Kakek Tua
Senja merangkak gelap
Kawanan burung berarak menuju sarang
Kakek tua termenung membisu
Menatap deru mesin memburu waktu
Bukan tiada rindu kembali pulang
Menepis lapar dan dahaga
Demi buah tangan kebahagiaan
Sebungkus nasi dan rupiah halal
Hari ini, seperti kemarin
Tidak satu pun mata tertarik membeli
Jikalau tangan dermawan datang menyapa
Gembira hatinya, penuh syukur, ia ucapkan
Langit semakin menghitam
Kakek tua hanya bergumam
Mimpi terindah, ditelan bagaskara kehidupan
Hatinya hampa, sadrah pada Yang Maha Kuasa.
Catatan Pelepas Rindu
Senja merenung dirundung duka mendalam
Berselimut perlahan dalam kegelapan
Berharap layar kelambu menjadi peneduh
Hiasan kerlip mata sang bintang kejora
Angin datang membawa kesejukan
Berbisik lembut penuh kedamaian
Berhias sabita malam
Rembulan tersipu malu di balik awan
Desah dara penuh kerisauan
Berharap sampai di ujung penantian
Lirih memanggil sang kekasih
Nada sumbang ditelan malam sunyi
Pujaan hati pergi meninggalkan luka
Kemana sang gadis membawa lara?
Senandung malam tiada membawa senyuman
Selimut kegelapan tak dapat menenangkan jiwa.
Ceria Bocah Cilik
Ketika ceria tak lagi milik kami
Hanya tatapan kosong memandang
Lapangan hijau tanpa sorak-sorai kegembiraan
Ketika ceria tak lagi milik kami
Sekolah, tempat kami bersuka ria, belajar, dan bermain
Bersama kawan-kawan
Tertutup rapat, berhiaskan gambar mengerikan!
Ketika ceria tak lagi milik kami
Orang dewasa selalu marah
Virus kecil itu menempel di tubuh kami
Penutup mulut ini membuat kami sesak!
Kami hanya kumpulan bocah
Senang melompat, meloncat, berkejaran hingga menjelang senja
Kami hanya kumpulan bocah
Yang merindukan dunia bersama kawan tanpa saling berjauhan.
Ocehan Sana dan Sini
Di mana letak kesalahan?
Terasing di dunia tanpa nama
Mengapa bermanis mulut di depan wajah?
Sedangkan punggung menyimpan kebencian
Siapa dalang yang menggoncangkan pulau dan lautan?
Menciptakan gemuruh ombak tiada berkesudahan
Mengikis karang-karang kepercayaan
Menggoyahkan keyakinan akan persahabatan
Masihkah ada harapan tanpa kepalsuan?
Tak bisakah kejujuran menjadi kekuatan?
Bukan berdebat dengan sang penguasa
Tentulah diam tiada berkuasa
Berhentilah bersembunyi dalam kekuasaan
Mengaumlah seperti singa!
Jangan mengeong di belakang beringin
Hadapi dengan keberanian seorang diri.
Romansa Kekasih
Izinkan ku nikmati indahnya matamu
Merasakan manisnya senyumanmu
Kau yang membuat degup jantungku
Berirama tak menentu
Tuhan, bagaimana bisa?
Engkau ciptakan insan begitu rupawan
Terpanah hati terkurung kerinduan
Merajut kasih berdansa di negeri awan
Masihkah kau tanyakan kesetiaan?
Hangatnya dunia saat bersamamu
Damai rinai bernyanyi syahdu
Melangkah bersama hingga usia senja
Bukan sekedar romansa biasa
Ini adalah kisah kau dan aku
Sepasang kekasih dimabuk asmara
Tebarkan warna cinta kasih sepanjang waktu
SEPEDA TUA PENJUAL TAHU GEJROT
Sepenggal kisah kehidupan
Di antara deru mesin bersahutan
Melewati ribuan mata memandang
Langkah hening memecah kebisingan
Sepeda tua membisu
Tuan tiada sanggup mengayuh
Lelah menempuh tujuan tak menentu
Dalam nafas memburu
Pria berbadan tegap mencerca
Pensiunkan saja sepedamu, Pak Tua!
Lelaki berbaju lusuh melebarkan senyumannya
Tubuhku memang renta
Tapi aku tidak sepertimu, Anak Muda!
Bersembunyi di balik ketiak orang tua
Memeras keringat jerih payah mereka
Sedari kecil raga pak tua ditempa
Melawan kerasnya kehidupan
Menghidupi keluarga yang kelaparan
melepaskan belenggu kemiskinan
Sepeda tua tiada lagi terdengar
Tidak ada yang tahu, dimana tuan berada?
Hanyalah jejak rasa
Tertinggal dalam kerinduan
Kreator : Diah Anggraeni
Comment Closed: Sajak Berkisah (Bagian 2)
Sorry, comment are closed for this post.