KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Catatan Harian
  • Cerita Anak
  • Cerita Bersambung
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kisah Inspiratif
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • Madhoe Retna
  • Manajemen
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Opini
  • Organisasi
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • SDM
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Artikel » Zenno dan buku Laa Tahzan

    Zenno dan buku Laa Tahzan

    BY 07 Sep 2024 Dilihat: 121 kali
    Zenno dan buku Laa Tahzan_alineaku

    Entah bagaimana saya harus mensyukuri dua buah pertemanan ini. Teman pertama, ia seorang yang sangat mencintai ilmu. Setiap hari ia pasti memperoleh tambahan ilmu. Orang yang satu ini tidak bisa diam terhadap buku. Menjelang tidur, sehabis melakukan pekerjaan di siang hari, atau sehabis menunaikan shalat subuh sebelum berangkat bekerja, ia pasti menyempatkan dirinya membaca buku. Bahkan tidak jarang buku dijadikannya sebagai bantal untuk tidurnya. Saking cintanya pada  buku karena di sana tersimpan banyak ilmu. 

                Di antara koleksi buku pribadinya yang ia simpan, ada satu buku yang saya sangat suka untuk membacanya. Saya meminta ijin kepada teman pertama agar membolehkan saya membaca buku tersebut kapan saja saya mau. Teman pertama saya pun membolehkan. Setiap kali saya membaca buku itu seolah sinar terang kegembiraan menyinari hati saya dan rasa nikmat pun melanda perasaan saya. Alẖamdulillāhirabbil’ālamīn.

                Mengetahui kecintaan saya terhadap buku itu, tanpa saya pernah menduganya, teman pertama saya pun memberikan buku itu kepada saya sebagai hadiah. “Silakan buat pa Iman, tapi ada syaratnya, pa Iman harus tamat membaca buku ini.” Dengan gembira saya terima hadiah itu dan tentu saja dengan itikad untuk memenuhi syaratnya yakni menamatkan membaca buku tersebut. Inilah teman kedua yang saya maksud, teman yang sangat dermawan memberikan kegembiraan tanpa minta balasan. Buku terjemahan Samson Rahman Lā TaẖzanJangan Bersedih yang ditulis oleh Dr. ‘Aidh Al-Qorni.

                Tidak berlebihan jika saya katakan bahwa buku ini sangat hebat. Bagaimana tidak hebat, dari tahun pertama cetakannya oleh penerbit Qisthi Press pada bulan September tahun 2003, pada bulan April tahun 2007 buku ini sudah mengalami cetakan yang ketiga puluh delapan. Ini menjadi bukti bahwa buku ini sangat digemari. 

                Sesuai dengan judulnya “jangan bersedih”, dalam buku ini disuguhkan banyak pedoman agar kita tidak bersedih hati dalam menjalani kehidupan ini meski apa pun yang menimpa kita. Sebaliknya kita harus bergembira menjalani hari-hari yang dijalani, terus bekerja dan berkarya memberikan amal terbaik atas karunia usia yang Allah berikan. Tidak tanggung-tanggung, buku ini memberikan suguhan hidangan sebanyak 392 sub judul, dengan isi yang sangat bervariasi sehingga tidak membosankan dan disertai gaya bahasa sastra yang piawai sehingga nikmat rasanya di setiap tulisan-tulisannya. 

    Meskipun demikian, tentunya ada juga rasa sedih yang bagus yaitu rasa sedih ketika tidak bisa melakukan kebaikan atau rasa sedih ketika terjerumus dalam aktivitas-aktivitas kemaksiatan kepada Allah.

    Alhamdulillah, sesuai syarat yang diberikan teman saya saat memberikan buku itu sebagai hadiah, buku itu sudah tamat saya baca. 

    Catatan dari pengalaman perjalanan ini adalah: salah satu hal yang sangat penting dalam belajar, kuliah atau dalam aktivitas kehidupan kita secara umum adalah dalam hal pertemanan. Disadari atau tidak, teman sangat berpengaruh terhadap diri kita, baik atau buruknya. Semangat belajar, semangat menuntut ilmu, bisa sangat dipengaruhi oleh teman. Sebaliknya, lunturnya semangat belajar, bahkan bisa jadi kuliah atau belajar menjadi kurang bersemangat, disebabkan pertemanan karena berteman dengan teman yang luntur semangat belajarnya. 

    Pengaruh teman yang sangat penting ini sebagaimana hadits Rasulullah (shalallahu ‘alaihi wasallam), yang diantaranya terdapat dalam kitab Riyadush shalihin bab anjuran mengunjungi orang shalih:

    “seseorang yang duduk (berteman) dengan orang shalih dan teman yang buruk ibarat seorang penjual minyak wangi dan seorang pandai besi. Penjual minyak wangi mungkin akan memberimu minyak wangi, atau engkau bisa membeli minyak wangi darinya, dan kalaupun tidak, engkau tetap mendapatkan bau harum darinya. Sedangkan pandai besi, bisa jadi (percikan apinya) mengenai pakaianmu, dan kalaupun tidak engkau tetap mendapatkan bau asapnya yang tak sedap.”

    Jadi teringat salah satu kisah dalam buku “Tenggelamnya Kapal Van der Wijck” karya Buya Hamka. Disana ada salah satu kisah yang memberikan inspirasi terkait pengaruh teman terhadap perilaku temannya. Hayati yang tadinya gadis lugu, karena berteman dengan teman yang perangainya buruk yang bernama Khadijah maka Hayati pun mendapatkan pengaruh dari perilaku buruknya dalam hitungan beberapa hari ketika Hayati menginap di rumahnya Khadijah. Ya, memang demikian faktanya pengaruh teman sangat berpengaruh besar. Disukai atau tidak memang demikian kejadiannya. Harus pilih-pilih dan harus hitung-hitungan kekuatan apakah kita punya kepribadian yang kuat sehingga tidak mudah terpengaruh oleh keburukan atau kita tipe kepribadian yang masih sangat mudah terpengaruh karena tidak enakan dan tidak bisa menolak tawaran jika tawaran keburukan datang. Kita harus terus berusaha menjadi lebih baik kepribadiannya dan menguatkan kepribadian agar justru bisa memberikan kebaikan kepada teman-teman kita, membantu teman kita agar bisa berada dalam jalan-jalan kebaikan dan bisa sukses dunia akhirat, dan bukan terpengaruh perangai buruknya. Wa ta’aawanuu ‘alal birri wattaqwa, walaa ta’aawanuu ‘alal itsmi wal ‘udwaan

     

     

    Kreator : Iman Salman

    Bagikan ke

    Comment Closed: Zenno dan buku Laa Tahzan

    Sorry, comment are closed for this post.

    Popular News

    • Part 15: Warung Kopi Klotok  Sesampainya di tempat tujuan, Rama mencari tempat ternyaman untuk parkir. Bude langsung mengajak Rani dan Rama segera masuk ke warung Kopi Klotok. Rama sudah reservasi tempat terlebih dahulu karena tempat ini selalu banyak pengunjung dan saling berebut tempat yang ternyaman dan posisi view yang pas bagi pengunjung. Bude langsung memesan […]

      Okt 01, 2024
    • Part 16 : Alun – Alun  Kidul Keesokan paginya seperti biasa Bude sudah bangun dan melaksanakan ibadah sholat subuh. Begitupun dengan Rani yang juga melaksanakan sholat subuh. Rani langsung ke dapur setelah menunaikan ibadah sholat subuh. Tidak lama disusul oleh Bude dan langsung mengambil bahan masakan serta mengiris bahan untuk memasak. Rani dan Bude sangat […]

      Okt 16, 2024
    • Part 14: Kopi Klotok Pagi hari yang cerah, secerah hati Rani dan semangat yang tinggi menyambut keseruan hari ini. Ia bersenandung dan tersenyum sambil mengiris bahan untuk membuat nasi goreng. Tante, yang berada di dekat Rani, ikut tersenyum melihat Rani yang bersenandung dengan bahagia. “Rani, kamu ada rasa tidak sama Rama? Awas, ya. Jangan suka […]

      Sep 18, 2024
    • Part 13 : Candi Borobudur Keesokan harinya Rama sibuk mencari handphone yang biasa membangunkannya untuk berolahraga disaat Rama berada di Jogja. Rama tersenyum dan semangat untuk bangun, membersihkan diri dan segera membereskan kamarnya. Tidak lupa Rama juga menggunakan pakaian yang Rapih untuk menemui Rani hari ini. Sementara Rani seperti biasa masih bermalas-malasan di dalam kamarnya […]

      Sep 07, 2024
    • Part 12 : Cemburu Rama langsung memukul Jaka saat Jaka baru saja masuk ke ruang kerjanya Rama. Jaka yang meringis bukannya marah namun malah tersenyum terhadap Rama karena Jaka tahu bahwa Rama lagi cemburu terhadapnya. Rama males menjawab salam dari Jaka namun sebagai orang yang punya adab Rama harus menjawab salam dari Jaka dengan sopan. […]

      Sep 05, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021