan itu pasti akan terjadi peperangan yang dahsyat.

    “Baiklah. Aku akan menerima pinangan itu. Biar aku saja yang dikutuk oleh Dewa asalkan rakyatku tidak menderita,” gumam Datu Luwu dalam hati.

    Beberapa hari kemudian, datang utusan dari Kerajaan Bone untuk meminang Putri Tandampalik. Mereka datang dengan sangat sopan dan ramah.  Tidak ada rombongan prajurit yang datang ataupun armada perang di pelabuhan seperti yang diperkirakan sebelumnya.

    Datu Luwu menyambutnya dengan sangat ramah. Setelah mereka mengutarakan maksudnya, Datu Luwu tidak langsung menjawab pinangan itu. Utusan Raja Bone memahami hal itu. Mereka akhirnya kembali ke Bone.

    Keesokan harinya, Putri Tandampalik jatuh sakit. Sekujur tubuhnya mengeluarkan cairan kental menjijikkan yang berbau anyir. Para tabib istana tidak sanggup menyembuhkan penyakit Putri Tandampalik. Semakin hari penyakit Putri Tandampalik semakin parah. Jika tidak segera diasingkan, rakyat Luwu pasti akan tertular.

    Datu Luwu pusing dibuatnya. Ia berpikir keras. Setelah beberapa saat berpikir, akhirnya ia mendapatkan cara agar rakyatnya tidak tertular penyakit putrinya. Putri Tandampalik harus diasingkan keluar dari Kerajaan Luwu. Hanya itu cara yang tepat, walaupun berat dan hancur rasanya hati Datu Luwu melepaskan kepergian putri semata wayangnya itu namun tidak bisa berbuat apa-apa.

    Pergilah Putri Tandampalik ke pengasingan didampingi oleh pengikut setianya. Sebelum pergi, Datu Luwu memberikan sebilah keris pusaka kepada Putri Tandampalik.

    Berbulan-bulan sudah Putri Tandampalik dan pengikutnya berlayar. Tibalah mereka di sebuah pulau yang subur dan berhawa sejuk. Lalu, mereka menepi. Di sana seorang pengikut Putri Tandampalik menemukan buah Wajo. Akhirnya, daerah tersebut diberi nama Wajo. Di sana mereka membuat gubuk-gubuk kecil sebagai tempat tinggal. Mereka juga mulai bercocok tanam.

    Pada suatu hari, ketika sedang duduk-duduk di pinggir danau Putri Tandampalik melihat seekor kerbau berwarna putih. Ia mengira kerbau itu akan memakan tanaman sayuran yang berada tidak jauh dari tempat itu sehingga diusir lah kerbau itu. Namun, semakin diusir kerbau itu semakin mendekat dan menerjang Putri Tandampalik hingga pingsan. Ketika siuman, Putri Tandampalik sangat kaget karena melihat kerbau berwarna putih itu menjilat seluruh permukaan tubuhnya yang sudah mulai membusuk.

    Setelah berulang kali dijilati oleh si kerbau berwarna bule itu penyakit ditubuh Putri Tandampalik berangsur-angsur sembuh dan mengering sehingga tidak meninggalkan bekas sama sekali. Karena jasanya ini maka kerbau bule kemudian dikeramatkan dan tidak boleh disembelih.

    Pada suatu malam, Putri Tandampalik bermimpi didatangi seorang pemuda tampan. Pemuda itu berkata bahwa dirinya adalah jodoh Putri Tandampalik. Putri Tandampalik terjaga tidurnya. Ia mengira bahwa mimpi itu adalah pertanda baik untuknya.

    Sementara itu, di Negeri Bone, Putra Mahkota Kerajaan Bone sedang asyik berburu. Ia ditemani oleh para pengawal dan panglima Kerajaan Bone yang bernama Anre Guru Pakanranyeng. Karena terlalu asyik berburu, Putra Mahkota terpisah dari rombongannya. Hari sudah semakin larut, akhirnya ia harus bermalam di dalam hutan. Putra mahkota itu mencoba memejamkan matanya, tetapi suara-suara hewan malam sulit membuatnya tertidur.

    Di kejauhan, Putra Mahkota melihat seberkas cahaya dari sebuah perkampungan. Bergegas ia menuju ke sumber cahaya itu. Sesampainya di perkampungan tersebut, hari sudah sangat larut. Ia memberanikan memasuki sebuah gubuk yang terlihat kosong. Namun, betapa terkejutnya ketika ia melihat seorang gadis cantik sedang memasak air. Gadis cantik itu adalah Putri Tandampalik.

    “Aduhai…. betapa cantiknya gadis ini? Siapakah gerangan dia sebenarnya?”gumam sang Putra Mahkota.

    Merasa ada yang mengawasi, Putri Tandampalik menoleh ke belakang. Betapa terkejutnya Putri Tandampalik melihat seseorang pemuda yang sama seperti di mimpi waktu itu. Akhirnya mereka berkenalan. Melihat tutur kata pangeran yang lembut dan sopan membuat Putri Tandampalik kagum dan tertarik. Begitupun dengan kecantikan dan kelembutan Putri Tandampalik membuat Putra Mahkota jatuh hati.

    Pagi harinya, Panglima Perang Kerajaan Bone, Anre Guru Pakanranyeng, beserta para pengawal Putra Mahkota yang merasa kehilangan tuannya, sangat lega bisa menemukan Putra Mahkota di desa itu. Putra Mahkota pun harus kembali menuju kerajaan.

    Sejak berpisah dengan Putri Tandampalik, hati pangeran jadi gundah gulana. Ia sangat merindukan Putri Tandampalik. Ingin rasanya ia tinggal di Desa Wajo dan hidup bahagia bersama dengan Putri Tandampalik. Panglima Anre Guru Pakanranyeng yang memperlihatkan gelagat Putra Mahkota tidak seperti biasanya. Kemudian pangeran menceritakan kejadian di Desa Wajo kepada Raja Bone. Raja Bone setuju untuk menikahkan Pangeran dengan Putri Tandampalik. Lalu dikirimlah utusan ke Desa Wajo untuk meminang Putri Tandampalik.

    Setibanya utusan tersebut di gubuk Putri Tandampalik, pinangan itu tidak segera dijawab. Ia hanya menyerahkan keris pusaka Kerajaan Luwu pemberian ayahandanya kepada utusan tersebut. Putri Tandampalik berpesan agar keris itu dibawa ke Kerajaan Luwu. Jika keris itu diterima dengan baik oleh Datu Luwu maka ia akan menerima pinangan itu.

    Mengetahui hak tersebut, Putra Mahkota segera menuju ke Kerajaan Luwu. Ia pergi sendiri tanpa dikawal oleh prajurit kerajaan. Dengan semangat, ia menempuh perjalanan yang cukup jauh selama beberapa hari. Setibanya di Kerajaan Luwu, ia menceritakan pertemuannya dengan Putri Tandampalik. Setelah itu, Putra Mahkota menyerahkan keris pusaka yang dititipkan oleh Putri Tandampalik kepada Datu Luwu.

    Datu Luwu dan permaisuri sangat bahagia mendengar kabar tersebut. Dengan senang hati Datu Luwu menerima keris itu. Akhirnya, pergilah Datu Luwu dan permaisuri bersama pengawal istana ke Desa Wajo. Betapa bahagianya mereka ketika bertemu dengan putri tercintanya yang sudah terpisah dalam waktu yang cukup lama.

    “Maafkanlah ayahanda, Nak. Ayahandamu telah mengasingkanmu dalam waktu yang cukup lama,” Ucap Datu Luwu.

    “Tidak ada yang perlu dimaafkan, ayahanda. Ananda justru bahagia karena dapat menyelamatkan rakyat Luwu dari penyakit menular,” jawab Putri Tandampalik.

    Keesokan harinya, digelar pesta pernikahan Putri Tandampalik dengan Putra Mahkota Kerajaan Bone di Desa Wajo. Mereka hidup bahagia hingga hari tua. Sikapnya yang tabah menghadapi musibah dan pengorbanannya yang besar membuat Putri Tandampalik semakin dihargai dan dihormati semua orang.

    Pesan dan pelajaran dari kisah ini adalah bersabarlah dalam menghadapi permasalahan. Sekian terimakasih dan semoga kita semua bisa mengambil hikmah dan pelajaran dari kisah ini.

     

     

    Kreator : Nadya Putri

    Bagikan ke

    Comment Closed: Putri Tadampalik

    Sorry, comment are closed for this post.

    Popular News

    • Part 15: Warung Kopi Klotok  Sesampainya di tempat tujuan, Rama mencari tempat ternyaman untuk parkir. Bude langsung mengajak Rani dan Rama segera masuk ke warung Kopi Klotok. Rama sudah reservasi tempat terlebih dahulu karena tempat ini selalu banyak pengunjung dan saling berebut tempat yang ternyaman dan posisi view yang pas bagi pengunjung. Bude langsung memesan […]

      Okt 01, 2024
    • Part 16 : Alun – Alun  Kidul Keesokan paginya seperti biasa Bude sudah bangun dan melaksanakan ibadah sholat subuh. Begitupun dengan Rani yang juga melaksanakan sholat subuh. Rani langsung ke dapur setelah menunaikan ibadah sholat subuh. Tidak lama disusul oleh Bude dan langsung mengambil bahan masakan serta mengiris bahan untuk memasak. Rani dan Bude sangat […]

      Okt 16, 2024
    • Part 14: Kopi Klotok Pagi hari yang cerah, secerah hati Rani dan semangat yang tinggi menyambut keseruan hari ini. Ia bersenandung dan tersenyum sambil mengiris bahan untuk membuat nasi goreng. Tante, yang berada di dekat Rani, ikut tersenyum melihat Rani yang bersenandung dengan bahagia. “Rani, kamu ada rasa tidak sama Rama? Awas, ya. Jangan suka […]

      Sep 18, 2024
    • Part 13 : Candi Borobudur Keesokan harinya Rama sibuk mencari handphone yang biasa membangunkannya untuk berolahraga disaat Rama berada di Jogja. Rama tersenyum dan semangat untuk bangun, membersihkan diri dan segera membereskan kamarnya. Tidak lupa Rama juga menggunakan pakaian yang Rapih untuk menemui Rani hari ini. Sementara Rani seperti biasa masih bermalas-malasan di dalam kamarnya […]

      Sep 07, 2024
    • Part 12 : Cemburu Rama langsung memukul Jaka saat Jaka baru saja masuk ke ruang kerjanya Rama. Jaka yang meringis bukannya marah namun malah tersenyum terhadap Rama karena Jaka tahu bahwa Rama lagi cemburu terhadapnya. Rama males menjawab salam dari Jaka namun sebagai orang yang punya adab Rama harus menjawab salam dari Jaka dengan sopan. […]

      Sep 05, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021