KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Catatan Harian
  • Cerita Anak
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kisah Inspiratif
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • Manajemen
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Opini
  • Organisasi
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • SDM
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Artikel » Perjuangan Kelompok Nurul Fikri: Persiapan dan Lomba Debat di Tingkat Kabupaten

    Perjuangan Kelompok Nurul Fikri: Persiapan dan Lomba Debat di Tingkat Kabupaten

    BY 29 Des 2024 Dilihat: 26 kali
    Perjuangan Kelompok Nurul Fikri_alineaku

    Di sebuah pesantren modern bernama Al Muttaqin, terdapat sebuah kelompok debat bernama Nurul Fikri. Nama itu dipilih karena mereka percaya bahwa kemenangan adalah seperti cahaya, sesuatu yang harus diraih dengan usaha keras di tengah kegelapan. Kelompok ini terdiri dari tiga santri berbakat: Fajar, seorang yang senang menganalisis dan pengetahuannya luas; Nisa, seorang penyusun argumen. Dan, Rayhan, seorang pembicara yang ulung.

     

    Persiapan yang Penuh Perjuangan

    Suatu pagi di bulan Februari, ustazah pembimbing, Ustazah Nur, memanggil mereka ke perpustakaan.

    “Kalian terpilih untuk mewakili pesantren kita di lomba debat tingkat kabupaten,” katanya dengan senyuman. 

    Fajar tersentak. Sementara Nisa dan Rayhan saling pandang. Perasaan campur aduk langsung memenuhi hati mereka; bangga, gugup, dan sedikit takut. 

     “Temanya tentang peran pemuda dalam mengatasi perubahan iklim,” lanjut Ustadzah Nur.

    “Kita hanya punya waktu tiga minggu untuk persiapan.”  

     

    Mereka mulai dengan menyusun jadwal intensif. Setiap hari setelah shalat Ashar, mereka berkumpul di aula untuk latihan. Fajar bertugas mencari data dari berbagai sumber, termasuk artikel ilmiah dan laporan resmi. Nisa kemudian mengolah data itu menjadi argumen yang solid, sementara Rayhan mempraktikkan penyampaian argumen dengan suara lantang dan intonasi yang tegas.  

    Di malam hari, mereka sering terlihat membaca buku atau mendiskusikan poin-poin baru di bawah lampu temaram asrama. Kadang-kadang, perdebatan di antara mereka sendiri tak terhindarkan.  

    “Nisa, argumen ini terlalu sulit dipahami,” protes Reyhan suatu malam.  

    “Itu karena kamu belum membaca data pendukungnya,” balas Nisa dengan nada kesal.  

    Namun, di bawah bimbingan Ustadzah Nur, mereka belajar untuk saling mendengarkan dan memperbaiki kekurangan. Semakin hari, kekompakan mereka semakin terjalin erat.  

     

    Hari Lomba yang Menegangkan

    Tibalah hari yang dinanti-nanti. Mereka berangkat pagi-pagi sekali dengan bus pesantren menuju aula besar di pusat kabupaten. Di sepanjang perjalanan, Reyhan terus melatih intonasi, sementara Fajar sibuk membaca catatan, dan Nisa memeriksa ulang susunan argumen.  

     

    Saat tiba di lokasi, aula sudah dipenuhi oleh peserta dari berbagai sekolah dan pesantren. Mereka semua tampak siap dengan seragam yang rapi dan wajah penuh percaya diri.  

     

    Babak pertama berlangsung sengit. Kelompok Nurul Fikri mendapat posisi kontra untuk mosi “Pemuda Sebagai Penggerak Utama Revolusi Hijau”. Dengan tenang, Reyhan membuka argumen mereka.  

    “Memang benar bahwa pemuda memiliki semangat yang besar, namun tanpa dukungan kebijakan yang kuat, semangat itu hanya akan menjadi api kecil di tengah badai.”  

    Nisa kemudian melanjutkan dengan argumen yang sistematis, didukung oleh data dari laporan PBB yang Fajar temukan. Mereka berhasil menangkis serangan dari lawan dengan elegan.  

     

    Babak Final yang Penuh Emosi 

    Setelah melewati beberapa babak, Kelompok Nurul Fikri akhirnya masuk ke final. Lawan mereka kali ini adalah tim dari sekolah unggulan di kota kabupaten. Mosi yang diusung adalah “Teknologi Sebagai Solusi Utama Menghadapi Perubahan Iklim.”  

    Di babak ini, tekanan terasa lebih berat. Tim lawan memberikan argumen yang sangat kuat, dan beberapa kali Reyhan terlihat gugup. Namun, Nisa dengan sigap memberikan catatan kecil kepadanya, membantu Farhan kembali fokus.  

    Ketika giliran penutup, Reyhan berdiri dengan percaya diri. “Teknologi memang penting, tetapi tanpa perubahan perilaku manusia, teknologi hanyalah alat tanpa jiwa. Kita semua harus menjadi bagian dari solusi, bukan sekadar pengguna.”  

    Sorakan dari penonton menggelegar, termasuk dari teman-teman pesantren mereka yang hadir mendukung.  

     

    Pengumuman Pemenang

    Setelah penjurian yang cukup lama, akhirnya tibalah saat yang ditunggu-tunggu.  

    “Juara kedua diraih oleh… Kelompok Nurul Fikri dari Pesantren Al Muttaqin!”  

    Mereka melompat kegirangan. Meski bukan juara pertama, mereka merasa bangga karena telah memberikan yang terbaik.  

    “Ini bukan akhir, tapi awal dari perjalanan kita,” kata Nisa dengan mata berbinar.  

    Sepulangnya ke pesantren, mereka disambut dengan tepuk tangan meriah dari seluruh santri. Ustazah Nur pun berkata, “Kalian telah membawa nama pesantren kita ke tingkat yang lebih tinggi. Insya Allah, tahun depan kita rebut juara satu!”  

    Dan, begitulah, Kelompok Fajar belajar bahwa kemenangan sejati adalah perjalanan itu sendiri, perjalanan belajar, berjuang, dan tumbuh bersama. 

     

     

    Kreator : Safitri Pramei Hastuti

    Bagikan ke

    Comment Closed: Perjuangan Kelompok Nurul Fikri: Persiapan dan Lomba Debat di Tingkat Kabupaten

    Sorry, comment are closed for this post.

    Popular News

    • Part 15: Warung Kopi Klotok  Sesampainya di tempat tujuan, Rama mencari tempat ternyaman untuk parkir. Bude langsung mengajak Rani dan Rama segera masuk ke warung Kopi Klotok. Rama sudah reservasi tempat terlebih dahulu karena tempat ini selalu banyak pengunjung dan saling berebut tempat yang ternyaman dan posisi view yang pas bagi pengunjung. Bude langsung memesan […]

      Okt 01, 2024
    • Part 16 : Alun – Alun  Kidul Keesokan paginya seperti biasa Bude sudah bangun dan melaksanakan ibadah sholat subuh. Begitupun dengan Rani yang juga melaksanakan sholat subuh. Rani langsung ke dapur setelah menunaikan ibadah sholat subuh. Tidak lama disusul oleh Bude dan langsung mengambil bahan masakan serta mengiris bahan untuk memasak. Rani dan Bude sangat […]

      Okt 16, 2024
    • Part 14: Kopi Klotok Pagi hari yang cerah, secerah hati Rani dan semangat yang tinggi menyambut keseruan hari ini. Ia bersenandung dan tersenyum sambil mengiris bahan untuk membuat nasi goreng. Tante, yang berada di dekat Rani, ikut tersenyum melihat Rani yang bersenandung dengan bahagia. “Rani, kamu ada rasa tidak sama Rama? Awas, ya. Jangan suka […]

      Sep 18, 2024
    • Part 13 : Candi Borobudur Keesokan harinya Rama sibuk mencari handphone yang biasa membangunkannya untuk berolahraga disaat Rama berada di Jogja. Rama tersenyum dan semangat untuk bangun, membersihkan diri dan segera membereskan kamarnya. Tidak lupa Rama juga menggunakan pakaian yang Rapih untuk menemui Rani hari ini. Sementara Rani seperti biasa masih bermalas-malasan di dalam kamarnya […]

      Sep 07, 2024
    • Part 12 : Cemburu Rama langsung memukul Jaka saat Jaka baru saja masuk ke ruang kerjanya Rama. Jaka yang meringis bukannya marah namun malah tersenyum terhadap Rama karena Jaka tahu bahwa Rama lagi cemburu terhadapnya. Rama males menjawab salam dari Jaka namun sebagai orang yang punya adab Rama harus menjawab salam dari Jaka dengan sopan. […]

      Sep 05, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021