Pengap sebenarnya adalah sebuah singkatan yang saya angkat sebagai judul artikel ini yang kepanjangannya adalah PejuangAnti Pecah. Pada awalnya istilah Wanita pejuang anti pecah terinsipirasi dari timba/ ember yang ada tulisan anti pecah yang tidak akan retak meskipun terbanting terpukul bahkan terinjak hewan sebesar sapi sekalipun, yang kemudian dijabarkan maksudnya adalah seorang wanita kuat/tangguh tidak patah semangat, ulet dan pantang menyerah bekerja bejuang mencukupi kebutuhan keluarga dan saya sebagai wadah yang dapat memberi rasa nyaman, aman, terkendali, dan konudif untuk anak-anak dan suami seperti halnya timba yang digunakan sebagai wadah air yang anti bocor. Timba anti pecah juga diistilahkan sebuah prinsip seorang istri yang alot dan kuat sehingga tetap setia pada suami apapun keadaanya walaupun peranku di keluarga seperti halnya dengan istilah “tulang rusuk sekaligus tulang punggung bahkan tulang dada yang dapat melindungi hati dan perasaan orang-orang yang mencintaiku.
Saya menamai diri saya sebagai pejuang anti pecah karena saya sebagai PNS guru bersertifikasi yang punya tugas mengajar yang tentunya wajib punya perbedaan dan nilai lebih pada gaya mengajar baik dari segi cara, teknik, metode dan sebagainya, yang tentunya hal itu banyak sekali menggunakan waktu di rumah untuk persiapannya. Seusai mengajar masih harus mengurus rumah dan anak-anak yang kebetulan nak-anak ku laki-laki semuanya dan yang pertama masih kelas VI SD, yang ke-dua masih usia 2 Tahun. Tentu hal itu yang masih membutuhkan tenaga ekstra untuk mengasuh dan membimbing mereka apalagi saya hanya bergantian jatah mengasuh dengan suami, tidak pernah menggunakan jasa pengasuh atau perewang di rumah. Ketika saya pulang dari tempat kerja, suami mulai siap-siap ke kebun karena masih banyak pekerjaan yang harus terselesaikan di sana demi hasil panen yang memadahi. Sambil mengasuh anak-anak, saya juga memasang iklan hasil pertanian di sosial media untuk mendapatkan harga di atas pasaran karena barang diantar sampai ke rumah pembeli. Sambil memebalas komentar-komentar calon pembeli, saya beberes rumah seperti menyapu, mengepel lantai, mencuci piring bahkan sambil memcuci pakaian bisa masih memungkinkan. Memang tidak dipungkiri gaji bulanan PNS dan Triwulan sertifikasi sudah cukup untuk kebutuhan sehari-hari. Tetapi kedua pendapatan itu sudah kami alokasikan untuk investasi membeli tanah untuk masa depan, sehingga untuk kebutuhan sehari-hari saya harus mencari pendapatan lain dengan menjual hasil-hasil pertanian yang dikelola suami seperi kacang tanah, cabai, labu, pisang, kacang hijau dan sebagainya. Bangun pagi pukul 03.00 karena harus memasak, mencuci beberes rumah dan masih banyak lagi hal yang harus terselesaikan pukul 06.00 pagi setiap harinya, kecuali hari libur. Pukul 07.00 sampai pukul 13.00 mengabdi pada negara mencerdaskan anak bangsa. Pulang harus mengurus balita sambil online barang dagangan kadang bantu tetangga yang sedang ada acara . Malam harus persiapan mengajar esoknya. Tidur pukul 22.00 karena nunggu anak tertidur dahulu.
Walaupun raga tergerak seperti robot otak kadang terporsir seperti komputer pentium lawas, tetap dilakukan dengan senang hati melihat keluarga tersenyum dan belanja tidak bingung. Namun di sisi lain, meski sudah bekerja keras dan berpikir keras, masih juga ada yang menganggap bahwa sikap saya meremehkan suami, padahal kenyataannya tidak seperti itu. Buktinya suami juga tidak pernah tersakiti, merasa baik-baik saja. Memang hidup di kampung beda dengan di kota, kalau di kampung lebih banyak netizen wujud nyata. Halaman kotor dibilang pemalas, membeli sayur matang dibilang tidak bisa memasak, dan masih banyak hal yang diungkap netizen. Beruntunglah saya sudah menyandang gelar anti pecah, ya, semua itu disenyumi saja, toh prinsip saya, keluargaku tidak meminta makan mereka dan mereka belum tentu lebih baik dari aku dan keluargaku.
Walaupun sering dicibir tidak pernah mengurus keluarga, tentunya masih ada yang mendukung dan mengerti akan keluh kesahku yaitu suami, ibuku dan rekan-rekan kerja ku. Karena mereka paham pada keadaanku. Ibuku sering menasehati aku dengan istilah jawa “ nggak ono kebo kabotan sungu “yang artinya tidak ada istilah keberatan jika sudah menjadi tanggungan. Dari istilah tersebut membuat saya selalu optimis dan semangat berusaha serta yakin saya mampu saya bisa. Biarlah mereka yang tidak mengerti, sering menggunjing, mencemooh dan mengkritik tanpa dasar. Kuhargai asumsi mereka terhadap saya dan keluarga saya karena mereka menggunjing juga menggunakan pikiran dan tenaga.
Sebagai wanita yang menyandang pejuang anti pecah, tentu punya perbedaan. Saya sangat bangga terhadap diri saya sendiri. Keadaan dan kondisi yang saya hadapi dan yang saya miliki membuat jiwa saya menjadi jiwa berdikari/ mandiri, tidak cengeng, tidak mudah baper, tidak mengandalkan selalu orang lain/suami untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Misal suatu saat suami diambil Tuhan terlebih dahulu, atau bahkan diambil wanita lain misalnya, saya sudah sedia payung sebelum hujan bahkan sebelum badai. Apapun itu kuterima dengan senyum dan ucap syukur kepada Tuhan karena telah diberi kesibukan yang mendatangkan rejeki untuk keluarga. Kuabaikan mereka yang berprasangka tidak baik, yang penting saya, keluarga makan di rumah sendiri tidak meminta mereka. Usaha sudah dilakukan sekuat hati, tenaga dan pikiran, Selebihnya pasrah pada Tuhan sang pemberi hidup. Tetap semangat menjadi ” Wanita Pejuang Anti Pecah.” Hidup untuk para wanita tangguh Indonesia. No cengeng, No mewek, No ngeluh, No runtuh. BE SMART AND STRONG WOMAN! yess. Salam satu asa.
Menurut Stephen Covey Manusia Memiliki Kebutuhan Dasar, Kecuali? a. To Live b. To Love c. To Listen d. To Leave the Legacy Jawaban: c. To Listen Menurut Stephen Covey Manusia Memiliki Kebutuhan Dasar, Berikut Pembahasannya: Stephen Covey, seorang penulis dan konsultan manajemen terkenal, dalam karya-karyanya sering membahas tentang kebutuhan dasar manusia. Dalam bukunya yang terkenal, […]
Hari sudah menunjukkan pukul 14.30. Suasana di sekolah tempat Ustadz Hamdi mengabdikan diri sudah mulai sepi. Anak-anak sudah banyak yang pulang. Ustadz Hamdi masih duduk di meja kerjanya sambil memeriksa satu persatu tugas murid-muridnya. Saat itu tiba-tiba HP Ustadz Hamdi berdering “Kriiing, kriiing, kriiing…” “Halo…., Assalamu alaikum !” “Wa alaikum salam. Ini Lisa, pak Ustadz.” […]
Aku adalah teman sekelas Sky di SMP, kami berada dikelas yang sama selama 3 tahun. Sekarang setelah masuk SMA kami berada di sekolah dan kelas yang sama. Sky selalu menjadi orang terpopuler di sekolah, Sky tinggi, tampan, dan sangat ramah. Namun sayangnya aku merasa dia selalu dingin hanya padaku, aku bahkan tidak tau alasan dibalik […]
Mahaga Belom Bahadat adalah bahasa Dayak Ngaju yang mempunyai makna yaitu menjaga kehidupan yang saling menghargai, menghormati serta menjunjung tinggi kehidupan Adat Istiadat maupun tradisi kearifan lokal di wilayah yang kita tempati. Era zaman sekarang ini sudah banyak sekali para generasi yang melupakan prinsif-prinsif hidup yang telah dulu ditinggalkan para leluhur(nenek moyang) kita, padahal banyak […]
Part 13 : Candi Borobudur Keesokan harinya Rama sibuk mencari handphone yang biasa membangunkannya untuk berolahraga disaat Rama berada di Jogja. Rama tersenyum dan semangat untuk bangun, membersihkan diri dan segera membereskan kamarnya. Tidak lupa Rama juga menggunakan pakaian yang Rapih untuk menemui Rani hari ini. Sementara Rani seperti biasa masih bermalas-malasan di dalam kamarnya […]
Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,, begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]
Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]
Des 07, 2021
Kontak Kami
Apabila ada kebutuhan, silahkan hubungi kami melalui kontak di bawah ini.
Comment Closed: Wanita Pejuang Anti Pecah
Sorry, comment are closed for this post.