Mahaga Belom Bahadat adalah bahasa Dayak Ngaju yang mempunyai makna yaitu menjaga kehidupan yang saling menghargai, menghormati serta menjunjung tinggi kehidupan Adat Istiadat maupun tradisi kearifan lokal di wilayah yang kita tempati. Era zaman sekarang ini sudah banyak sekali para generasi yang melupakan prinsif-prinsif hidup yang telah dulu ditinggalkan para leluhur(nenek moyang) kita, padahal banyak sekali nilai-nilai positif kehidupan sosial yang masih relevan dan diperlukan pada saat ini. Adat dan budaya suku Dayak Ngaju masih bisa kita pakai di kehidupan sosial pada era sekarang terutama bagi masyarakat suku Dayak itu sendiri, bahkan bisa memperkokoh persatuan kesatuan dalam kebhinekaan ragam adat budaya yang merupakan ciri Negara Kesatuan Republik Indonesia.
FILOSOFI HUMA BETANG
Mahaga Belom Bahadat tidak terlepas dari Filosofi Huma Betang (Rumah Panjang Suku Dayak) adalah merupakan gambaran kehidupan masyarakat suku Dayak Ngaju, yang mana ada beberapa keluarga yang tinggal bersama di dalam Rumah Betang tersebut. Di dalam sejarahnya secara turun temurun beberapa keluarga yang tinggal di rumah betang tersebut bisa hidup rukun dan berdampingan dan hingga sekarang bangunan rumah betang tersebut masih ada sampai saat ini salah satu nya terdapat di Desa Tumbang Gagu Kecamatan Antang Kalang Kabupaten Kotawaringin Timur Provinsi Kalimantan Tengah dinamai dengan Betang Antang Kalang.
Filosofi Huma Betang merupakan cerminan nilai luhur kehidupan yang damai, bertoleransi, bergotong-royong, saling menghargai dan sudah merupakan tradisi atau kebiasaan yang kerap kali dilakukan bersama beberapa keluarga yang diam dan tinggal disitu. Adat ataupun tradisi tersebut terkandung Belom Bahadat, dengan demikian keterikatan pemaknaan Filosofi Huma Betang tidak terlepas dari bagaimana Keluarga yang tinggal tersebut bisa menjaga atau Mahaga kehidupan yang beradat (Belom Bahadat).
HANDEP HAPAKAT
Dalam kehidupan di masyarakat adat Dayak Ngaju istilah Handep tidak merupakan istilah yang asing lagi, karena itu bisa digambarkan bagaimana ketika masyarakat bisa saling bahu membahu dalam menyelesaikan suatu pekerjaan. Handep (saling tolong menolong ) biasa dilakukan saat hendak melakukan proses bertani dalam hal ini bertani padi. Kebiasaan kelompok masyarakat adat Dayak ngaju dalam melakukan proses bertani mulai dari penggarapan lahan sampai dengan panen dilakukan bersama-sama dan bergantian.
Misalkan saja di suatu desa ada 10(sepuluh) orang yang mempunyai lahan masing-masing mempunyai tempat yang berbeda, mereka biasanya ketika musim membuka lahan maka 10 orang tersebut terlebih dahulu membersihkan atau menggarap lahan di tempat 1 orang dimana berdasarkan hasil Hapakat ( kesepakatan ) untuk mulai dibersihkan lahannya. Kemudian setelah lahan yang pertama sudah selesai dibersihkan maka ,mereka kembali membersihkan ketempat lahan yang berikutnya begitupun seterusnya sampai akhirnya pada masa musim panen.
Berdasarkan penjelasan diatas bahwa terdapat nilai-nilai kehidupan sosial yang positif bisa diterapkan sebagai konsep berkehidupan sosial ditengah masyarakat masa kini, yaitu nilai persatuan, saling tolong menolong, rasa tanggung jawab dan rasa kebersamaan. Seiring perubahan zaman dan pengaruh pergeseran budaya serta teknologi tidak bisa kita pungkiri bahwa kegiatan Handep Hapakat semakin kikis dan tergerus, begitu juga dengan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.
Kreator : Menteng Delpris,S.I.P.,M.A.P
Comment Closed: Mahaga Belom Bahadat (PART 1)
Sorry, comment are closed for this post.