Papaku begini dan Mamaku begitu. Papaku penyuka kuliner dan Mamaku penyuka film. Perbedaan yang tak membuat Papa dan Mama makin berjarak. Namun, justru sebaliknya, makin lengket kayak perangko hingga akhir hayat. Banyak pengalaman yang masih aku ingat dengan jelas. Papa dan Mama pernah mengajak kami nonton di Bioskop Indra jalan Pemuda atau Bioskop Ria di jalan Kombespol M. Duryat. Waktu itu, kalau tidak salah filmnya berjudul Ira Maya dan Kakek Ateng. Lalu film Cinderella dengan tokoh utamanya adalah Ira Maya Sopha.
Pengalaman nonton lainnya, saat kami sudah pindah rumah dan bermukim di Perumahan Simomulyo Baru Ngesong Surabaya. Beberapa kali, Mama mengajak kami bertiga dan beberapa anak tetangga yang menjadi sahabat kami berangkat nonton bioskop Drive-In di Darmo Park. Waktu itu, Papa tidak ikut membersamai kami, karena Papa masih ada jadwal mengajar di Universitas Muhammadiyah Kapasan. Saat itu, berhubung kami belum punya mobil, Mama panggilkan pak becak-pak becak langganan keluarga kami yang biasa mangkal di jalanan depan masjid An-Nuur dekat rumah. Ya, dengan naik becak kami bergembira tertawa ria di sepanjang perjalanan menuju Drive-In yang memang lumayan jauh dari rumah.
Saat dalam bioskop, kami duduk di bagian tribun. Sedang di depan tribun, tampak berpuluh mobil sudah menempati parkirnya masing-masing. Masing-masing, ada penumpang di dalamnya. Ya, penumpang yang bisa menikmati sensasi rasa tersendiri dengan nonton bioskop dari dalam mobil, nggak harus naik dan turun tribun. Tetapi bagi kami dan teman-teman juga sahabat kami, diajak nonton saja sudah senangnya selangit. Jadi nggak masalah jika harus rame-rame duduk di tribun. Film yang kami tonton, di antaranya Warkop DKI (Dono, Kasino, dan Indro) berjudul Manusia 6 Juta Dollar, Maju Kena Mundur Kena, dan Gengsi Dong. Film-film komedi yang selalu sukses perut kami mulas karena bolak balik tertawa terpingkal-pingkal melihat kelucuan para tokoh utamanya.
Papa dan Mama, matur nuwun nggih atas pengalaman ngandhok kuliner Surabaya dan pengalaman nonton bioskop bersama ini. Sungguh, sangat berkesan hingga sampai kini pun masih segar dalam ingatanku dan mas Eko. Kegemaran Papa dan Mama membahagiakan kami dengan memberi pengalaman hidup bermakna ini, alhamdulillah kini dapat aku teruskan ke cucu-cucu Papa dan Mama bersama saudara-saudara sepupunya dan teman-temannya.
Aku dan Mas Ilmi sering juga menghabiskan hari libur dengan berjalan-jalan, berenang, atau nonton bioskop. Beberapa kali, kami mengajak ponakan-ponakan dan anak-anak tetangga. Ada pengalaman yang paling seru, nonton bioskop di Super Mall Pakuwon Indah. Waktu itu, kami nonton ber-26 orang. Kami berdua + tante Fatimah + Fatma mengawal 5 cucu papa dan mama + 10 ponakan dari mas Ilmi + 7 anak tetangga. Film yang kami tonton siang itu, berjudul ”Laskar Pelangi” yang fenomenal itu.
Alhamdulillah, jadi pengalaman berkesan dan bermakna bagi kami semua. Selain jalan cerita filmnya yang memang bagus dan penuh pelajaran hidup berharga untuk terus bermimpi dan mengalahkan keterbatasan yang ada untuk mewujudkan impian itu juga karena menjadi pengalaman berkesan bisa beramai-ramai berjalan kaki menuju Super Mall yang memang tak jauh dari rumah kami di Raya Lontar. Betapa, dengan membahagiakan orang lain, kebahagiaan yang terasa di hati sungguh tak dapat dilukiskan dengan kata-kata.
Papa dan Mama, terima kasih setulus hati atas teladan menjaga kehangatan keluarga dengan sesekali menyempatkan diri untuk refreshing. Baik andhok makan maupun nonton film. Tak hanya sendiri tetapi juga sesekali beramai-ramai. Tak hanya membahagiakan keluarga tetapi juga memberi kebahagiaan pada orang-orang di sekitar kita. Dengan bersama menikmati kuliner tertentu dan nonton film bersama ini menjadikan kami makin bersyukur dan bersyukur atas semua karunia yang telah dilimpahkan-Nya.
Kreator : Maryam Damayanti Payapo
Comment Closed: Yang Hobi ’Nonton’ Itu, Mamaku
Sorry, comment are closed for this post.