Kecemasan anak saat ditinggal orang tua sering disebut dengan Separation Anxiety. Kondisi ini biasanya dialami oleh anak-anak usia 6 bulan hingga 3 tahun. Anak merasa takut atau tidak nyaman ketika berpisah dari figur pengasuh utamanya, seperti Ayah atau Ibu. Anak merasa cemas meskipun orang tua sudah menjelaskan bahwa akan dijemput pada waktu tertentu. Kecemasan ini adalah bagian dari perkembangan emosional anak, namun bisa menjadi masalah jika terjadi secara berlebihan atau berlanjut hingga usia yang lebih tua.
Menurut teori perkembangan emosi, John Bowlby, seorang psikologi perkembangan, mengungkapkan bahwa anak memiliki kebutuhan dasar untuk membentuk ikatan emosional yang kuat dengan pengasuh utamanya. Ketika anak berpisah dari orang tua, mereka bisa merasa terancam dan mengalami kecemasan. Sedangkan menurut teori perkembangan Erikson, bahwa bayi membangun kepercayaan terhadap dunia melalui hubungan dengan pengasuh. Jika anak merasa aman dan yakin bahwa orang tua akan kembali, mereka dapat mengembangkan rasa percaya. Namun, jika terlalu sering merasa ditinggalkan tanpa penjelasan atau kenyamanan, kecemasan dapat meningkat.
Penyebab kecemasan pada anak saat ditinggal orang tua :
- Ikatan emosional yang kuat. Anak merasa sangat tergantung pada orang tua untuk rasa aman dan nyaman.
- Pengalaman baru atau lingkungan asing. Situasi seperti mulai masuk sekolah atau ditinggalkan di rumah oleh orang tua dapat memicu kecemasan.
- Perubahan rutin yang mendadak. Misalnya, orang tua yang tiba-tiba harus bepergian untuk waktu lama atau perubahan dalam pola pengasuhan.
- Trauma atau pengalaman buruk. Anak yang pernah mengalami situasi menakutkan atau kehilangan mendadak cenderung lebih cemas saat ditinggalkan.
- Perilaku orang tua. Sikap orang tua yang terlalu protektif atau cemas dapat memperkuat kecemasan anak.
Tips menangani anak yang cemas saat ditinggal orang tua :
1. Ciptakan rutinitas yang konsisten.
Rutinitas membantu anak merasa aman karena mereka tahu kapan orang tua pergi dan kembali. Misalnya, jelaskan bahwa “Mama akan pergi sekarang dan kembali setelah makan siang.”
2. Berikan perpisahan yang tenang dan singkat
Jangan memperpanjang momen perpisahan. Sampaikan bahwa Anda akan kembali dengan nada yang tenang, lalu segera pergi.
3. Latihan perpisahan bertahap
Tinggalkan anak untuk waktu yang singkat terlebih dahulu, lalu perlahan perpanjang durasinya. Hal ini membantu anak terbiasa dengan ketidakhadiran orang tua.
4. Berikan pengalihan perhatian
Berikan mainan atau aktivitas menarik untuk mengalihkan perhatian anak dari perpisahan.
5. Jangan kembali setelah perpisahan
Meskipun anak menangis, hindari kembali setelah Anda berpamitan. Ini dapat memperkuat kecemasan anak karena mereka belajar bahwa menangis membuat Anda kembali.
6. Bicarakan tentang emosi anak
Bantu anak mengenali dan mengungkapkan perasaan mereka. Misalnya, katakan, “Kamu sedih karena Mama pergi, tapi Mama pasti kembali..”
7. Pujian dan penguatan positif
Berikan pujian ketika anak berhasil menghadapi perpisahan dengan baik, untuk memperkuat perilaku tersebut.
8. Peran figur pengganti yang aman
Pastikan anak memiliki pengasuh atau guru yang dapat memberikan rasa aman selama orang tua tidak ada.
Kecemasan anak saat ditinggal orang tua adalah bagian normal dari perkembangan emosional, tetapi perlu dikelola dengan baik untuk mencegah dampak negatif jangka panjang. Dengan menggunakan pendekatan yang konsisten, penuh kasih sayang, dan melibatkan komunikasi yang baik, orang tua dapat membantu anak mengatasi kecemasan tersebut. Hal ini tidak hanya membangun rasa percaya diri anak tetapi juga memperkuat hubungan orang tua dan anak.
Kreator : Tri Welas Asih
Comment Closed: Kecemasan Anak Saat Ditinggal Orang Tua
Sorry, comment are closed for this post.