Sebuah kata yang ditakuti setiap pria dan wanita yang menginjak usia yang sudah matang untuk melakukan sebuah pernikahan. Begitu pula dengan Rahma, walaupun usianya baru 23 th, sedangkan Anton 32 th. Jarak yang cukup panjang dalam sebuah hubungan. Diharapkan Anton dapat membimbing Rahma menjadi wanita dewasa. Orang tuanya Rahma menuntut untuk segera ada kepastian atas hubungannya dengan kekasihnya, Anton.
Mereka sudah menjalin hubungan kurang lebih 3 tahun. Menurut orang tua Rahma usia pacaran itu sudah cukup untuk membina sebuah rumah tangga. Tapi itu berbeda pendapat dengan keluarga Anton yang notabene semua anaknya lelaki, yang menganggap kalau belum mencapai kesuksesan dan mapan dalam segala hal berarti belum siap untuk membina rumah tangga.
Sebenarnya yang diinginkan orang tua Rahma hanyalah kepastian hubungannya dengan Anton, apakah ada rencana menikah atau tidak?kalau tidak, untuk apa menjalin hubungan selama itu. Anton pun tipikal seorang pria dewasa yang tidak bisa berkomitmen dalam sebuah hubungan. Sudah berkali – kali Rahma menanyakan hal yang sama, seperti sore itu :
“Mas, ibu nanyain mas tuch”…
“Tanya apa: “ kapan mas maen ke rumah”..
Dengan raut wajah yang malas, Anton pun menjawab “ kamu tau khan mas sibuk, jadinya belum sempat ketemu ibu”.
“sibuk terus yang mas katakan, memang mas tidak ada niat untuk melanjutkan hubungan ini ke jenjang yg serius”.
“ sudah ah, aku capek,,jawab Anton dengan kesal”.
Semenjak ibu menanyakan keseriusan Anton, sikap Anton berubah. Tidak pernah maen ke rumah Rahma, selalu Rahma yang mengunjungi Anton. Walaupun mereka sebenarnya saling mencintai, tapi bukan sikap seperti ini yang diharapkan Rahma. Rahma mengharapkan bahwa suatu saat Anton ke rumahnya dan membicarakan hubungannya dengan orang tuanya.
Satu Bulan sudah berlalu…
Anton belum juga datang ke rumah Rahma untuk membicarakan keseriusan hubungan mereka. Sibuk dan capek selalu jadi alasan Anton. Rahma masih bisa menerima semua alasan Anton, karena Rahma tahu betul memang kondisi fisik Anton lemah, kalau kecapean kerja sedikit pasti langsung sakit.. Ya walaupun hanya sakit kecil tapi itu membuat drop kondisi tubuh Anton. Berbeda dengan orang tua Rahma, yang tidak bisa menerima alasan Anton. Orang tua Rahma menganggap bahwa Anton hanya mempermainkan anaknya saja. Kekhawatiran itu yang selalu menyelimuti perasaan ibu Rahma..Ibu Rahma tidak mau anaknya kecewa.. Hanya itu saja.. Apa salah kalau orang tua berpikiran seperti itu.
Rahma menyakinkan orang tuanya bahwa Anton serius dengan hubungan mereka, hanya saja cara Anton yang salah. Tetapi orang tua Rahma belum percaya sebelum Anton datang dan menemui mereka. Rahma menyakinkan bahwa suatu saat Anton akan datang menemui mereka.
“Rahma…..sini nak, ibu mau bertanya padamu,panggil ibu”.
“Ya bu…, jawab Rahma sambil mendekat pada ibunya yang sedang duduk di ruang tamu”.
“Bagaimana hubunganmu dengan Anton, satu bulan sudah berlalu Anton juga tidak pernah sekalipun Anton datang kemari membicarakan tentang hubungan kalian?, tanya ibu pada Rahma.
Dengan bingung dan berfikir Rahma pun menjawab:
“Mas Anton sibuk dan capek bu, bulan – bulan ini pekerjaannya sedang sibuk- sibuknya, nanti kalau sudah lega, mas Anton pasti kesini”.
“Selalu saja capek dan sibuk jadi alasan Anton datang kemari, teriak Ibu pada Rahma”.Kalau dia memang serius dengan hubungan kalian, secapai – capainya seseorang kalau yang menyuruh orang yang dicintainya pasti akan dipenuhi. Apa sih yang membuat kamu begitu mencintainya??Sudahlah kalau dia tidak serius tinggalkan saja. Masih banyak lelaki diluar sana. “ kata ibu dengan kesal.
Rahma tidak bisa berkata apa – apa, dia hanya bisa menahan kekecewaan atas sikap Anton di depan orang tuanya. Ia pun kembali ke kamar. Di dalam kamar, ia menumpahkan semua kekecewaannya dengan menangis. Hanya air mata yang bisa menjelaskan betapa kecewanya. Mengapa Anton bisa bersikap seperti itu, sebenarnya apa yang ada di pikiran Anton tentang hubungan mereka. Rahma sendiri tidak tahu jawabannya.
Rahma sudah mengenal Anton 3 tahun. 3 tahun waktu yang sedikit untuk mengerti dan memahami sifat seseorang. Anton anak pertama dari 3 bersaudara yang notabene adik – adiknya laki – laki semua. Ibunya sudah meninggal sejak Anton kelas 1 SMA. Dia tidak memiliki figur seorang ibu, figur ibu ia dapatkan dari adik Ayahnya.
Anton. Seorang pria berusia 32 tahun mapan, dewasa, idealis, egois, keras kepala, moody, pemalu, sederhana, dan bertanggung jawab. Itulah sosok Anton yang dikenal Rahma. Pria yang kini menjadi pujangga dalam hatinya, yang menjadikan hari – hari Rahma indah, kesal dan bahagia. Sedangkan Rahma, wanita berusia 23 tahun manis, sabar, emosional, sederhana, bertanggung jawab.
Tiga tahun yang lalu mereka bertemu di jejaring sosial, Facebook.
Awalnya Rahma tidak tahu dan malas untuk membuat Facebook. Atas desakan teman – temannya akhirnya dia membuat akun facebook dengan nama Rahma Manis. Waktu itu Rahma menganggap semua orang yang add hanyalah teman biasa. Tetapi tiba – tiba ada seorang lelaki yang pada saat itu chatting dengannya dan meminta no hape.
Sebenarnya Rahma tidak mau memberikan no hpnya kepada orang yang tidak kenal, tetapi entah kenapa ada dorongan perasaan yang mengatakan bahwa ia harus memberikan no hpnya kepada pria tersebut, Anton.
Anton pun pernah beberapa kali menghubungi Rahma, Rahma pun merespon baik pertemanan mereka. Berbuhung saat itu Rahma sedang fokus dengan kegiatan Kampus, ia sedikit tidak menghiraukan komunikasi dengan Anton.
Semenjak kepergian Rahma ke Magelang untuk mengikuti kegiatan kampus, Anton dan Rahma pun jarang berhubungan via sms atau telp. Ya,…karena masing – masing sibuk dengan urusan masing – masing. Suatu ketika di Magelang, Rahma tiba – tiba ingin menghubungi Anton, dengan perasaan deg – degan, takut, tapi ingin mencoba. Akhirnya ia pun memberanikan diri untuk menghubungi Anton terlebih dahulu..
“tut…tut….tut…., suara nada dering dari ponsel Anton.
“ Ya, hallo, ada apa ya”, suara Anton dari ponselnya..
“ Dengan gugup Rahma pun menjawab “ Ya hallo, dengan Anton, masih inget aku ga?, tanya Rahma”.
“hmmm…ini Rahma bukan ya…yang dulu pernah chating bareng itukan, jawab Anton..
“i…i…iya…ini aku Rahma, oh ya aku ganggu gak nih?, tanya ku dengan ragu –ragu..”
Oooo….enggak kok…aku lagi santai aja, jawab Anton.
Akhirnya mereka berdua melanjutkan komunikasi lewat telp dan berjanji akan bertemu setelah Rahma mengikuti kegiatan Kampusnya..
Pertemuan pertama di sebuah tempat makan siap saji di sebuah Mall terbesar di Semarang, waktu itu Anton baru pulang kerja dan masih memakai pakaian kerjanya. Sedangkan Rahma menggunakan hem berwarna hijau,celana jeans warna hitam dan sepatu kets.
Perasaan Rahma campur aduk, antara senang, gugup, ragu – ragu, takut dll.
Kesan pertama tentang Anton adalah: penampilannya seperti om – om. Aduh…Rahma kapok rasanya klo mesti ketemu dia lagi,,tapi kenapa dia nyaman dekat lelaki yang baru dikenalnya itu.
Setelah pertemuan pertama itu berlanjut pertemuan berikutnya dan mereka menjalin hubungan sampai sekarang..
Dua Bulan berlalu……
Anton masih saja belum datang menemui orang tua Rahma. Ibu Rahma kecewa dengan sikap Anton, kalau memang Anton serius dengan anaknya setidaknya ia mendekatkan diri dengan keluarga anaknya, sedangkan ini diam – diam tidak ada sikap maupun tindakan apapun. Ibu Rahma pun sudah capai kalau harus bertengkar dengan anaknya, Rahma. Ibu hanya berkata “ kalau kamu yakin dengan keputusan yang kamu ambil nantinya, kamu juga harus siap menerima segala resikonya. Ibu sudah lelah kalau harus bertanya bagaimana hubunganmu dengan Anton, ibu hanya bisa berdoa untuk kebahagiaanmu, mendoakan yang terbaik untukmu. Hanya satu hal yang ibu takutkan dari sikap Anton, diam – diam dia akan meninggalkanmu…ibu tidak mau itu semua terjadi, ibu tidak mau anak ibu kecewa.
Mendengar perkataan ibunya, Rahma pun hanya bisa menangis di dalam kamar, betapa ibunya sangat menyayanginya.. Beliau tidak mau anaknya dikecewakan oleh lelaki yang tidak bisa bertanggung jawab dalam menjalin sebuah hubungan .
Rahma pun berfikir, dia harus ambil sikap tegas dalam hubungannya dengan Anton, walau nantinya ada keputusan yang menyakitkan, dia harus terima resikonya..Dia memutuskan, di hari Ulang tahun Anton, dia harus mengatakan semua tentang kekhawatiran orang tuanya. Jika Anton masih saja belum bisa memberikan jawaban pasti, Rahma lebih baik mundur dari hubungan ini..
#Ulang tahun Anton#
Mereka merayakan Ulang tahun Anton di sebuah kave. Setelah acara ulang tahun selesai, Rahma pun memberanikan diri menyampaikan apa yang menjadi kekhawatiran orang tuanya.
Ternyata Anton marah dengan pengakuan orang tua Rahma, dia menganggap bahwa ini semua waktunya belum tepat untuk membahas sebuah pernikahan. Ia masih ingin mencapai semuanya dengan sempurna.
Rahma sadar bahwa selama ini pria yang begitu dicintainya tidak pernah menganggap dirinya penting bagi hidupnya dan bagian dari masa depannya. Selama ini hubungan yang mereka jalani sia – sia. Anton hanya mempermainkan perasaannya saja, dia tidak serius dengan hubungan ini. Alasan – alasan Anton digunakan hanya untuk menyenangkan Rahma sesaat saja.
Walaupun Rahma tahu, Anton sangat menyayanginya. Tapi Rahma kecewa dengan sikap Anton yang tidak bisa berkomitmen dalam sebuah hubungan. Akhirnya Rahma pun memutuskan untuk mengakhiri hubungan mereka, dan meninggalkan Anton sendirian di kave itu.
Tidak ada sebuah pernikahan dalam hubungan mereka. Semuanya telah berakhir, hubungan mereka berakhir. Rahma hanya berpesan “ jangan pernah kamu menyakiti hati wanita, seperti kamu menyakiti aku..apabila kamu sudah yakin dengan suatu hubungan, segera berkomitmen. Jangan sampai kamu menyesal setelah semuanya berakhir”. Ternyata kekhawatiran Ibu Rahma menjadi kenyataan, Anton hanya mempermainkan hatinya saja.
Kreator : Rh Mawa
Part 15: Warung Kopi Klotok Sesampainya di tempat tujuan, Rama mencari tempat ternyaman untuk parkir. Bude langsung mengajak Rani dan Rama segera masuk ke warung Kopi Klotok. Rama sudah reservasi tempat terlebih dahulu karena tempat ini selalu banyak pengunjung dan saling berebut tempat yang ternyaman dan posisi view yang pas bagi pengunjung. Bude langsung memesan […]
Part 16 : Alun – Alun Kidul Keesokan paginya seperti biasa Bude sudah bangun dan melaksanakan ibadah sholat subuh. Begitupun dengan Rani yang juga melaksanakan sholat subuh. Rani langsung ke dapur setelah menunaikan ibadah sholat subuh. Tidak lama disusul oleh Bude dan langsung mengambil bahan masakan serta mengiris bahan untuk memasak. Rani dan Bude sangat […]
Part 14: Kopi Klotok Pagi hari yang cerah, secerah hati Rani dan semangat yang tinggi menyambut keseruan hari ini. Ia bersenandung dan tersenyum sambil mengiris bahan untuk membuat nasi goreng. Tante, yang berada di dekat Rani, ikut tersenyum melihat Rani yang bersenandung dengan bahagia. “Rani, kamu ada rasa tidak sama Rama? Awas, ya. Jangan suka […]
Part 13 : Candi Borobudur Keesokan harinya Rama sibuk mencari handphone yang biasa membangunkannya untuk berolahraga disaat Rama berada di Jogja. Rama tersenyum dan semangat untuk bangun, membersihkan diri dan segera membereskan kamarnya. Tidak lupa Rama juga menggunakan pakaian yang Rapih untuk menemui Rani hari ini. Sementara Rani seperti biasa masih bermalas-malasan di dalam kamarnya […]
Part 12 : Cemburu Rama langsung memukul Jaka saat Jaka baru saja masuk ke ruang kerjanya Rama. Jaka yang meringis bukannya marah namun malah tersenyum terhadap Rama karena Jaka tahu bahwa Rama lagi cemburu terhadapnya. Rama males menjawab salam dari Jaka namun sebagai orang yang punya adab Rama harus menjawab salam dari Jaka dengan sopan. […]
Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]
Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]
Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,, begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]
Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]
Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]
Comment Closed: Menikah
Sorry, comment are closed for this post.