KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Cerita Anak
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Artikel » DI PENGUNGSIAN

    DI PENGUNGSIAN

    BY 25 Agu 2024 Dilihat: 19 kali
    DI PENGUNGSIAN_alineaku

    Sungai Kemit sebagai garis demarkasi mengalir ke selatan melewati desa Sawangan yang juga tempat keluargaku mengungsi. Selepas waktu ashar kami bersama teman-teman sedang bermain dan bermandi di sungai yang tidak begitu dalam tapi airnya memenuhi lebarnya sungai,jadi tidak punya daratan dan  bagi mereka yang tidak tahu, disangkanya sungainya sangat dalam. Seketika kami melihat banyak orang dipinggir sungai seperti rombongan orang-orang Tionghoa yang ingin menyeberang ingin mengungsi juga ke arah timur ya mungkin juga mau menuju ke arah Jogyakarta,padahal Jogyakarta itu sangat jauh kira-kira  sekitar 200 km,tapi bisa jadi nanti sampai di Karanganyar atau Kebumen bisa disambung.dengan naik bus atau apa saja kendaraan roda empat. Mereka takut untuk menyeberang makanya minta tolong kepada kami untuk di seberang kan. Dengan senang hati kami membantu mereka untuk menyeberangi sungai tersebut yang sebenarnya tidak terlalu dalam hanya diatas lutut orang dewasa.Anak-anak digendong, yang remaja dan tua-tua dituntun ada juga yang sayang celananya atau roknya basah ya  sedikit diangkat, situasi tersebut seperti lucu dan menjadi tontonan yang mengasyikan.Kita-kita sih tidak mau berbuat diluar batas, kasihan kan orang lagi sedih diganggu, tapi coba kalau ketahuan tentara Belanda, yang suka berbuat tak senonoh. Beberapa orang ada yang memberi upah, tapi kita tolak, kasihan mungkin banyak juga yang tidak sempat membawa bekal. Perlu diketahui bahwa mereka meninggalkan rumah kosong tapi sebelum mereka  pergi rumah-rumahnya dibakar oleh pemiliknya dengan alasan agar rumahnya tidak bisa dipakai tempat tinggal tentara Belanda setelah ditinggalkan.Betapa mulianya kepribadian mereka yang secara tidak langsung ikut berjuang membela negeri yang kita cintai. Terpengaruh oleh zaman perang, sungai ini juga menjadi batas bermain bagi anak-anak,siapa berani melintas sungai ini ia akan ditembak,tapi ditembaknya bukan dengan bedil sungguhan, hanya dengan bedil-bedilan yang pelornya dari buah lempeni, tapi kalau mengena sakit juga. Rumah Mbah Kamitua ada tiga yang dua berjejer yang satu yang di belakang berdampingan.Anaknya ada dua laki-laki semua sudah remaja, yang besar biasa aku panggil kang Marjan adiknya biasa aku sebut kang Parman. Sebelah barat rumah adik mbah Kamituwa namanya Mbah Sakun, anaknya dua yang besar namanya mas Basuki,adiknya perempuan.Waktu sama-sama tinggal di Bandung Mbah Sakun suka jalan-jalan sampai depan rumah, kadang aku temenin jalan-jalan sampai kuantar pulang ke rumahnya. Dari saudara Mbah Kamituwa punya keponakan namanya mas Martono, dia kerja di Dikti Depdikbud, nah waktu aku dinas ke Jakarta sering ketemu.Keponakan Mbah Kamituwa lainya namanya Sarilan dan Sariman ,jadi teman sekolahku mulai dari SR sampai tamat Taman Dewasa,dia berdua merantau ke Jakarta kalau aku merantau ke Bandung. Keluargaku sangat beruntung karena Mbah Kamitua menganggap keluargaku seperti saudara sendiri. Bahkan kang Parman sudah menjadi pekerjaan rutin untuk mencari rumput buwat kambing-kambing ayah.Setiap kali kang Parman ngarit mencari rumput akupun suka ikut ,rumput-rumput disini mudah dicari, kadang-kadang waktu.mengarit ada satu dua kelapa yang tergolek di tanah jatuh dari pohonnya,kalau kita bawa pulang tak akan dimarahi oleh yang punya, kita ngambil kelapa yang jatuh tidak dianggap mencuri,.kelapa yang jatuh dari pohonnya oleh yang punya diijinkan untuk dibawa pulang. Pada suatu hari terjadi suasana sangat mencekam, ada kesibukan disana-sini ada kabar desa Candi, Plarangan Karanganyar yang dianggap sebagai sarang tentara Republik. Desa Plarangan Itu kan tempat kelahiran bapak Roemin Noeryadin yang pernah menjabat KSAU ,sedangkan pak Martono sebagai Komandan tempur diserahi tugas untuk menahan laju serangan Belanda ke Jogyakarta. Pak Martono itu lahir di desa Caruban Kecamatan Kuwarasan, beliau sempat menjabat sebagai Menteri Koperasi dan Transmigrasi waktu pemerintahan Pa Harto. Makin siang suasana makin kacau, Belanda terus membombardir desa Candi- Plarangan lewat desa Ori selatan kota Gombong.Kalau serangan lewat tangsi di Gombong itu posisinya sejajar jadi lebih sulit ,kalau dari desa Ori berarti dari Barat Daya menyerang ke desa Candi Plarangan  arahnya Timur laut, jadi lebih mudah. Suara dentuman meriam dan Canon berdesingan dilangit Sawangan tempat keluargaku mengungsi, semakin siang semakin hiruk pikuk,semua laki-laki dewasa dan orang tua meninggalkan rumah untuk menyelamatkan diri, termasuk ayah. Waktu ayah mau menyebrang sungai.ada yang memberi tahu bahwa satu kompi Belanda sedang berpatroli di seberang sungai menuju arah selatan,kalau ayah jadi menyeberang pasti akan terjebak dengan tentara Belanda, tidak hanya tentaranya saja tapi termasuk penduduknya dicurigai dan disatroni Belanda, mereka tidak segan-segan untuk menembaknya, ayah sempat bingung, kembali.ke rumah pasti sedang ada pembersihan, meneruskan perjalanan maut menanti di sana.Dengan perasaan was-was ayah memilih jalan pulang apapun yang terjadi pikirnya.Rupanya nasib baik bagi ayah dalam situasi serba salah Tuhan menolong ayah, pembersihan dan penggeledahan oleh tentara Belanda telah usai.Kami sekeluarga memeluk ayah dan menangis terharu , tangis bahagia, begitu ayah menceriterakan pelariannya.

    Jam tiga sore barulah satu dua orang laki-laki pada pulang.Ayah kang Parman memberi tahu ,sempat melihat penduduk sini yang tertembak di sawah, katanya orangnya seperti saya , serentak keluarga mbah bayan Murja menjerit smua, menurut perasaanya orang itu adalah pak Krama menantunya.Setelah jenazah diambil rasa was-was.mbah bayan Murja ternyata benar memang pak Krama yang meninggal ditembak tentara Belanda, kita smua ikut prihatin. Tapi kitapun di kagetkan karena kang Marjan sudah sore belum.kunjung pulang. Ada berita bahwa kang Marjan dibawa tentara Belanda.Yang menjadi lebih sedih karena esok hari kang Marjan akan melangsungkan pernikahan.Besok hari kang Marjan akan menikah, hari ini kang Marjan hilang. Pak lurah segera melakukan pendekatan dengan pimpinan militer Belanda di kota Gombong, singkat kata kang Marjan bisa dibebaskan dan dibawa pulang, betapa gembiranya kita smua tak terkira kan. Ditempat pengungsian mengalami lebaran Idul Fitri rasanya sama sekali tidak menyenangkan, tidak bisa pergi ke mana-mana , hanya keluar ke jalan depan rumah,orang berjualan pun hanya beberapa saja.Suatu hari waktu aku bermain, ada seorang ibu dan anak gadisnya sedang diseret-seret oleh tentara Belanda ditendang dan dipukuli, dua- duanya dilempar ke kolam ikan, waktu ibu dan anak itu merangkak hendak naik ke daratan, kami segera menjauh dari tempat itu, kedua perempuan tadi  lalu digiring dibawa masuk.kedalam rumah, tidak tahu mau diapain. Keadaan semakin aman, satu dua keluarga sudah berani pulang, beberapa hari kemudian keluargaku juga memberanikan diri untuk pulang,merasa malu juga kelamaan tinggal di rumah Mbah Kamitua, kecuali emak.karena baru melahirkan adik perempuan. Sekolah-sekolah sudah dibuka kembali dan akupun mulai masuk sekolah yang sudah lama kutinggalkan. Belum ada 6 bulan situasi kacau lagi, terpaksa kamipun kembali.ke pengungsian, beberapa tetangga yang merasa sudah capai tetap bertahan dirumahnya pasrah apapun yang akan terjadi. Secara sporadish masih sering terjadi suara tembakan, tapi tidak sesering tempo dulu,oleh karenanya saya memberanikan diri untuk pergi ke sekolah dari tempat pengungsian.Kalau pergi kadang-kadang bersama mas Dirman putra pak Lurah yang sekolahnya di SMPN Gombong, katanya dia sempat kuliah di Universitas Gajah Mada sampai sukses menjadi Dokter.

    Di th 1949.Belanda berhasil memasuki kota Jogyakarta, sebaliknya di daerah kami kondisinya menjadi aman, karena tentara Belanda terus mengejar tentara Republik hingga terfokus di Jogyakarta. Tidak di sangka-sangka aku masih ingat di hari Jumat sekitar jam 10 pagi tentara Belanda ngamuk mengobrak abrik kampungku, gara-gara truk yang ditumpangi tentara Belanda terkena ranjau yang dipasang tentara Republik.

    Semua orang laki-laki digiring  ke tangsi Belanda di Gombong.Ada 2 orang korban penduduk yang ditembak Belanda karena salah tembak, yang satu Kang Parlan bapaknya Yatiman dan satunya lagi bapaknya Ngaisah.Alhamndulillah setelah di interogasi dan diberi arahan dan ancaman para pe nduduk diperbolehkan pulang.

     

     

    Kreator : Sudarsono

    Bagikan ke

    Comment Closed: DI PENGUNGSIAN

    Sorry, comment are closed for this post.

    Popular News

    • Menurut Stephen Covey Manusia Memiliki Kebutuhan Dasar, Kecuali? a. To Live b. To Love c. To Listen d. To Leave the Legacy Jawaban: c. To Listen Menurut Stephen Covey Manusia Memiliki Kebutuhan Dasar, Berikut Pembahasannya: Stephen Covey, seorang penulis dan konsultan manajemen terkenal, dalam karya-karyanya sering membahas tentang kebutuhan dasar manusia. Dalam bukunya yang terkenal, […]

      Jun 25, 2024
    • Hari sudah menunjukkan pukul 14.30. Suasana di sekolah tempat Ustadz Hamdi mengabdikan diri sudah mulai sepi. Anak-anak sudah banyak yang pulang. Ustadz Hamdi masih duduk di meja kerjanya sambil memeriksa satu persatu tugas murid-muridnya. Saat itu tiba-tiba HP Ustadz Hamdi berdering “Kriiing, kriiing, kriiing…”  “Halo…., Assalamu alaikum !”  “Wa alaikum salam. Ini Lisa, pak Ustadz.” […]

      Jun 06, 2024
    • Aku adalah teman sekelas Sky di SMP, kami berada dikelas yang sama selama 3 tahun. Sekarang setelah masuk SMA kami berada di sekolah dan kelas yang sama. Sky selalu menjadi orang terpopuler di sekolah, Sky tinggi,  tampan, dan sangat ramah. Namun sayangnya aku merasa dia selalu dingin hanya padaku, aku bahkan tidak tau alasan dibalik […]

      Jun 10, 2024
    • Mahaga Belom Bahadat adalah bahasa Dayak Ngaju yang mempunyai makna yaitu menjaga kehidupan yang saling menghargai, menghormati serta menjunjung tinggi kehidupan Adat Istiadat maupun tradisi kearifan lokal di wilayah yang kita tempati. Era zaman sekarang ini sudah banyak sekali para generasi yang melupakan prinsif-prinsif hidup yang telah dulu ditinggalkan para leluhur(nenek moyang) kita, padahal banyak […]

      Jun 02, 2024
    • Part 13 : Candi Borobudur Keesokan harinya Rama sibuk mencari handphone yang biasa membangunkannya untuk berolahraga disaat Rama berada di Jogja. Rama tersenyum dan semangat untuk bangun, membersihkan diri dan segera membereskan kamarnya. Tidak lupa Rama juga menggunakan pakaian yang Rapih untuk menemui Rani hari ini. Sementara Rani seperti biasa masih bermalas-malasan di dalam kamarnya […]

      Sep 07, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021