Part 14: Kopi Klotok
Pagi hari yang cerah, secerah hati Rani dan semangat yang tinggi menyambut keseruan hari ini. Ia bersenandung dan tersenyum sambil mengiris bahan untuk membuat nasi goreng.
Tante, yang berada di dekat Rani, ikut tersenyum melihat Rani yang bersenandung dengan bahagia.
“Rani, kamu ada rasa tidak sama Rama? Awas, ya. Jangan suka mempermainkan perasaan orang. Tante tidak suka kalau Rani bersikap seperti itu.” Ucap Tante penasaran dengan nada khawatir.
“Rani juga bingung, Tante. Apakah rasa yang Rani miliki ini suka atau hanya sekedar nyaman karena tiap hari ketemu Rama.” Jawab Rani.
Tiba- tiba Om datang mengagetkan mereka yang sedang ngobrol serius mengenai hubungan Rani dengan Rama. Rani dan Tante segera mengubah topik dan mengalihkan Om dengan mengajaknya ke meja makan dan segera memberikan nasi goreng yang telah dimasak oleh Rani.
Om yang curiga dengan sikap istrinya hanya tersenyum dan langsung menyantap nasi goreng buatan Rani sambil mengacungkan jempol, tanda rasa nasi goreng buatan Rani enak.
Di saat Rani sedang berjemur di halaman belakang, Tante dan Om berpamitan untuk menghadiri acara yang diadakan di luar kota dan sangat mendadak, juga mendesak.
Rani yang kebingungan langsung mengangguk tanda setuju karena mau bagaimana lagi, mereka berhak menentukan aktivitasnya dan Rani hanya bisa menyetujuinya.
Tante langsung menenangkan Rani yang terlihat bingung dan sedikit takut ditinggal sendirian di rumah.
Seketika itu, Om dan tante menghubungi Bude Rama, dan menitipkan Rani kepada Bude. Mendengar itu, Bude sangat senang karena ia juga sangat menginginkan kehadiran seorang anak perempuan.
Tanpa basa-basi, Bude langsung menyetujui dan segera datang ke rumah Tante dan Om-nya Rani. Terlintas senyuman samar Rani yang sedikit membuat Tante merasa tenang saat dalam perjalanan keluar kota.
Setelah Tante menghubungi Bude, ia memeluk Rani dan memberinya sedikit nasehat agar Rani bisa menjaga diri saat berada di rumah sendiri.
Rani mengantarkan Tante dan Om sampai halaman depan. Dengan berat hati, Rani melangkah dan saat itu juga ia ingin sekali pulang ke Bandung.
Sesaat setelah kepergian Tante dan Om, ketika Rani baru saja menutup pintu dan menuju kamarnya, terdengar suara ketukan pintu. Rani yakin jika ketukan pintu tersebut pasti dari Bude Rama.
Ternyata dugaan Rani benar, bude sudah berada di depan pintu dan tersenyum hangat ketika Rani membuka pintu. Rani langsung mengajaknya masuk ke dalam rumah dengan ramah.
Bude dipersilahkan duduk dan dijamu oleh Rani, membuat Bude merasa sangat senang dengan perilaku Rani kepadanya. Selain sopan, Rani juga sangat ramah.
Bude memulai obrolan karena melihat Rani yang terlihat canggung saat berada di hadapannya. Bude bercerita tentang kopi klotok, minuman legendaris yang terkenal di Yogyakarta.
Menurut Bude, kopi klotok merupakan salah satu sajian kopi tradisional dengan metode penyajian yang mirip seperti kopi Turki.
Kopi klotok dibuat dengan cara merebus air bersama dengan bubuk kopi dan dimasak di atas panci dengan tungku arang. Kemudian kopi tersebut diseduh dengan cara tradisional.
Cara membuat kopi klotok adalah dengan memasak bubuk kopi dalam panci panas kemudian disiram air mendidih sehingga menghasilkan bunyi, ”klotok – klotok.” Dari sini lahirlah nama kopi klotok.
Rani dan Bude sedang asyik mengobrol di ruang tengah, tiba- tiba terdengar ketukan pintu ruang depan. Rani izin kepada Bude untuk membuka pintu.
Ternyata Rama sudah berdiri di depan pintu dengan pakaian yang santai tetapi tidak mengurangi ketampanannya, sampai membuat Rani salah tingkah.
Bude yang paham dengan situasinya, langsung memecah keheningan yang terjadi antara Rani dan Rama. Bude menggoda Rama yang tiba-tiba datang tanpa memberitahunya.
Rama hanya tersenyum malu di depan Rani, namun ia tetap diajak masuk ke dalam rumah oleh Rani. Rani duduk di samping Bude, kemudian meminta maaf kepada Bude.
Bude tersenyum dan mengusap punggung Rama. Rani yang melihat kehangatan Rama dan Bude seketika teringat dengan Ayah dan Ibu di Bogor.
Bude yang paham bagaimana perasaan Rani langsung mengubah topik pembicaraan dan menjauh dari Rama. Kemudian, Bude mengajak Rani untuk mengunjungi warung kopi klotok.
Rani yang masih terlihat murung hanya mengangguk saja tanpa berbicara. Rama yang paham bagaimana perasaan Rani, langsung mengikuti Bude dan mengajaknya ke warung kopi klotok yang terkenal di Yogyakarta.
Rani segera bersiap untuk mengikuti ajakan Bude dan Rama. Sebenarnya, Rani tahu bahwa Bude dan Rama memiliki maksud baik dan ingin menghibur Rani.
Rama pamit kepada Bude dan Rani untuk segera mengambil mobil, sementara Bude menemani Rani yang sedang bersiap. Dalam perjalanan menuju warung kopi klotok, mereka terlihat sangat hangat seperti sebuah keluarga.
Rani juga penasaran dengan kopi klotok yang diceritakan oleh Bude mengenai cita rasa dan cara penyajian kopi klotok yang dilakukan secara tradisional.
Rama hanya tersenyum melihat tingkah Rani yang mirip bocil atau bocah cilik. Sama persis seperti remaja perempuan pada umumnya yang sedang merajuk kepada Ibunya. Rama sudah sangat mantap ingin lebih dekat dengan Rani.
Kreator : Rani.Ramayanti
Comment Closed: Djogjakarta I’M in love (Part ⅩⅠⅤ)
Sorry, comment are closed for this post.