KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Catatan Harian
  • Cerita Anak
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kisah Inspiratif
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • Manajemen
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Opini
  • Organisasi
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • SDM
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Artikel » Terima Dirimu (Self Acceptance)

    Terima Dirimu (Self Acceptance)

    BY 24 Jul 2024 Dilihat: 156 kali
    Terima Dirimu (Self Acceptance)_alineaku

    Pernahkan kita membandingkan diri kita dengan orang lain? Biasanya terkait dengan bentuk fisik. Dia lebih cantik, aku jelek. Dia kulitnya putih sedangkan aku aura magrib. Dia hidungnya mancung sedangkan aku hidung minimalis. Banyak sekali kita membandingkan dengan orang lain, ujung-ujungnya jadi insecure dan tidak PD. Ini baru terkait dengan masalah fisik ya belum lagi terkait dengan lebih kaya, lebih pintar, lebih banyak teman, lebih, lebih, lebih. Banyak sekali kelebihan yang kita lihat dari orang lain dan akan semakin banyak kekurangan yang kita lihat dari diri sendiri. Kenapa kita sulit menerima kondisi kita sendiri? Mengapa penerimaan diri itu penting?

    Penerimaan diri (self acceptance) adalah kemampuan seseorang untuk bisa menerima segala hal dalam dirinya tanpa syarat. Artinya kita akan menerima segala kekurangan dan kelebihan yang ada di diri kita dengan ikhlas. 

    Self Acceptance ini sangat penting, karena ini pondasi awal untuk mencapai kebahagiaan dan kesehatan mental seseorang. Kalau penerimaan diri kita rendah kita jadi kurang bersyukur atas segala upaya dan pencapaian kita. Kita hanya selalu menyalahkan diri sendiri bila mengalami kegagalan atau melihat pencapaian orang lain. Kita akan mudah iri dan dengki, dan itu awal mula gangguan kesehatan mental. Bisa kita bayangkan orang yang iri dan dengki dengan orang lain, hidupnya biasanya tidak tenang, selalu gelisah dan mudah cemas.

    Beberapa manfaat memiliki self acceptance yang baik adalah : 

    1. Mengurangi stress dan kecemasan, artinya dengan kita menerima diri sendiri, kita tidak mudah merasa terbebani dalam hidup, tidak tertekan untuk selalu menjadi sempurna, tidak terbebani untuk menjadi yang paling baik. Karena kalau itu terjadi  kita akan selalu dalam kondisi yang penuh tekanan, dan akan selalu overthinking dengan segala sesuatu. Ujung-ujungnya akan mudah stress dan cemas.
    2. Meningkatkan kesejahteraan emosional, artinya ketika kita mau menerima diri kita apa adanya, kita akan jauh lebih banyak bersyukur dan akan membuat kita lebih bahagia. Kita gak mudah iri atau dengki dengan orang lain, kecewa dan marah dengan kondisi diri sendiri. Jadi lebih bisa enjoy our life.
    3. Meningkatkan hubungan sosial, artinya penerimaan diri yang baik akan membantu kita untuk dapat menerima lingkungan dengan baik. Ingat di pembahasan self awareness ya. Bagaimana kita memandang lingkungan itu adalah refleksi dari pandangan kita pada diri sendiri. Kita tidak marah, tidak iri dan tidak dengki dengan orang lain. Kita akan lebih tulus ketika berinteraksi dengan orang lain dan akan membuat hubungan sosial kita akan semakin baik.
    4. Meningkatkan kepercayaan diri, artinya dengan menerima diri sendiri dengan segala kelebihan dan kekurangan. Kita juga akan memandang bahwa nobody is perfect. Jadi semua orang pasti akan memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Ini akan membantu kita untuk lebih percaya diri dan bisa meningkatkan kelebihan yang ada pada diri sendiri dan mengatasi kekurangan dalam diri.
    5. Mendorong pengembangan diri, artinya penerimaan diri akan membantu kita untuk lebih objektif menilai diri sendiri. Kelebihan yang kita miliki akan dikembangkan dan ditingkatkan. Kekurangan kita dapat kita atasi dengan lebih banyak memperbaiki diri.

    Kenapa kita sulit untuk menerima diri sendiri? Kita selalu melihat kekurangan kita dan menyalahkan diri dengan kondisi kita. Ada beberapa hal ini yang membuat kita sulit untuk menerima diri sendiri, yaitu:

    1.Budaya perfeksionis.

    Budaya ini bisa berkembang di tengah keluarga, pola asuh orang tua yang menuntut anak-anaknya untuk sempurna. Atau keluarga besar yang selalu ingin menjadi keluarga yang sempurna di mata orang lain. Akhirnya menutup mata bahwa setiap anggota keluarga juga memiliki kelemahan dan keterbatasan masing-masing.

    Budaya perfeksionis juga muncul di tengah masyarakat, tolok ukur keberhasilan, pencapaian ditentukan oleh masyarakat. Bila kita tidak bisa mencapainya maka akan dianggap sebagai orang yang gagal. Sebagai contoh untuk standar cantik pada wanita, harus berkulit putih mulus, wajah yang mulus, mata besar, hidung mancung, bibir tipis, tinggi semampai, langsing dan lain-lain (kalau ditulis tidak ada habisnya). Kalau tidak sesuai dengan kriteria itu akan dianggap jelek dan dikucilkan. Tidak heran kalau banyak orang yang rela mengeluarkan uang banyak untuk operasi plastik. Apakah kalau sudah operasi plastik sekali, lalu merasa puas? Tidak, karena tidak ada ukuran puas. Maka akan selalu melakukan operasi plastik berkali-kali walaupun beresiko pada kesehatan.

    2.Media sosial

    Budaya flexing (pamer) di media sosial juga akan membuat kita sulit untuk menerima diri sendiri. Melihat kecantikan yang dipamerkan, kekayaan yang dipamerkan, kehidupan rumah tangga harmonis yang dipamerkan. Walaupun kadang di poles dengan istilah bukan ingin pamer tapi supaya bisa memotivasi orang lain. Yakin itu niatnya, beneran nih, serius. Ketika kita perlihatkan di media sosial berharap orang akan memuji kita dan pamer itu ada keinginan untuk dipuji ya. Itu bisa membuat orang lain jadi tidak bersyukur dengan keadaan dirinya. Menjadikan “influencer” sebagai kiblat kebahagiaan, dan ketika melihat realitas menjadi tidak bahagia dan tidak bermakna.  Dampaknya orang akan melakukan “apa saja” asalkan bisa menjadi “trending”, dan ujung-ujungnya akan mendatangkan cuan (uang). Uang yang dimiliki akan digunakan untuk bisa pamer di media sosial. Begitu seterusnya.

    3.Pengalaman masa lalu

    Tidak bisa kita pungkiri ya bahwa pengalaman masa lalu akan berpengaruh pada kehidupan kita saat ini. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan akan tersimpan dalam memory dan masuk ke alam bawah sadar kita (represi). Kita kadang tidak menyadari bahwa memori alam bawah sadar dapat mempengaruhi penilaian kita pada diri sendiri dan akan muncul dalam bentuk tingkah laku.

    Pengalaman pernah direndahkan karena kondisi fisik, kondisi ekonomi, kondisi sosial dan lain-lain akan kita adopsi dalam hidup kita. Penilaian buruk dari lingkungan akan kita pakai untuk menilai diri sendiri dan juga orang lain. Peristiwa pengalaman masa lalu ini akan membuat self acceptance menjadi rendah.

    4.Kritik diri yang berlebihan

    Pandangan orang lain terhadap kita kadang bisa membuat kita benci dengan diri sendiri. Muncul pertanyaan “kenapa kulitku hitam?” , “kenapa aku tidak cantik?”, kenapa aku bodoh?” dan lain-lain. Ketika kita “menelan” semua penilaian negatif dari lingkungan maka kita akan mulai mengkritik diri kita secara berlebihan. Kita menyalahkan diri dan membuat kita tidak mau menerima kondisi diri kita. 

    Kritik diri muncul karena ada budaya perfeksionis dari lingkungan terdekat seperti orang tua dan keluarga besar, ada pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan dari lingkungan yang selalu merendahkan dan mengkritik kita. Sehingga rasa marah kepada kritikan lingkungan kita arahkan pada diri kita, seolah-olah ini terjadi karena kesalahan kita.

    Melihat dari faktor-faktor yang menyebabkan sulitnya penerimaan diri dan dampak yang ditimbulkan membuat kita miris. Banyak kemarahan, kesedihan, kekecewaan pada diri sendiri. Kecewa dengan orang lain itu berat tapi kecewa dengan diri sendiri itu jauh lebih berat. Jangan hidup dengan membebani diri sendiri yang pada dasarnya bukanlah sesuatu yang perlu disesali. Mari kita belajar untuk menerima diri sendiri. Ada beberapa cara untuk belajar menerima diri sendiri, yaitu:

    1.Identifikasi dan tantang pemikiran negatif yang muncul

    Mengidentifikasi berarti kita mengenali pemikiran-pemikiran negatif kita, kita dapat men-datanya satu persatu secara obyektif. Kemudian tentang kebenaran dari data-data pemikiran negatif yang muncul apakah itu fakta yang sebenarnya atau hanya pemikiran dan perasaan kita yang sangat subyektif. Dengan begitu kita bisa punya data yang berseberangan antara data obyektif dan data subyektif. Kita yang mampu menelaah lebih jauh tentang data subyektif yang kita miliki. Hal itu akan membuat kita jauh lebih mudah untuk menerima diri sendiri.

    2.Berfokus pada proses bukan pada hasil

    Penerimaan diri sering mengabaikan proses pencapaian diri sendiri, yang dilihat hanya hasil akhir. Apakah berhasil atau gagal, baik atau buruk, disenangi atau tidak, memuaskan orang lain atau tidak, mendapat pujian atau mendapatkan hinaan? Itu yang selalu menjadi tolok ukur. Ketika gagal, buruk, tidak disenangi, tidak memuaskan maka kita akan mudah terpuruk. Kita juga tidak bisa melihat proses yang kita lalui begitu luar biasa dan tidak semua orang bisa melalui seperti yang kita lalui. Itulah pencapaian yang sebenarnya yaitu upaya keras, motivasi yang tinggi, keuletan dan lain-lain adalah potensi baik yang kita miliki. Kita tidak bisa selalu bisa menyenangkan hati semua orang, tapi penting bagi kita untuk bisa membahagiakan diri sendiri. Kalaupun pencapaian kita belum berhasil maka jadikan itu sebagai motivasi untuk lebih memperbaiki diri. Jangan lupa menoleh ke belakang dan melihat ternyata kita dapat berjalan sejauh itu untuk bisa lebih baik.

    3.Cari inspirasi dari pengalaman orang lain

    Jangan hanya fokus melihat titik akhir pencapaian orang lain dan mengabaikan pada proses yang mereka lalui. Karena sebuah pencapaian pastilah memiliki perjalanannya masing-masing. Orang-orang hebat tidak serta merta terjadi tanpa ada perjuangan yang tiada henti. Belajar untuk melihat pengalaman orang lain akan membuat kita menghargai usaha yang kita lakukan dan itu juga akan menjadi pelajaran berharga pada diri sendiri. 

    4.Lingkungan yang kondusif

    Lingkungan yang mendukung dan memahami akan membuat kita lebih menerima diri sendiri. Motivasi dan dorongan dari lingkungan akan berpengaruh pada pandangan kita terhadap proses dan hasil yang kita capai. Jangan cari lingkungan yang toksik yang selalu mencela dan merendahkan kita, selalu membandingkan kita dengan orang lain.

    5.Belajar untuk selalu bersyukur

    Kita itu bukan kurang cantik, kurang kaya, kurang hebat tapi kita itu kurang bersyukur. Allah Swt menciptakan manusia sebagai sebaik-baik makhluk (QS. At-Tin:4) “Sungguh  Allah telah menciptakan manusia dalam bentuk sebaik-baiknya”. Tidak ada istilah “gagal produk” dalam penciptaan Allah, tidak ada yang “salah casing” dari setiap yang diciptakan-Nya. Kalau Allah Swt Sang Maha Pencipta dan Sang Pemilik Kesempurnaan di langit dan dibumi kita anggap kurang baik dalam menciptakan kondisi fisik kita. Maka bukan salah Yang menciptakan tapi salah manusia yang telah diciptakan-Nya. Salahnya apa yaitu kurang bersyukur atas semua karunia dari Allah SWT. Allah menciptakan manusia dengan segala potensinya, berupa kelebihan dan kekurangan yang akan saling melengkapi. Apakah menjadi dosa ketika kulit kita tidak putih? Apakah ada syarat masuk ke syurga itu harus cantik, pintar, terkenal, kaya? Tidak, Allah izinkan masuk ke dalam surga adalah orang-orang yang bertaqwa salah satunya orang yang selalu bersyukur atas karunia Allah Swt. Jangan kecewa dengan penilaian orang lain mengenai bentuk fisik kita, karena kita tidak menjadi berdosa bila kita berkulit gelap dan berhidung minimalis. 

    Ada beberapa langkah yang bisa dicoba, sebagai berikut:

    1.Latihan afirmasi positif

    Setiap pagi sebelum beraktifitas, berikan kata-kata afirmasi pada diri sendiri. Kalau dalam Islam diajarkan membaca doa bangun tidur sebagai tanda syukur kita atas kehidupan yang masih diberikan. Sampaikan pada diri sendiri, “saya berharga, saya kuat, saya pantang menyerah dan saya pandai bersyukur”. Ini akan membuat kita seperti baru di isi baterai” dan semangat menghadapi hidup.

    2.Membuat daftar syukur

    Ini penting, karena kita biasa melihat banyak kekurangan tapi lupa melihat begitu luar biasa kenikmatan dan karunia yang diberikan Allah Swt. Bukan paras yang cantik atau harta yang melimpah yang hanya bisa disyukuri tapi mampu bernapas dengan sehat, jantung yang masih berdetak, dan diberikan nikmat iman sampai saat ini adalah yang paling disyukuri.

    3.Lakukan kegiatan yang menyenangkan diri sendiri dan bermanfaat baik.

    Berikan waktu untuk diri sendiri dengan melakukan hal-hal yang membahagiakan, bisa dengan melakukan hobby yang bermanfaat. Dengan begitu kamu bisa rileks untuk fokus pada diri sendiri.

    Jangan salahkan diri kita, karena secara tidak langsung kita akan menyalahkan takdir yang Allah berikan. Jangan menolak diri kita, karena kita begitu berharga. Bila kita sendiri tidak mau menerima diri sendiri bagaimana kita berharap orang lain akan menerima kita. 

     

     

    Kreator : Romiaty

    Bagikan ke

    Comment Closed: Terima Dirimu (Self Acceptance)

    Sorry, comment are closed for this post.

    Popular News

    • Part 15: Warung Kopi Klotok  Sesampainya di tempat tujuan, Rama mencari tempat ternyaman untuk parkir. Bude langsung mengajak Rani dan Rama segera masuk ke warung Kopi Klotok. Rama sudah reservasi tempat terlebih dahulu karena tempat ini selalu banyak pengunjung dan saling berebut tempat yang ternyaman dan posisi view yang pas bagi pengunjung. Bude langsung memesan […]

      Okt 01, 2024
    • Part 16 : Alun – Alun  Kidul Keesokan paginya seperti biasa Bude sudah bangun dan melaksanakan ibadah sholat subuh. Begitupun dengan Rani yang juga melaksanakan sholat subuh. Rani langsung ke dapur setelah menunaikan ibadah sholat subuh. Tidak lama disusul oleh Bude dan langsung mengambil bahan masakan serta mengiris bahan untuk memasak. Rani dan Bude sangat […]

      Okt 16, 2024
    • Part 14: Kopi Klotok Pagi hari yang cerah, secerah hati Rani dan semangat yang tinggi menyambut keseruan hari ini. Ia bersenandung dan tersenyum sambil mengiris bahan untuk membuat nasi goreng. Tante, yang berada di dekat Rani, ikut tersenyum melihat Rani yang bersenandung dengan bahagia. “Rani, kamu ada rasa tidak sama Rama? Awas, ya. Jangan suka […]

      Sep 18, 2024
    • Part 13 : Candi Borobudur Keesokan harinya Rama sibuk mencari handphone yang biasa membangunkannya untuk berolahraga disaat Rama berada di Jogja. Rama tersenyum dan semangat untuk bangun, membersihkan diri dan segera membereskan kamarnya. Tidak lupa Rama juga menggunakan pakaian yang Rapih untuk menemui Rani hari ini. Sementara Rani seperti biasa masih bermalas-malasan di dalam kamarnya […]

      Sep 07, 2024
    • Part 12 : Cemburu Rama langsung memukul Jaka saat Jaka baru saja masuk ke ruang kerjanya Rama. Jaka yang meringis bukannya marah namun malah tersenyum terhadap Rama karena Jaka tahu bahwa Rama lagi cemburu terhadapnya. Rama males menjawab salam dari Jaka namun sebagai orang yang punya adab Rama harus menjawab salam dari Jaka dengan sopan. […]

      Sep 05, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021