KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Cerita Anak
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Artikel » Sosok Guru dalam Komunitas Belajar

    Sosok Guru dalam Komunitas Belajar

    BY 07 Des 2021 Dilihat: 125 kali

    Karya Aris Tantomas U.P.

    Alumni KMO Alineaku

    Setiap manusia memiliki kecerdasan dan kompetensi yang berbeda-beda. Kecerdasan dan kompetensi ini sudah seharusnya dikelola dengan baik. Manusia tidak mampu mengembangkan kecerdasan dan kompetensi itu secara mandiri, diperlukan proses yang dilakukan bersama orang lain. Kalaupun ada seorang yang cerdas belajar secara autodidak, ia tetap membutuhkan minimal referensi karya orang lain. Keterlibatan orang lain baik bersentuhan langsung maupun tidak langsung dalam pengembangan kecerdasan dan kompetensi sangat diperlukan. Keterlibatan seseorang dalam kelompok atau forum tertentu tentu saja didasari dengan adanya kesamaan visi dan tujuan di antara orang-orang yang ada di dalamnya. Sehingga secara emosi personal yang ada di kelompok atau forum tersebut akan mencurahkan segala pikiran, gagasan, dan gerak langkah menuju visi dan tujuan yang diharapkan bersama.

    Nah, berdasarkan pemikiran tersebut, sekolah yang merupakan lembaga tempat belajar yang di dalamnya terdapat orang-orang dari berbagai latar belakang yang tentu saja memiliki kecerdasan dan kemampuan yang berbeda-beda diperlukan komunitas belajar. Komunitas belajar yang terjadi di sekolah sekarang ini terkesan belum fokus mengasah kecerdasan dan kompetensi yang dimiliki oleh anak. Mereka harus menyelesaikan materi-materi yang tersebar dari beberapa mata pelajaran yang menjadi target kurikulum.

    Melihat kondisi ini diperlukan cara-cara yang mampu membangkitkan semangat belajar anak dalam lautan mata pelajaran. Salah satu cara yang ditawarkan dalam tulisan ini adalah belajar dengan beramgkat dari kegemaran, kesengangan, dan kecenderungan kompetensi anak yang diwadahi dalam komunitasnya. Bagaimana belajar dalam komunitas? Berikut akan diuraikan hal-hal terkait komunitas belajar yang terdiri dari komunitas belajar, sosok guru dalam komunitas belajar, dan kekuatan lain dalam membangun komunitas belajar.

    Selama ini sebagian besar belajar sudah ada di komunitasnya masing-masing, bentuknya komunitas tersebut adalah kelas pada setiap jenjang, kalau di SMP dikenal dengan kelas VII, VIII, dan IX. Kehadiran anak di masing-masing kelas terjadi dari kemajemukan latar belakang, kompetensi dan motivasi. Adanya kemajemukan ini memunculkan berbagai tingkah laku, ucapan dan sikap-sikap yang terkadang membuat kehilangan kesabaran sang guru. Akhirnya proses pembelajaran terganggu, dan hasil yang diperoleh tidak maksimal. Walaupun kondisi tersebut tidak semata-mata disebabkan oleh kondisi anak yang demikian, bisa juga karena  kemampuan guru yang kurang memadai, baik penguasaan materi, penguasaan metode atau teknik pembelajarannya.

    Pembelajaran dengan keadaan kelas yang demikian tentu membuat anak tidak kerasan atau bosan, dan gurunya pun akan merasakan ketidaknyamanan dalam memberikan pembelajaran. Pembelajaran akan terasa hampa karena hubungan guru dengan murid tidak terjalin dengan harmonis, kehilangan asyiknya belajar. Hal ini di anatarnya bentuk komunitas belajar, yakni kelas yang belum terbentuk dari kompetensi dasar dominan dan  motivasi dari setiap anak dalam kelas tersebut. Melalui tulisan ini, dibahas bentuk komunitas belajar yang diharapkanmampu mengubah kondisi tersebut menjadi pembelajaran yang lebih berkualitas.

    Berdasarkan kamus yang disusun oleh John M. Echols dan Hassan Shadily kata komunitas berarti masyarakat, orang-orang yang mempunyai kepentingan bersama, sebuah kelompok sosial yang memiliki ketertarikan dan lingkungan yang sama. Sedangkan kata belajarberdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia berasal dari kata ajar, yang artinya mencoba, yaitu mencoba sesuatu yang belum diketahui. Belajar juga diartikan sebagai proses mendapatkan pengetahuan dan moral yang ada di masyarakat, atau keterampilan khusus untuk mencapai tingkat tertentu. Menurut Jamal Ma’ruf Asmani kata belajar diartikan memperoleh pengetahuan dan perubahan kemampuan bereaksi yang reatif tetap sebagai  hasil latihan yang diperkuat. Lain  lagi, Anissatul Mufarokah berpendapat bahwa belajar adalah suatu usaha yang bertujuan mengubah tingkah laku untuk memuaskan kebutuhan dengan proses pemikiran, pengalaman, dan latihan.

    Dengan melihat arti dari dua kata tersebut, komunitas belajar dapat diartikan sebagai kumpulan orang-orang yang mempunyai kepentingan sama untuk mengembangkan ilmu dan memperbaiki sikap dan perilaku. Dalam komuinitas belajar dibutuhkan hubungan interaktif, dialogis, dan komunikatif antara sesama anggota dalam mencaapai tujuan komunitas belajar, yakni meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan perubahan sikap perilaku yang lebih baik lagi. Menurut Trianto dalam Asmani (2014: 52) komunitas belajar mengharuskan adanya kerja sama,sehingga tidak ada yang mendominasi dan semua anggota saling mengisi. Karena setiap orang mempunyai pengalaman, ilmu dan keterampilan yang berbeda-beda, yang perlu dipelajari antara satu dengan yang lain.

    Peserta didik yang memiliki kemampuan lebih harus dididik agar mau mengajari teman  lainnya yang belum memahami, yang sudah tahu memberitahu temannya yang belum tahu, yang cepat mendorong yang lambat mempunyai gagasan berani menyampaikan. Dan yang tidak kalah pentingnya anak-anak yang belum bisa mengikuti pembelajaran dengan baik harus secara sadar haus mencari, menanyakan dengan semangat ingin tahu dan memahmi tanpa rasa malu apalagi malas. Nah, mengahadapi anak-anak yang tertinggal tersebut diperlukan guru yang siap dan ikhlas untuk menuntun dan membimbing mereka sampai  benar-benar memahami.

    Bagaimana guru yang diharapkan dalam komunitas belajar? Apakah guru yang sudah senior dan lama mengajar? Atau sebaliknya dibutuhkan guru-guru yang masih muda? Apakah yang sudah menyandang guru profesional dengan ditandai cairnya Tunjangan Profesi Pendidik atau dikenal tunjangan sertifikasi? Posisi guru dalam katagori tersebut bisa saja menjadi guru dalam komunitas yang baik, asalkan memiliki kualifikasi sebagai berikut.

    Kualifikasi utama yang harus dimiliki oleh seorang guru pembimbing dalam komunitas belajar adalah sosokilmuwan. Ia secara sadar mempunyai semanagat yang tinggi dalam menggali dan menggeluti ilmu bahkan mengembangangkannya secara terus menerus. Tidak cepat puas dengan ilmu yang dimiliki, selalu haus akan ilmu. Ia akan belajar setiap saat sepanjang hayatnya. Nah, ciri-crinya ia senang dan gemar membaca apa saja terutama referensi yang berhubungan dengan apa yang menjadi fokus ilmunya. Menulis juga merupakan kegatan yang dilakukan oleh seorang ilmuwan sebagai dokumen dan bukti keilmuannya. Bahkan tulisan-tulisannya menjadi  bentuk pertanggungjawabannya dalam menggeluti ilmu.

    Selain membaca dan menulis, seorang ilmuwan juga memanfaatkan forum-forum ilmiah seperti pelatihan, seminar, diskusi, workshop. Di dalam forum-forum itulah seorang ilmuwan mengasah dan mengembangkan ilmu yang dimilikinya. Ia tidak akan menutup diri atau membatasi dengan ilmu dan kemampuan yang sudah dimilki. Karena di forum-forum tersebut ia akan bertemu banyak orang dari berbagai latar belakang pendidikan dan keilmuannya. Ia mempunyai cita-cita yang tinggi dalam mengembangkan ilmu, sehingga diharapkan berimbas kepada anak didik yang dibimbingnya, menjadi anak yang berilmu.

    Kualifikasi berikutnya setelah ia memilki sosok seorang ilmuwan adalah sosok seorang edukator atau seorang pendidik. Ia memiliki tanggung jawab mengajar dan mendidik yang tidaknya hanya mentrasfer pengetahuan saja, melainkan mentrasfer nilai-nilai yang sanggup membentuk karakter siswa sebagai bekal menjalani kehidupan. Sebagai seorang edukator, guru harus memilki berbagai metode dalam menjalankan tugasnya dalam komunitas belajarnya. Ia dituntut mampu mengajar dengan sasarna individu maupun kelompok. Menghadapai sasaran tersebut tentu saja harus dibedakan. Misal saat mengajar secara individu, metode yang dapat digunakan di antaranya latihan, penugasan dan ekperimen. Seangkan untuk sasaran kelompok dapat digunakan metode ceramah, demonstrasi, sosiodrama, karyawisata, diskusi, atau kerja kelompok.Seorang edukator harus siap melakukan pembelajaran daalam kondisi apa pun. Ia tidak boleh mengeluh dan berputus asa dalam mendidik anak.

    Sosok berikutnya yang harus dimiliki seorang guru dalam komunitas belajar adalah sosok organisatoris. Ia harus memahami esensi organisasi dan memilki kemampuan mengorganisasikan apa saja yang ada dalam komunitasnya. Terutama daalam mengatur personil-personil agar mampu berkolaborasi secara bersinergi.  Organisasi merupakan kumpulan orang yang melakukan kegiatan yang disepakati untuk mencapai tujuan yang suah ditetapkan bersama. Oleh karena itu, seorang organisatoris harus mengedapnkan sikap demokrasi dan menghindari sikap-sikap sentralisasi dan otoriterisasi. Prinsip-prinsip kebersamaan an kesetaraan dalam organisasi atau komunitas belajarnya terjaga dengan baik. dengan demikian diharapkan solidarita anggota komunitas dapat terjamin dengan baik dan mereka memiliki partisipasi secara bebas dan bertanggung jawab. Mereka akan enjoi dengan tugas-tugas dan tangung jawab yang sudah diberikan atau diembannya.

    Selanjutnya seorang guru dalam komunitas belajar adalah orang dengan sosok sebagai motivator. Ia diharuskan memiliki kemampuan memotivasi anak didiknya untuk menggapai cita-cita yang telah mereka inginkan. Secara psikologis seorang motivator harus mampu mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Maka, seorang guru harus mampu memberikan motivasi yang mampu menggerakkan diri anak timbul atau tumbuh semangat, terjamin kelangsungan proses dalam menggapai asa. Seorang motivator diharapkan mampu memetakan peserta didik yang memiliki motivasi internal dan eksternal. Kepada anak-anak yang memiliki motivasi internal yang bagus, guru harus mampu memvasilitasi agar anak tersebut lebih melejit. Sedangkan kepada anak-nak yang memilki motivasi internal kurang bagus atau cenderung mengharapkan motivasi eksternal, maka guru harus lebih menarik dihadapan mereka. Ia berusaha menyiapkan diri untuk menjadi magnet belajar, menarik rasa ingin tahu yang menggebu bagi anak.

    Kualifikasi lain yang harus dimiliki oleh seorang guru dalam komunitas belajar adalah sosok  dinamisator. Seorang dinamisator harus mampu memahami dan menyelami psikologi anak didik. Kondisi psikologi anak didik yang berbeda-beda merupakan tantangan sekaligus sumber data beharga bagi seorang guru yang dinamis. Dengan latar belakang psikologi yang berbeda-beda inilah akan muncul permasalaan yang berbeda-beda pula, sehingga seoang guru harus mampu memberikan tindakan atau terapi solusi terhadap masalah yang dihadapi anak. Tidak kalah pentingnya sebaai guru yang dinamis selalu mendorong dan memberikan semangat kepada anak didik untuk terus belajar dan meraih cita-citanya. Ini berarti guru harus tahu semua cia-cita anak, agar secara psikologis dekat dan mendukung suksesnya bagi anak. Misal, saat bertemu anak bernama Soraya yang bercita-cita menjadi dokter, guru memanggilnya Dokter Soraya. Begitu juga kepada anak-anak yang memilki cta-cita lainnya. Hal ini akan memberikan kesan tersendiri bagi anak, selain turut mendoakan atas kesuksesan cita-cita anak.

    Sosok lain yang mendukung keberhasilan dalam komunitas belajar adalah sosok kreator dan inovator. Rasa bosan dan jenuh yang dirasakn guru dan anak didik biasanya dikarenakan kurangnya kreativitas dan inovasi, terutama dari guru yang membimbingnya. Nah, untuk menumbuhkan daya kreasi dan inovasi, seorang guru harus memiliki keterbukaan berpikir, toleran terhadap pendapat orang lain, dan selalu mencari hal-hal baru dengan senang hati tanpa henti. Guru harus selalu mengasah ketajaman pikirannya dengan membaca, melakukan pengamatan terhadap realita yang ada, dan sekali-kali melakukan studi banding ke tempat-tempat yang relevan baik tempat formal maupun nonformal.

    Terakhir sosok yang diharapkan sebagai guru dalam komunitas belajar adalah sosok evaluator. Kemampuan mengevaluasi program, kegiatan, serta hasil perlu dikuasai oleh seorang guru dalam komunitas belajar. Ia harus memiliki kemampuan menilai proses dan hasil yang dilakukan oleh dirinya sendiri dan komunitasnya, apakah sudah sesuai dengan sistem yang dibangun, target yang dicapai, pengembangan yang sudah dirintis, kerja sama yang sudah dilakukan, semua digunakan untuk menilai efektivitas segala hal yang dilakukan. Dalam melakukan evaluasi, seorang guru harus jujur dan akuntabel. Sikap ini diharapkan masuk dan mempengaruhi anak didik agar memiliki karakter jujur dan akuntabel.

    Itulah kualifikasi guru yang diharapkan dalam komunitas belajar. Untuk membangun komunitas belajar tentu saja kualifikasi dan ketersdiaan guru yang demikian menjadi modal utama. Namun demikian perlu unsure pendukung seperti sarana prasarana dan penganggaran keuangan. Kebutuhan yang mendukung kreasi dan inovasi yang dilakukan guru harus tersedia dan memadai. Media pembelajaran tesedia, baik yang sudah disiapkan oleh pemerintah maupun hasil karya guru, baik individu maupun hasil karya kelompok dapat dimanfaatkan dengan semaksimal mungkin dalam pembelajaran. Lingkungan sekolah harus diatur sedemikan rupa agar menjadi aset berharga yang dapat djadikan sumber belajar bagi guru dan anak didik. Sumber daya manusia dengan kualifikasi seperti yang disebutkan di atas ditambah sarana dan prasarana yang memadai dan pembiayaan yang mencukupi merupakan bahan-bahan bangunan komunitas belajar yang sangat ideal. Hal itu menjadi kekuatan tersendiri bagi sekolah dalam mencetak kader-kader bangsa yang cerdas dan berkarakter. Anak-anak akan merasakan nikmatnya belajar bersama orang-orang yang semangat, pembimbing yang tidak mengenal putus asa dalam komunitas belajar yang dilandasi visi misi yang ditetapkan secara bersama pula. Melalui pembelajaran yang dilakukan dalam komunitas belajar diharapkan melahirkan generasi yang tangguh  siap menghadapi globalisasi dengan tetap menunjung tinggi kehormatan bangsa dan negara. Semoga tulisan ini bermanfaat bagi pembaca, terutama bagi para guru di lembaga-lembaga pendidikan.

    Bagikan ke

    Comment Closed: Sosok Guru dalam Komunitas Belajar

    Sorry, comment are closed for this post.

    Popular News

    • Menurut Stephen Covey Manusia Memiliki Kebutuhan Dasar, Kecuali? a. To Live b. To Love c. To Listen d. To Leave the Legacy Jawaban: c. To Listen Menurut Stephen Covey Manusia Memiliki Kebutuhan Dasar, Berikut Pembahasannya: Stephen Covey, seorang penulis dan konsultan manajemen terkenal, dalam karya-karyanya sering membahas tentang kebutuhan dasar manusia. Dalam bukunya yang terkenal, […]

      Jun 25, 2024
    • Hari sudah menunjukkan pukul 14.30. Suasana di sekolah tempat Ustadz Hamdi mengabdikan diri sudah mulai sepi. Anak-anak sudah banyak yang pulang. Ustadz Hamdi masih duduk di meja kerjanya sambil memeriksa satu persatu tugas murid-muridnya. Saat itu tiba-tiba HP Ustadz Hamdi berdering “Kriiing, kriiing, kriiing…”  “Halo…., Assalamu alaikum !”  “Wa alaikum salam. Ini Lisa, pak Ustadz.” […]

      Jun 06, 2024
    • Aku adalah teman sekelas Sky di SMP, kami berada dikelas yang sama selama 3 tahun. Sekarang setelah masuk SMA kami berada di sekolah dan kelas yang sama. Sky selalu menjadi orang terpopuler di sekolah, Sky tinggi,  tampan, dan sangat ramah. Namun sayangnya aku merasa dia selalu dingin hanya padaku, aku bahkan tidak tau alasan dibalik […]

      Jun 10, 2024
    • Mahaga Belom Bahadat adalah bahasa Dayak Ngaju yang mempunyai makna yaitu menjaga kehidupan yang saling menghargai, menghormati serta menjunjung tinggi kehidupan Adat Istiadat maupun tradisi kearifan lokal di wilayah yang kita tempati. Era zaman sekarang ini sudah banyak sekali para generasi yang melupakan prinsif-prinsif hidup yang telah dulu ditinggalkan para leluhur(nenek moyang) kita, padahal banyak […]

      Jun 02, 2024
    • Part 13 : Candi Borobudur Keesokan harinya Rama sibuk mencari handphone yang biasa membangunkannya untuk berolahraga disaat Rama berada di Jogja. Rama tersenyum dan semangat untuk bangun, membersihkan diri dan segera membereskan kamarnya. Tidak lupa Rama juga menggunakan pakaian yang Rapih untuk menemui Rani hari ini. Sementara Rani seperti biasa masih bermalas-malasan di dalam kamarnya […]

      Sep 07, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021